Mohon tunggu...
Noveriani Telaumbanua
Noveriani Telaumbanua Mohon Tunggu... MAHASISWA

Suka obrolan lebih mendalam dari pada basa-basi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari Kos Ke Asrama: Pindah Tempat, Bertemu Ujian Baru

15 Juli 2025   09:12 Diperbarui: 15 Juli 2025   09:12 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seseorang yang bukan sekadar pindah, tapi proses menjadi Dewasa (Sumber: Google)

Pindah tempat tinggal sering kali disambut dengan harapan baru,lingkungan yang lebih baik, suasana yang mendukung, dan tentunya kehidupan yang lebih tertata. Itulah yang saya pikirkan saat memutuskan pindah dari kamar kos kecil ke asrama kampus. Tapi siapa sangka, di balik keputusan itu, saya justru berhadapan dengan ujian yang sama sekali tak terduga.

Dulu di Kos: Sunyi, Tapi Bebas

Tinggal di kos, meski sempit dan jauh dari fasilitas lengkap, itu memberi saya ruang untuk bernafas. Tidak ada aturan jam malam, tidak ada jadwal mandi yang ditentukan, tidak ada suara ramai-ramai ketika saya sedang ingin sendiri. Saya bisa menyendiri ketika ingin menangis, tertawa sekeras mungkin ketika sedang bahagia, bahkan hidup dalam ritme yang saya atur sendiri. Tapi hidup di kos juga menyisakan sepi. Ketika sakit, saya sendirian. Ketika bingung, saya harus menanggung sendiri. Kadang-kadang, rasa bebas itu justru berubah jadi rasa hampa.

Kini di Asrama: Ramai, Tapi Penuh Ujian

Kehidupan di asrama membawa atmosfer yang sangat berbeda. Saya punya teman satu kamar, bahkan satu blok. Suasana lebih hidup, makanan disediakan, dan kegiatan bersama menjadi bagian dari keseharian. Awalnya saya senang, apalagi ketika menyadari bahwa saya tak lagi sendiri. Namun kebersamaan itu ternyata tidak selalu manis. Ada perbedaan karakter, yang harus saya hadapi setiap hari. Dan latar belakang yang berbeda. Ada suara gaduh ketika saya butuh tenang. Ada aturan-aturan yang kadang terasa mengekang. Bahkan, ada konflik kecil yang muncul hanya karena siapa yang duluan mandi atau siapa yang tidak membereskan jemuran.

Mau mandi jam berapa? Airnya udah habis lho."
Pertanyaan sederhana itu bisa memicu debat panjang, apalagi kalau salah satu dari kami sedang bad mood. Ternyata, ujian terbesar bukanlah soal aturan atau kebersihan, tapi tentang bagaimana saya menyesuaikan diri dengan orang lain. Tentang belajar menahan ego, mengerti perspektif yang berbeda, dan bersabar di tengah dinamika bersama. "Terkadang, kita tidak butuh ruangan luas untuk bertumbuh. Kita hanya butuh cukup gesekan untuk belajar mengenal diri sendiri."

Pelajaran Hidup yang Tidak Diajar di Kelas

Saya belajar, hidup di asrama bukan hanya soal tempat tinggal, tapi tentang tumbuh bersama dengan orang lain. Belajar memahami tanpa harus menyetujui, belajar memberi ruang sambil menjaga batas. Semua itu mengajarkan saya pelajaran penting yang tak pernah saya temui di ruang kuliah. Saya juga menyadari bahwa, kadang Tuhan mengizinkan kita keluar dari zona nyaman bukan untuk menyusahkan, tapi untuk membentuk. Pindah dari kos ke asrama mungkin terlihat sederhana bagi sebagian orang. Tapi bagi saya, itu adalah perjalanan mental dan emosional yang cukup dalam.

Akhirnya, Semua Tentang Proses

Kini, saya mulai bisa menikmati dinamika asrama. Bukan karena semua sudah ideal, tapi karena saya mulai melihat semuanya sebagai proses. Proses menjadi dewasa, menjadi pribadi yang lebih bijak, dan menjadi manusia yang siap hidup di tengah perbedaan. Asrama mungkin tidak nyaman seperti rumah, tapi di sinilah saya belajar arti hidup bersama: menerima, memahami, dan terus bertumbuh, meski kadang harus menahan amarah, menelan kecewa, dan tersenyum meski lelah.

"Pindah Tempat, Bertemu Ujian Baru"
"Asrama Mengajariku Bertumbuh"
"Bukan Sekadar Pindah, Tapi Proses Menjadi Dewasa"

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun