Mohon tunggu...
Novia Ayu Pratiwi
Novia Ayu Pratiwi Mohon Tunggu... -

Cinta Damai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Motivator Wanita Terbaik Ainy Fauziyah Yang Sangat Menginspirasi

2 Juli 2014   21:19 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:47 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ainy Fauziyah, awalnya saya tidak mengenal beliau, jangankan mengenal beliau namanya saja masih terdengar asing ditelinga saya. Awal pertemuan saya dengan motivator luar biasa ini saat perusahaan tempat saya bekerja mengundang beliau untuk menjadi pembicara diacara seminar kami. Saat itu, respon saya datar saja mendengar nama beliau, Ainy Fauziyah. Sampai ketika saya mendengarkan apa yang beliau “ceritakan” dalam seminar. Saya mulai mengagumi sosok Ainy Fauziyah. Beliau membuat seluruh hati saya dipenuhi lagi oleh impian, impian yang selama ini tertidur pulas dan saya kunci rapat-rapat dalam hati.Pulang dari seminar, saya langsung mengklik “Ainy Fauziyah” di embah google. Siapa Ainy Fauziyah? Apa yang dilakukan Ainy Fauziyah? Semua hal tentang Ainy Fauziyah. Perlahan ada perasaan kagum yang membuat saya selalu penasaran dengan sosok Ainy Fauziyah.

”Ainy Lahir di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Lulusan ITN Malang ini pernah berkarier di BUMN, Perum Perumnas selama 9 tahun”. Pasti Anda bisa membayangkan karier seperti apa yang telah dirintis lebih dari satu windu itu, pastinya karier yang bersinar. “Namun Mei 2005, Sarjana Master of Urban Management dari Canberra University Australia ini mengundurkan diri dari Perum Perumnas”. Sangat disayangkan bukan? Namun tidak bagi Ainy Fauziyah, beliau memilih meninggalkan karier yang bersinar itu dan bergabung dengan OXFAM Great Britain sebuah organisasi kemanusiaan dari Inggris yang membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi akibat bencana tsunami di Aceh. Tentu Anda ingat dengan duka Aceh, duka Indonesia dipenghujung tahun 2004 itu. Duka Aceh telah menyentuh hati terdalam seorang Ainy Fauziyah, itu yang menjadi titik balik dari seorang Ainy Fauziyah, titik balik dimana beliau memutuskan untuk mengejar impian mulianya sebagai seorang motivator wanita. Ini yang membuat saya juga bersinar-sinar saat menceritakan tentang beliau, tentang Ainy Fauziyah.
Selama menjalani kariernya sebagai motivator wanita, Beliau banyak mendapatkan penghargaan. Beberapa diantarnya SheCan! Awards 2011 oleh Tupperware Indonesia sebagai salah satu dari 52 wanita inspiratif di Indonesia dengan melakukan 3 hal (Enlighten, Educate, Empower). Beliau juga terpilih sebagai satu dari 100 perempuan terinspiratif Indonesia 2011 oleh majalah kartini.

“Dahsyatnya Kemauan”, buku milik Ainy Fauziyah. Buku ini saya lahap halaman demi halaman, saya maknai setiap kata sederhana dari seorang Ainy Fauziyah. Kata sederhana yang membuat saya menggilai lagi impian saya, menyadarkan begitu dahsyatnya kemauan saat kita membiarkannya tetap membara pada setiap inci perjalanan dalam mencapai impian-impian kita, bukan tidak mungkin semuanya akan tercapai. Kabar yang menggembirakan lagi, menambah satu lagi daftar kekaguman saya terhadap seorang Ainy adalah 100% royalti dari buku ini disumbangkan untuk anak yatim dan dhuafa, untuk biaya pendidikan anak-anak yang kurang mampu, untuk para mutiara bangsa kita.
Luar biasa, membuat mata saya berkaca-kaca saat menulis artikel ini. Bagaimana tidak, kita semua tahu betul negara tercinta kita seperti apa, negara berkembang yang mayoritasnya adalah penduduk kurang mampu, jangankan untuk bersekolah, untuk makan saja susah.
Hidup Ibu Ainy !

Ainy Fauziyah, motivator yang sangat inspiratif, motivator terbaik wanita Indonesia yang telah menginspirasi saya, membuat saya menjadi “lebih hidup”, membuat saya mencintai tantangan, membuat saya mengagumi tiap proses kehidupan. Membuat saya ingin menjadi seseorang yang dapat bermanfaat bagi orang banyak, bisa membuat orang lain bahagia dengan kehadiran saya.
Terimakasih Ainy Fauziyah, Ibu telah menyentuh hati terdalam saya..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun