Generasi Z merupakan generasi yang lahir di era digital. Generasi ini menjadi generasi yang mendominasi penggunaan dan perkembangan teknologi seperti media sosial. Media sosial seperti Facebook, Tiktok, dan Instagram banyak menampilkan gaya hidup mewah dan kekinian yang cenderung diikuti oleh generasi Z. Gaya hidup mewah inilah seolah-olah standar yang harus diikuti agar menyamai orang-orang sekitar.
Di dunia maya tidak hanya menampilkan bagaimana aktivitas konsumsi sehari-hari, tetapi juga menciptakan identitas baru melalui rekayasa simulasi aktivitas pada jenis, merk, dan ragam gaya hidup. Hedonisme ini semakin menjamur dengan berkembangnya banyak E-Commerce yang akan memudahkan sikap konsumtif bagi generasi Z. Misalnya saja tren fashion di dunia maya, sebagian besar generasi Z akan mengikuti tren tersebut dengan berbagai cara. Bahkan terdapat anggapan jika tidak mengikuti tren dianggap “orang kuno”. Sementara itu, perasaan Fear of Missing Out (FoMO) merupakan perasaan cemas hingga takut yang timbul akibat tidak mengikuti aktivitas yang dilakukan orang sekitar, atau dengan kata lain merasa tertinggal baik itu berita, tren, dan sebagainya. Sikap FoMO ini menimbulkan rasa kurang puas serta selalu membandingkan dirinya dengan orang sekitar. Dorongan saling membandingkan ini juga mengindikasikan penyebab gaya hidup hedon.
Perkembangan teknologi yang kian masif memungkinkan perasaan FoMO menjadi lebih tinggi. Dengan mudahnya keluar masuk informasi seperti foto atau video gaya hidup hedon guna mendapatkan penilaian sebagai pribadi yang berkelas. Generasi Z saat ini sangat memerlukan sebuah pengakuan di lingkungan masyarakat bahwa mereka telah mengikuti tren. Perilaku hedon ini juga dikarenakan wawasan generasi Z akan manajemen keuangan serta investasi jangka panjang yang masih kurang sehingga prioritasnya hanya gaya hidup saja. Melihat dari kenyataannya, generasi z lebih mementingkan gaya hidup mewah daripada kebutuhan hidup. Padahal gaya hidup yang mewah tidak menjamin kualitas seseorang. Maka, tidak heran jika terdapat generasi z yang banyak terjerat kasus pinjol (pinjaman online) atau penipuan produk toko online akibat dari gaya hidup yang terlalu dipaksakan serta tidak menyesuaikan pendapatan. Oleh karena itu, hal ini dapat membuktikan bahwa nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila mengalami penurunan seiring berkembangnya zaman.
Sebagai generasi muda, tentunya dapat memanfaatkan waktu, tenaga, serta pikiran yang ada untuk suatu hal yang lebih bermanfaat. Gaya hedon, sikap konsumtif, serta perasaan FoMO sebaiknya segera ditinggalkan. Perkembangan teknologi seperti saat ini justru dapat dimanfaatkan sebagai platform untuk menambah penghasilan. Dari penghasilan tersebut dapat ditabung yang nantinya untuk investasi jangka Panjang. Generasi Z yang telah memasuki usia produktif harus berpikir panjang apa resiko atau dampak jika hanya mengikuti sosial media tanpa memanfaatkannya. Tidak luput pula memberikan rasa adil antara hak dan kewajiban untuk diri sendiri. Oleh sebab itu, perlunya memilih kegiatan mana yang bermanfaat atau yang hanya membuang waktu saja karena pada dasarnya penyesalan datangnya di kemudian hari.
Pancasila sebagai dasar negara merupakan pedoman penting yang harus diimplementasikan oleh semua warga negara, tidak terkecuali oleh generasi Z. Fungsi dari nilai-nilai Pancasila seharusnya juga sebagai filter mana yang harus dilakukan dan yang harus ditinggalkan. Pentingnya penanaman nilai-nilai pancasila bagi setiap individu untuk diajarkan sejak dini. Dengan demikian, individu tersebut mampu merefleksikan pancasila secara kritis analitis dan benar-benar dapat merealisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nyata, yaitu dalam kehidupan bernegara, berbangsa, bermasyarakat secara sadar serta tanpa paksaan dari pihak manapun.
Permasalahan di atas sebenarnya dapat diatasi jika individu tersebut mampu memahami serta mengimplementasikan setiap nilai pancasila terutama sila ke 5. Sila ke 5 pancasila merupakan ajaran luhur agar senantiasa untuk menabung dan tidak boros. Nilai dari sila ke 5 ini juga menekankan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Oleh sebab itu, dibutuhkannya wawasan dan pemikiran yang baik kepada generasi Z untuk mengubah diri dari gaya hidup boros atau konsumtif menuju gaya hidup menabung. Keseimbangan antara hak dan kewajiban ini juga harus ditinjau kembali dan membedakan antara kebutuhan dan keinginan sehingga dapat mengurangi perilaku konsumtif tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI