Padahal, potensi wisata ini tidak hanya dapat mendongkrak perekonomian warga sekitar, tetapi juga memperkenalkan kekayaan lokal seperti kopi yang tumbuh di kawasan Malabar.
Banyak wisatawan yang awalnya hanya datang untuk menikmati suasana alam dan kafe, namun setelah dijelaskan mengenai sejarah Stasiun Radio Malabar, mereka baru menyadari nilai sejarah yang tersimpan di baliknya. Acara dari kementerian, TNI, dan instansi lainnya pun sesekali digelar di lokasi ini.
Sayangnya, dari sisi literasi sejarah, masih terdapat kekurangan sumber yang valid. Banyak arsip penting tentang Stasiun Radio Malabar yang kini berada di Belanda, sehingga informasi lengkap tentang sejarahnya belum sepenuhnya tergali.
Ironisnya, beberapa turis Belanda justru diketahui lebih mengenal sejarah Malabar dibanding masyarakat lokal, karena mereka memiliki akses pada arsip-arsip tersebut di negaranya.
Penting bagi pemerintah dan instansi terkait untuk segera mengambil langkah konkret dalam pelestarian dan pengembangan wisata sejarah ini, agar tidak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga sumber pengetahuan dan kebanggaan nasional.
Sejarah Kolam Cinta peninggalan Hindia Belanda
Kolam Cinta di Gunung Puntang memiliki kaitan dengan Stasiun Radio Malabar yang terletak di kawasan yang sama.
Stasiun ini, yang dibangun pada 1923, merupakan salah satu pusat komunikasi penting pada masa penjajahan Belanda, sementara Kolam Cinta dikenal dengan mitosnya yang dapat membawa hubungan langgeng bagi pasangan yang berkunjung.
Keduanya berada di lokasi yang dikelilingi hutan pinus dan pemandangan alam yang sejuk.
Kolam Cinta, yang dulunya digunakan oleh noni Belanda, dan Stasiun Radio Malabar, yang berperan dalam komunikasi dan propaganda pada masa penjajahan, kini menjadi destinasi wisata yang menggabungkan keindahan alam dan sejarah.