Mohon tunggu...
Novaly Rushans
Novaly Rushans Mohon Tunggu... Relawan - Relawan Kemanusian, Blogger, Pekerja Sosial

Seorang yang terus belajar, suka menulis, suka mencari hal baru yang menarik. Pemerhati masalah sosial, kemanusian dan gaya hidup. Menulis juga di sinergiindonesia.id. Menulis adalah bagian dari kolaborasi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika Kota Tak Layak Anak, Ini yang Akan Terjadi

24 Juli 2023   16:45 Diperbarui: 30 Juli 2023   01:09 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak kecil sedang membaca ((Shutterstock/Issaret Yatsomboon) ) 

Cerita Tiga

Anak-anak berseragam celana biru kemeja putih itu berkelompok di tepi jalan. Ada yang duduk, sebagian sibuk dengan gawai, sebagian asik mengobrol. Lokasi mereka hang out sebuah warung tenda yang menyedian meja dan tempat duduk.

Tak lama kemudian, sekelompok anak-anak lainnya menghampiri dengan teriakan-teriakan kebencian dan ejekan yang tak pantas diucapkan anak-anak seusia mereka. Kedua lalu berseteru saling ejek sebelum terjadi bentrokan fisik.

Perkelahian tak terhindarkan. Kedua kelompok yang sebelumnya sudah saling ejek di media sosial kini bertemu langsung. 

Perkelahian antar kelompok pelajar kerap terjadi yang sering menimbulkan korban luka hingga korban nyawa.

Kelompok anak-anak yang dalam pergaulan sosialnya telah memiliki masalah, bahkan masing masing anak sudah membawa masalah. Maka masalah mengerikan akhirnya muncul. Geng-geng bandit kecil bermunculan.


Tak ada ruang untuk aktifitas kreatif, tak ada ruang positif yang mereka temui. Tak ada pendampingan untuk anak-anak yang telah memiliki masalah. Pembiaran yang akhirnya menjelma menjadi monster jalanan.

Tiga Hal yang Harus Dilakukan

Tiga cerita di atas sebenarnya belum mewakili apa yang seluruhnya terjadi pada anak-anak di Indonesia. Masih banyak cerita yang lebih miris dan membuat kita tak habis pikir. 

Di Blitar, banyak anak mengajukan pernikahan dini. Bila itu terjadi anak akan melahirkan anak.

Belum lagi kisah miris pekerja anak, prostitusi anak, penyalahgunaan zat adiktif pada anak dan problem anak lainnya. Seperti fenomena gunung es, masalah yang sebenarnya terjadi bisa jadi jauh lebih besar dan lebih menakutkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun