Kini, sisa-sisa bangunan Stasiun Radio Malabar masih dapat ditemukan di kawasan Gunung Puntang. Meski sebagian besar bangunan telah hancur, beberapa struktur seperti kolam depan stasiun masih bertahan.
Lokasi ini kini menjadi objek wisata sejarah dan alam, lengkap dengan hutan pinus, air terjun, sungai, dan fasilitas seperti kafe untuk para pengunjung.
Stasiun Radio Malabar di Gunung Puntang kini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang menarik perhatian wisatawan dari berbagai kalangan.Â
Menurut Tatang Setiana, salah satu karyawan di lokasi wisata ini, pengunjung yang datang sangat beragam, mulai dari lansia, anak muda, keluarga, hingga turis asing, terutama dari Belanda.
Banyak dari wisatawan mancanegara tersebut datang untuk melakukan napak tilas, dan keunikan sejarah yang dimiliki Malabar juga ikut menarik minat turis asing lainnya.
Tantangan Pengelolaan dan Harapan terhadap Pemerintah
Namun, tantangan terbesar yang dihadapi pengelola adalah persepsi sebagian pengunjung yang menganggap harga tiket masuk masih terlalu mahal.
Hal ini menjadi hambatan tersendiri dalam pengembangan pariwisata di kawasan tersebut.
Tatang berharap pemerintah, khususnya Dinas Pariwisata, lebih memberikan perhatian pada pengelolaan wisata Stasiun Radio Malabar. Ia menyarankan adanya kerja sama antara berbagai pihak seperti pemerintah pusat, Perhutani selaku pemilik lahan, investor, dan masyarakat sekitar agar pengelolaan wisata dapat berjalan lebih baik dan saling menguntungkan.
Pentingnya Pelestarian dan Literasi Sejarah
Meskipun Stasiun Radio Malabar telah masuk daftar resmi sebagai warisan sejarah, hingga kini belum ada tindak lanjut yang jelas dari pemerintah sejak tahun 2022.