Mohon tunggu...
Noval Alfiansyah
Noval Alfiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi olahraga badminton

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tradisi adat pernikahan di Kecamatan pondok Aren, kabupaten Tanggerang

20 September 2025   12:08 Diperbarui: 20 September 2025   12:08 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Haaiii warga, saya Noval Alfiansyah anak asli Betawi Pondok Aren akan menuliskan sebuah Artikel tentang tradisi Adat dan pernikahan ala Betawi yang ada di kecamatan Pondok Aren kota Tanggerang Selatan Provinsi Banten. saya akan menceritakan sedikit tentang silsilah keluarga saya, orang tua saya, ayah dan ibu saya sama -- sama berasal dari sebuah Desa di Tanggerang selatan yang memiliki adat Betawi hanya saja Berbeda Desa.

      Nenek dan Kakek dari Ayah saya berasal dari sebuah Desa di pondok Aren, namun Kakek dan Nenek dari Ayah saya sudah lama meninggal dunia dan saya pun tak pernah melihat rupa dari Nenek dan Kakek dari Ayah saya. Nenek dari Ibu saya juga berasal dari di Pondok Aren, sedangkan Kakek dari Ibu saya berasal dari sebuah Desa di pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur yang sama-sama di kota Tangerang yang sekarang menjadi kota Tangerang Selatan.

     Kegiatan yang keluarga besar saya lakukan di hari Raya Idul Fitri adalah berkunjung ke rumah kerabat Kakek dari Ibu yang berada di Desa Pondok Ranji. yaaa maklum lah karena kita orang Betawi tulen yang nggak punya kampung jadinya yaa nggak mudik deh hehehe, tidak hanya itu kegiatan saat lebaran ada juga halal bi halal keliling se Rt tempat tinggal saya dan setiap lebaran pun sudah pasti tersedia makanan khas di desa kami yang di sajikan ada ketupat sayur betawi, tape uli, dodol Betawi, manisan kolang kaling, kue jipang dan masih banyak lagi yang lainnya.

    Ada pula Tradisi pernikahan Adat Betawi di desa saya ada beberapa tahapan yang dimulai dari prosesi ngelamar dari pihak laki laki ke pihak perempuan (permintaan izin) dan membawa tande putus (tunangan) diikuti dengan upacara siraman dan ngerik (perawatan diri). Masa dipiare (dipingit) yang puncaknya adalah akad nikah, yang di dahului oleh prosesi unik seperti palang pintu (balas pantun) dan ngerudat (arak pengantin pria) dan diakhiri dengan syukuran seperti makan sayur Besan. Adapula seserahan pernikahan Adat Betawi yang di bawa sebagai berikut: roti buaya, sirih embun, pisang raja, serta kue tradisional seperti dodol betawi, kue geplak, tape uli, wajik, serondeng, kue cincin, dan lain lain. Dan adapula kebutuhan sehari hari yang diabawa seperti pakaian, perhiasan, serta perlengkapan mandi, kecantikan dan perlengkapan ibadah. Jika ada sumur di ladang boleh kita menumpang mandi jika ada umur yang panjang boleh kita berjumpa lagi.

Sekian yang bisa saya angkat dari tradisi Adat Betawi yang ada di daerah tempat saya tinggal, see you next artikel baabaayyyy

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun