Mohon tunggu...
Noviane Fadilah Samitra
Noviane Fadilah Samitra Mohon Tunggu... Akuntan - Accounting Student

Someone will be special with their ways

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kepemimpinan yang Sukses di Era Masa Kini

20 September 2021   08:15 Diperbarui: 20 September 2021   09:34 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak pemimpin yang sejatinya bekerja di belakang layar dan seringkali dimulai dari hal yang kecil. Banyak peluang untuk menjadi pemimpin di sekitar kita yang memberikan pengaruh dan perubahan menuju tujuan atau hasil yang diinginkan. Pemimpin memiliki peran penting dan berbeda dari pekerjaan lainnya. Seseorang yang bukan pemimpin, dituntut untuk menjadi ahli di satu bidang seperti auditor, teknisi, designer, dan lain sebagainya. Akan tetapi, apabila sudah memegang peran penting sebagai pemimpin, segalanya akan berubah.

Pemimpin yang efektif memiliki kekuasan untuk meningkatkan kemampuan semua pihak yang terlibat dalam organisasi dan berkomitmen. Dibandingkan sebagai pemimpin yang pengendali, pemimpin harus menjadi fasilitator yang mampu membantu semua pihak untuk melakukan kinerja yang terbaik dengan meminimalisir hambatan dalam bekerja, mendapatkan apa yang mereka butuhkan, memberikan kesempatan untuk belajar, memberikan dukungan dan feedback yang membangun.

Pemimpin yang sukses mampu membentuk kerja sama tim yang baik dan berkolaborasi untuk menyebarkan pengetahuan dan informasi seluruh organisasi. Pemimpin yang sukses tidak hanya berfokus pada pihak internal saja tetapi pihak eksternal juga, seperti pemasok, pelanggan, pemerintah, dan organisasi lainnya. Pemimpin perlu mengembangkan pola pikir yang kolaboratif dengan semua orang dan mampu menciptakan lingkungan kerja sama tim dan masyarakat yang mendorong untuk berkolaborasi.

Kepemimpinan bergantung pada sejumlah kualitas pribadi yang sulit dilihat tetapi sangat kuat seperti keberanian, integritas, antusiasme, dan kerendahan hati. Kepemimpinan yang baik muncul dari rasa kepedulian yang tulus terhadap pekerjaan dan orang lain.

Para pemimpin harus mampu mendengarkan dan memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan semua pihak dalam organisasi. Sejatinya, pemimpin cenderung memiliki pikiran terbuka yang menyambut ide-ide baru daripada pikiran tertutup yang mengkritik ide-ide baru guna tercapainya tujuan organisasi.

Seorang pemimpin harus memberikan hasil kerja. Namun, hasil pekerjaan tersebut bergantung pada orang lain, bukan pemimpin itu sendiri. Hasil merupakan aspek penting yang di dapatkan dari orang-orang, proses, dan budaya yang tepat.

Armand menuturkan bahwa pemimpin harus mencerminkan visi serta nilai-nilai organisasi. Visi dan misi tersebut dalam bentuk tertulis tidak akan ada artinya jika tidak diterapkan dalam budaya organisasi yang secara konsisten menjadi dasar aksi dan karakter sehari-hari.

Untuk memhami kepemimpinan seperti yang dilihat dan dipraktikan saat ini, penting untuk menyadari bahwa konsep kepemimpinan telah berubah dari waktu ke waktu. Menurut Armand, teori kepemimpinan zaman dahulu adalah gaya kepemimpinan linear, di mana hubungan hanya seperti “majikan” dengan bawahan. Dengan gaya kepemimpinan tersebut, bawahan hanya melakukan pekerjaan jika sudah mendapatkan perintah.

Di masa saat ini, gaya kepemimpinan linear tidak bisa dilakukan lagi karena saat ini semua pihak yang teribat dalam organisasi harus berjalan bersama. Hal tersebut muncul karena adanya perubahan, perkembangan, teknologi, dan inovasi digital yang bergerak semakin cepat.

Hal yang membedakan pemimpin zaman dahulu dengan pemimpin zaman sekarang adalah mindset. Pemimpin zaman dahulu cenderung memiliki fixed mindset, sementara pemimpin zaman sekarang memiliki growth mindset. Pemimpin zaman dahulu akan menganggap bahwa skill seseorang akan selalu tetap di tingkatan yang sama sedangkan pemimpin zaman sekarang menganggap bahwa skill seseorang selalu bisa ditingkatkan asalkan mereka mau untuk belajar dan berkembang.

Dengan gaya kepempinan fixed mindset akan menyebabkan si pemimpin menjadi memiliki ketidakmampuan dalam mengambil tanggung jawab dalam jumlah yang tepat, gemar mencari alasan, bahkan menjatuhkan orang lain. Hal tersebut berbeda dengan gaya kepemimpinan growth mindset yang akan menerima segala masukan karena menganggap bahwa masukan tersebut akan sangat bermanfaat bagi kebaikan organisasi di masa yang akan datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun