[caption caption="Cantik Itu Luka, Doc Pribadi Inem"][/caption]
Minggu kedua terinspirasi novel
Sejak ragamu tak lagi menyapa
Sejak itulah jasadku perlahan mengering
Seperti dedaunan yang patuh pada musim kerontang
/
Aku tenggelam dalam telaga sunyi
Yang tiada terukur kedalamannya
Gelisah berkarat menghanyutkanku tanpa ampun
/
Tak hanya jasadku yang mengering
Gerak langkahku pun merapuh
Melemas tiada daya
/
Aku yang merindumu dengan tergugu
Seolah terpasung dalam pergerakan bumi
Yang kurasa melambat
/
Sebentangan langit dan bumi
Raga kita terpisah
Padahal pesta bercinta belum usai
/
Inilah, aku
Pecinta yang murung
Karena kisahku urung restu
Oil City, 10-03-16
Puisi ini bersumber dari novel “Cantik Itu Luka” milik Eka Kurniawan.
Sinopsis.
Kecantikan seorang wanita bagai dua sisi mata uang. Di satu sisi bisa membawa kebahagiaan namun di sisi lainnya bisa menjadi kutukan. Novel Cantik Itu Luka menggambarkan dengan sangat jelas, bahwa kecantikan yang dimiliki Dewi Ayu dan keturunannya pada akhirnya merupa menjadi luka.
Luka yang diwakilkan oleh tokoh-tokohnya, Dewi Ayu, Alamanda, Adinda dan Maya Dewi. Dan seorang gadis yang bernama Si Cantik, gadis yang sangat ironi dengan wajahnya.
Kecantikan tak selamanya membawa kebahagiaan, bahkan di novel ini dengan gamblang di gambarkan bahwa kecantikan bisa menjadi sebuah bencana.
Sebab, cantik itu sesungguhnya sebuah luka.
Karya Ini Diikutsertakan untuk Memeriahkan HUT Perdana Rumpies The Club
[caption caption="doc the rumpies"]