Mohon tunggu...
Novia SoviantiDewi
Novia SoviantiDewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mendengar musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pendidikan Keluarga untuk Perkembangan Anak

30 Desember 2022   07:35 Diperbarui: 30 Desember 2022   07:49 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada era pandemi covid-19 ini, membuat masyarakat tidak dapat lepas dari sebuah teknologi. Perkembangan teknologi menjadi wadah keterbukaan informasi yang begitu luas. Banyak informasi  tersebar terutama pada lini media sosial. Media sosial tidak hanya menarik dikalangan orang dewasa tetapi dikalangan anak-anak juga, dan itu memunculkan permasalahan yang terkait dengan proses belajar dan perkembangan pada anak. Dalam media sosial, anak-anak bisa dengan mudah menerima dan belajar  secara mentah-mentah dari informasi yang beredar di media sosial.  Sering kali dijumpai fenomena perilaku negative anak pada kehidupan sehari-hari, seperti berbicara kurang sopan, melakukan kekerasan, bahkan sampai melakukan bullying. Penyebab mengapa anak dapat berprilaku seperti itu karena kurangnya perhatian dan pengajaran dari orang tua atau orang dewasa di lingkungan keluarga.

Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa, sehingga mereka harus mendapatkan perhatian dan pengajaran yang serius, sebab seorang anak akan tumbuh dengan baik jika ia memperoleh pendidikan secara menyeluruh agar bisa menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat, agama, bangsa, dan negara. Sehingga, makna pendidikan tidaklah semata-mata hanya menyekolahkan anak ke sekolah untuk membina ilmu pengetahuan, namun bisa lebih luas daripada itu.

Lingkungan keluarga menjadi lingkungan pertama pendidikan pada seorang anak. Apa yang didengar  dan dilihat oleh mereka akan selalu  ditirunya  tanpa pertimbangan  baik atau buruknya. Disini lah pentingnya pendidikan keluarga yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya. Menurut Selo Soemarjan, keluarga adalah sebagai kelompok inti, sebab keluarga adalah masyarakat  pendidikan pertama dan bersifat alamiah. Keluarga juga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak. Ketika orang tua melakukan sesuatu, anak-anak akan mengikuti orang tua mereka. Oleh karena itu, lingkungan keluarga sangatlah berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak terutama perkembangan sosio-emosinya. Orang tua juga memiliki  peran  yang  sangat  besar  dalam  membentuk karakter dan moral anak. Bagaimana cara orang  tua mendidik  anak-anaknya  akan  sangat berpengaruh terhadap karakter sang anak. Dan apa yang  disampaikan dan diajarkan  orang  tuanya  semenjak  anak  masih  kecil,  itulah yang akan membentuk kepribadian nya di masa  yang  akan  datang.

Pendidikan dalam keluarga akan membimbing anak dalam kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional, seperti di didik untuk berpikir kritis dengan cara selalu berdialog kepada anak untuk memecahkan masalah dan anak di didik untuk selalu bisa menghargai dan menghormati orang lain seperti dengan memberitahu sang anak untuk tidak memotong pembicaraan orang yang sedang berbicara dengannya. Tujuan dari pendidikan dalam keluarga adalah menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam diri seorang anak sedari kecil. Dalam hal ini tujuan tersebut dapat terbagi dalam tiga aspek utama, yaitu:

Aspek pribadi

Pendidikan itu sendiri mengajarkan kepada anak agar kedepannya menjadi pribadi yang bertanggung jawab, dalam artian anak kelak mampu menjadi individu yang dapat menjaga nama keluarga dan membanggakan bagi kedua orang tuanya.

Aspek moral

Pendidikan keluarga penting untuk memberikan bekal moral bagi anak. Pendidikan moral dalam keluarga tidak hanya berisi penyampaian mengenai apa yang salah. Karena anak pasti juga akan melihat tingkah laku orang tuanya.

Aspek sosial

Tujuan yang ingin dicapai oleh aspek ini adalah menciptakan generasi yang berguna tidak hanya bagi dirinya sendiri, namun juga bagi lingkup sosial yang lebih besar. Sejak dini anak telah ditanamkan nilai-nilai luhur agar mampu menjadi pribadi yang baik kedepannya. Bekal yang ditanamkan oleh orang tua bertujuan agar anak memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya.

Pendidikan keluarga dapat dilakukan dengan cara seperti, anak laki-laki bersama dengan ayahnya mencuci sepeda motor, memperbaiki sesuatu di rumah. Anak putri membantu ibu memasak, mengatur tempat tidur, menyapu dan sebagainya. Fenomena kehidupan tersebut dapat dilihat sebagai suatu proses kegiatan mendidik. Di sini terjadi usaha ayah atau ibu untuk membawa anaknya ke dalam lingkungan dan suasana yang memberikan nilai pendidikan. Hal semacam ini, sesungguhnya adalah praktek langsung dari upaya menjadikan setiap kegiatan sehari-hari baik didalam lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan masyarakat mempunyai nilai pendidikan dan keterampilan yang nantinya sebagai bekal kehidupan selanjutnya.

Metode pembelajaran dalam pendidikan keluarga bisa bermacam-macam, namun sebagian besar akan berupa metode-metode belajar yang mengarah pada pemberian pengalaman dan keterlibatan langsung pada diri anak-anak sebagai pelajar. Sebab  hal tersebut bisa dengan mudah diterapkan atau ditiru oleh sang anak.

Menurut  Undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 Tahun 2003, Bab I Pasal 1 ayat 13, menyebutkan bahwa "pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan." Selanjutnya dalam pasal 27 ayat 1, mempertegas bahwa "kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri". Berdasarkan Undang-undang di atas, secara konstitusional keberadaan jalur pendidikan secara informal atau disebut juga dengan jalur pendidikan di dalam keluarga menjadi kekuatan hukum yang legal formal. Secara akhlak kewarganegaraan sudah seharusnya dilaksanakan oleh semua orang tua. Apalagi ketentuan-ketentuan secara teknis operasionalisasi memiliki ketetapan yuridis formal. Namun dalam prakteknya, pendidikan keluarga di Indonesia ternyata masih belum sepenuhnya dilaksanakan/terapkan oleh para orang tua yang memiliki anak-anak dirumah.

Masih banyak faktor yang menyebabkan pendidikan dalam keluarga belum optimal/belum sepenuhnya dipraktekan dalam kehidupan keseharian (Jailan, S. M., 2017). Oleh karena itu, untuk kita harus membangun kesadaran mengenai pentingnya pendidikan keluarga dengan meningkatkan pengetahuan mengenai pendidikan keluarga. Selain itu perlu memahami apa yang menjadi hak dan kewajiban masing-masing antara orang tua dan anak, meningkatkan keterbukaan satu sama lain, menjaga komunikasi, dan senantiasa mengamati setiap perkembangan karakter sang anak.

Daftar Pustaka

Sangkot, N. 2019. Pendidikan Lingkungan Keluarga. Tazkiya: Jurnal Pendidikan Islam. Vol.8 No.1, ISSN 2086-4191. Di akses dalam http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tazkiya/article/view/457/402  20/11/2022

Aida Arini, dan Shobihus Surur. 2019. PENDIDIKAN KELUARGA (ANALISIS PENDIDIKAN KELUARGA DALAM MUATAN DO'A IBRAHIM A.S). EL-Islam Vol. 1 No. 1. Di akses dalam http://ejournal.unhasy.ac.id/index.php/el-islam/article/view/759/612 20/11/2022

Annisa. R.W., Farah. S., Alifia. F. E, Rakhma. K., dan Sahva. M. N. 2021. Pengaruh Pendidikan Etika Siber pada Anak Usia Usia Dini dalam Keluarga. Journal of Education and Technology  1(1): 43-4. Di akses dalam http://jurnalilmiah.org/journal/index.php/jet/article/view/39/34 20/11/2022

St. Rahmah. 2016. Peran Keluarga Dalam Pendidikan Akhlak. Alhiwar Jurnal Ilmu dan Teknik Dakwah Vol. 04 No. 07. Diakses dalam https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/alhiwar/article/view/1213 20/11/2022

Jailan, S. M. 2017. TEORI PENDIDIKAN KELUARGA DAN TANGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. Diakses dalam https://media.neliti.com/media/publications/publications/56713-ID-teori-pendidikan-keluarga-dan-tangung-ja.pdf 20/11/2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun