Mohon tunggu...
Novia Elga
Novia Elga Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Call Me Novia. Sedang menjelajahi dunia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indonesia Akan "Hancur"?

3 Juli 2019   15:38 Diperbarui: 3 Juli 2019   15:50 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
flickr.com/photos/104532494@N02

Bayangkan jika anak SD atau SMP dibiarkan terus-terusan membuat story WhatsApp yang dipenuhi dengan kalimat-kalimat galau nggak karuan, profil WhatsApp-nya sudah bergandengan tangan, pelukan, atau adegan mesra yang sering ditayangkan di TV kesukaannya. Dampaknya adalah peristiwa seperti ini menjadi hal yang sudah biasa, diabaikan, sehingga anak akan bertindak lebih lagi untuk mencari perhatian. Jangan sampai hal ini terjadi.

Lalu apa yang harus kita lakukan ? 

1. Menjadilah orang yang bijak

Sebagai manusia yang masih ingin Indonesia tetap utuh hingga kapanpun, kita harus bijak untuk mengarahkan mereka. Perlahan namun pasti karena semuanya butuh proses. Cobalah menasehati mereka lewat pendekatan personal. Mungkin jika itu saudara kita sendiri, kita sering-sering mengajak mereka ke toko buku untuk mengalihkan perhatiannya dari gadget, mengajak ke taman atau wisata edukasi, mengenalkan dengan permainan tradisional yang seru, mengajak bermain ke rumah saudara. Atau dengan hal yang sederhana saja, coba membuat mereka nyaman dengan bercanda bersama keluarga di depan TV. Ciptakan lingkungan yang positif untuk mereka. Sebagai orang yang bijak, bisa kan kita memberikan kebermanfaatan untuk sesama ? Bisa dong.

2. Biasakan dengan hal positif

Pembiasaan itu perlu. Bahkan kebanyakan orang sukses pasti memiliki kebiasaan yang unik dalam kehidupannya, tentunya kebiasaan yang positif ya. Misalnya dia dibiasakan oleh orang tuanya untuk rajin menabung. Kita bisa menerapkan hal ini kepada anak atau saudara kita. Jadi, uang tidak hanya untuk membeli paketan internet terus. Sesekali belikan dia celengan (tempat uang) yang menarik dan lucu agar mereka tertarik untuk menabung. Berikan mereka iming-iming atau rewards jika kebiasaan itu dapat dilaksanakan. 

Adapula yang dibiasakan untuk membaca, misalnya saja setiap weekend kita mengajak mereka untuk pergi ke perpustakaan yang ada di taman, atau mungkin membuat perpustakaan mini di rumah. Tidak perlu yang mewah, tapi yang menarik agar mereka tidak bosan dengan kebiasaan ini. Saya pernah membaca buku yang membahas tentang dampak besar membaca buku. 

Jadi, orang tuanya memiliki kebiasaan unik yaitu pencarian harta karun di rumah. Harta karun itu diberikan saat sabtu atau minggu untuk anak-anaknya. Tentunya harta karun tersebut adalah versi mereka agar menarik untuk sang anak. Dapat berubah tiket ke wisata, dapat berubah buku mewarnai, novel, atau mungkin makanan kesukaan. Menarik kan ?

3. Saling berkontribusi

Mari kita semua saling berkontribusi untuk menjauhkan Indonesia dari kehancurannya. Mari kita kembalikan bibit-bibit unggul Indonesia ke arah yang lebih baik. Mari tebarkan segala hal yang positif di sekitar kita. Jika pembaca berprofesi menjadi guru, lakukan pekerjaan itu dengan sungguh-sungguh. Menciptakan inovasi pembelajaran, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, berusaha melakukan pembiasaan yang positif untuk peserta didiknya, lakukan segala hal yang bisa anda lakukan selagi itu baik. 

Jika pembaca menjadi ibu rumah tangga, lakukan pekerjaan mulia itu dengan sebaik-baiknya. Menemani anak belajar, menasehati dengan kelembutan, membiasakan mereka dengan hal positif, dan segala hal yang berdampak positif bagi anak. Bahkan jika pembaca masih belum memiliki pekerjaan, maka lakukanlah perubahan mulai sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun