Mohon tunggu...
Nova Hida
Nova Hida Mohon Tunggu... Alumni Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Universitas Negeri Malang.

Mencoba menggali pemikiran, menorehkan pena di atas secarik kertas, dan menghembuskan tulisan pada pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pohon Illahi

30 Agustus 2012   03:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:09 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sewaktu dalam rahim

Bund, dikau emban daku sembilan bulan

Engkau jaminkan nyawa, yang tak bersaudara

Engkau gadaikan jiwa, yang

Semasa bayi

Engkau hembus daku setulus salju

pangkatmu kedap daku mengharap

sexy sirna, baby ini berbinar

Menginjak remaja

Bunda terjaga demi kutukan kerjaku

Di depan ayah hambarkan salahku

Ketika aku dewasa

Kau tangisi aku di malam pertamaku

Kau rasa yang tak ku ucap

Kau kecup cucu

Bund, sungguh engkau pohon Illahi

anakmu, yang belum namun akan jadi pendidik
tunggu aku untuk banggakanmu, ya Bund
.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun