Mohon tunggu...
Novia Kartika
Novia Kartika Mohon Tunggu... Freelancer - Stay Healty and Positive

Halo, saya Novia seorang mental health enthusiast, saya hobi menulis seputaran gaya hidup, kesehatan mental, kritikan sosial dan pendidikan. Visi saya adalah mengedukasi dan memberi pengetahuan pada oranglain mengenai hal-hal yang mungkin tidak bisa didapatkannya secara bebas. Saya adalah orang yang teoritis (sebagian besar orang berkata seperti itu haha) jadi jikalau mungkin artikel saya terkesan bertele-tele mohon maaf sekali, namun saya sangat terbuka dengan kritikan dan sarannya. Salam kenal

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Kekuatan Besar "Positive Self-Affirmation" dan Kunci Kesuksesan

6 Mei 2017   22:55 Diperbarui: 7 Mei 2017   13:15 6161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://slma.typepad.com/.a/6a0147e05adc32970b019b000d531e970b-pi

Pernahkah anda mendengar Stephen Covey? Ya, untuk para penggemar terapi-terapi diri dan motivasi pasti sudah sangat familiar ya. Stephen Covey adalah penulis buku legendaris “The 7 habits of Highly Effective People” salah satu buku self-motivation yang banyak digunakan sebagai rujukan dimana-mana. Namun Bapak Covey ini ternyata memiliki banyak buku menakjubkan lain yang patut anda masukkan referensi buku Self-Help anda. Nah mungkin saya adalah salah seorang yang “beruntung” dapat membeli dan membaca buku aslinya yang “secara tak sengaja” saya temukan di salah satu pameran buku terbesar di Indonesia. Buku ini berjudul “Primary Greatness”.

Tulisan ini tidak akan mengulas buku Stephen Covey yang sangat bagus ini, karena anda harus membacanya sendiri kan. Nah dalam tulisan ini saya akan bahas mengenai satu bab dalam buku Primary Greatness milik Stephen Covey yakni mengenai konsep Self-Affirmation.

Apa itu? Untuk sebagian besar orang istilah Self-Affirmation mungkin masih sangat asing dan tidak familiar, namun dalam dunia Self-Helpdan Self-Therapy sendiri teknik ini cukup dikenal dan digunakan secara luas. Jika diterjemahkan dalam bahasa indonesia Affirmationberarti penguatan/penegasan, dipopulerkan pertama kali oleh seorang Psikolog Perancis Emile Coué pada tahun 1920-an. Lalu sebenarnya apa itu Self-Affirmation?

Adalah suatu Self-Statement(Pernyataan diri) yang terus diulang-ulang dengan maksud untuk meyakinkan individu tersebut bahwa pernyataan dirinya tersebut benar dan mampu meningkatkan Self-Esteemsecara signifikan. Namun Self-Affirmationsendiri tidak semuanya positif, tentu ada yang negatif –tergantung dari individu yang mempersepsi dan menggunakannya-. Khusus yang digunakan dalan Self Help, Self-Therapydan Self-Motivation tentunya yang positif.

Pernah mendengar quotes“Pikiranmu akan mempengaruhi Duniamu”? Ya, Self-Affirmationpun prinsipnya sama persis dengan quotestersebut, dalam hal ini ketika seseorang memikirkan mengenai suatu hal negatif tentang dirinya “Saya pasti tidak akan berhasil” kemudian termanifestasi dalam tindakan sehari-hari maka yang terjadi adalah munculnya penguatan kepercayaan bahwa dia tidak akan berhasil.

Norman Cousins dalam buku Primary Greatness milik Covey diceritakan adalah seorang penulis buku “Anatomy of an Ilness and Human Options” yang mengakui kehebatan dari Positive Self-Affirmationyang membuatnya berhasil bangkit dan kembali normal pasca kecelakaan yang dialaminya ketika liburan ke luar negeri yang hampir merenggutnya hidupnya. Ketika saat itu dokter menvonisnya “Kesempatanmu untuk sembuh secara total hanya 1 berbanding 500”.

Pada awalnya Cousins membiarkan dokter dan pihak rumah sakit melakukan semua prosedur medis –bahkan ada yang sampai berlebihan. Tes medis juga terus dilakukan (menyerahkan semuanya pada mereka). Hingga semua prosedur medis yang ditambah diagnosa dokter yang kurang menyenangkan memberi Cousins pemikiran-pemikiran baru “Jika memang saya adalah bagian dari 1 berbanding 500 tersebut, maka seharusnya saya bisa menjadi lebih baik dari sekedar seorang Passive Observer”

Cousins yang pada dasarnya sudah familiar dengan efek negatif dari emosi negatif pada sistem kimiawi dalam tubuh manusia, mulai berpikir akankah emosi positif akan menghasilkan hasil positif juga? Apakah mungkin bahwa cinta, harapan, kesetiaan, tertawa, percaya diri, dan keinginan untuk hidup memiliki nilai terapis?

Kemudian dari sini dia mulai melakukan berbagai hal positif yang melibatkan sumberdaya medis, dukungan profesional, tertawa dan cinta dari keluarganya. Mulailah dari dia yang keluar dari bilik rumah sakit yang merawatnya selama ini, tinggal dihotel, mempekerjakan seorang perawat dan menonton Film Marx Brothers dan acara komedi. 10 menit dapat tertawa hingga membuat perutnya sakit dia menemukan setelahnya dia dapat tidur dua atau tiga jam tanpa kesakitan untuk pertama kalinya.

Berminggu-minggu berlalu, Norman Cousins mulai menemukan kekuatannya. Dan tahun demi tahun kemudian mobilitasnya mulai meningkat. Cousins percaya pengalamannya ini adalah bukti kekuatan dari keinginannya untuk hidup kembali dan kekuatan imajinasi untuk melepaskan kekuatan yang sangat besar yang sejatinya sudah bersemayam dalam diri masing-masing individu. Tentunya kisah ini sangat menginspirasi kita semua.

Menurut Covey (2015) sendiri Self-Affirmationmemiliki 5 karakteristik yang harus dipenuhi agar memiliki dampak luar biasa untuk diri seseorang.

  • Sifatnya Personal, yang berarti haruslah tertulis sebagai orang pertama / First Person“Saya adalah...” “Saya akan....”
  • Bersifat positif ketimbang negatif, yang berarti memperkuat yang baik dan benar
  • Bersifat Present Tense,maksudnya anda harus sudah melakukan hal itu atau memiliki potensi / kemungkinan akan melakukan itu
  • Bersifat Visual yang artinya anda harus dapat melihatnya secara jelas didalam pikiran anda
  • Dan sifatnya Emosional, artinya anda harus memiliki perasaan yang sangat kuat yang terhubung dengan hal itu

Tentunya sangat wajar jika dalam perjalanan hidup ini anda akan menemui terjal yang membuat anda hampir menyerah dalam berbagai situasi, namun Self Affirmationini pastinya akan mampu memberi anda penguatan pada diri anda sendiri. Nah kira-kira bagaimana cara melatih Positive Self-Affirmation ini ya?

Selain memberikan penjelasan dan kisah Inspiratif  Norman Cousins, tak lupa Pak Covey juga sangatlah apik menuliskan tips-tipsnya untuk membentuk good habitini. Ada 3 cara sederhana yang dapat membantu seseorang menuju proses Self-Affirmationyang positif.

1. Gunakan teknik relaksasi untuk menanamkan penguatan

Penguatan tentunya tidak dapat sepenuhnya di capai secara efektif dengan segala kesibukan seseorang. Pikiran dan Tubuh perlu di turunkan fungsi-fungsinya sejenak. Dengan belajar merelaksasi, kita belajar untuk menurunkan fungsi-fungsinya sejenak. Ketika kita berada dalam keadaan yang sangat rileks, otak kita sangat mudah disugesti. Melalui penguatan visual dan emosional kita dapat menanamkan ide-ide jauh didalam pikiran kita. Ada banyak teknik relaksasi yang bisa kita pilih, silahkan dicari-cari mana yang paling cocok dengan anda.

2. Gunakan sebuah pengulangan untuk memastikan keberhasilan

Jika anda berencana menggunakan Affirmationuntuk menginisiasi perubahan atau menyiapkan diri anda untuk masa depan, hal yang perlu dilakukan adalah anda harus mengalaminya lagi dan lagi. Katakanlah, lihatlah dan rasakanlah. Buat hal itu menjadi bagian dari diri anda. Ingatlah bahwa yang memprogram diri anda ya anda sendiri.

3. Gunakan imajinasi dan visualisasi untuk melihat perubahan

Dalam penguatan (Affirmation)semakin detail yang dapat anda lihat maka semakin anda akan mampu merasakannya seolah anda berada disana. Anda berhak membayangkan warna ruangan kerja anda, merasakan karpet yang terhampar di bawah kaki anda, merasakan tidur diatas sofa yang nyaman di rumah anda sendiri. Kita hidup dalam memori yang terlalu banyak, terlalu sedikit imajinasi –terlalu banyak terpaku pada apa yang sedang terjadi dan telah terjadi, sedikit sekali mengenai apa yang akan terjadi- seolah kita sedang mencoba menyetir kedepan namun dengan melihat melalui kaca mobil yang pandangannya ke belakang (Covey dalam Primary Greatness, 2015)

Sebagai manusia pastinya setiap hari kita hidup dalam rutinitas sosial yang menuntut kita ini-itu. Menguras semua energi bahkan tak jarang mengikis impian dan harapan kita untuk masa depan yang lebih baik. Untuk mendapatkan masa depan yang kita inginkan tentunya akan ada banyak hal yang dikorbankan selain itu usaha yang luar biasa dan doa yang tak kalah luar biasa harus kita panjatkan setiap hari. Self-Affirmationadalah satu dari banyak potensi kekuatan yang tersimpan dalam diri seorang individu dan potensi kekuatan ini bisa kita manfaatkan untuk menunjang berbagai upaya kita mengejar masa depan yang lebih baik tersebut.

Daftar Pustaka

Covey, S. (2015). Primary Greatness : The 12 Levers of Success. New York: Simon & Schuster.

Steele, C. M. (1988). The Psychology of Self-Affirmation: Sustaining the Integrity of the Self. Advance in Experimental Social Psychology Vol. 21 , 261-302.

Williams, R. (2013, Mei 5). Do Self-Affirmations Work? A Revisit. Retrieved Mei 6, 2017, from Pschology Today: https://www.psychologytoday.com/blog/wired-success/201305/do-self-affirmations-work-revisit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun