Siapa sangka sebuah mata kuliah yang terlihat biasa-biasa saja di awal semester bisa melahirkan pertunjukan seni yang luar biasa? Inilah kisah luar biasa dari mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) angkatan 2022 semester 4 UIN Sunan Kalijaga. Dalam rangka memenuhi tugas akhir dari mata kuliah SBdP (Seni Budaya dan Prakarya), mereka berhasil mempersembahkan pentas seni bertajuk "Vidyarpana", sebuah pertunjukan teater yang tak hanya menggugah rasa, tetapi juga meninggalkan jejak kenangan yang tak akan pernah pudar.
Mata kuliah SBdP bukan sekadar teori tentang seni, tapi menuntut keterlibatan penuh mahasiswa dari awal hingga akhir. Tidak hanya belajar tentang estetika dan ekspresi, mahasiswa PGMI ditantang untuk mewujudkan pemahaman mereka ke dalam bentuk konkret berupa pertunjukan seni. Proses ini pun memakan waktu satu semester penuh, dimulai dari tahap konseptual hingga pementasan.
Yang membuatnya begitu luar biasa adalah karena pertunjukan ini dirancang, disusun, dan dipentaskan sepenuhnya oleh mahasiswa. Selama satu semester, mereka membagi waktu antara kelas, organisasi, dan latihan intensif untuk mewujudkan pertunjukan yang layak ditonton dan dikenang. Setiap minggu, setidaknya tiga hingga empat kali latihan dilakukan secara rutin. Bahkan, menjelang hari H, latihan dilakukan lebih sering dengan intensitas yang lebih tinggi. Mereka tidak hanya mempersiapkan aksi panggung, tapi juga menyiapkan segala sesuatu yang mendukung jalannya pertunjukan seperti properti, kostum, tata rias, hingga tata panggung.
Pentas seni Vidyarpana ini terbagi dalam tiga pertunjukan utama dari tiga kelas, masing-masing dengan judul: Muslihat Sengkuni, Tahta Petaka, dan Serupa Wadas. Ketiga pertunjukan ini menampilkan beragam tema dan karakter, tetapi semuanya tetap dalam benang merah seni yang menggugah dan mendidik. Mahasiswa tidak hanya menjadi aktor, melainkan juga menjadi penulis naskah, sutradara, penata panggung, hingga pengelola tiket dan promosi acara. Ini benar-benar mencerminkan pembelajaran berbasis proyek yang komprehensif.
Yang tak kalah membanggakan, dalam prosesnya mahasiswa PGMI juga berkolaborasi dengan mahasiswa dari universitas lain. Kolaborasi ini tidak hanya memperluas jaringan dan pengalaman, tetapi juga membawa warna dan perspektif baru dalam pementasan. Kebersamaan, koordinasi, dan semangat gotong royong menjadi kunci sukses dalam menyatukan berbagai elemen menjadi satu pertunjukan yang utuh dan mengesankan.
Nama "Vidyarpana" sendiri memiliki makna filosofis yang dalam. Kata tersebut berasal dari bahasa Sanskerta, yang bisa dimaknai sebagai "persembahan Pendidikan" . Nama ini bukan dipilih sembarangan, melainkan menjadi simbol bahwa pertunjukan ini adalah Persembahan ini ada karena tuntutan pendidikan dan persembahan ini mengangkat sedikit isu pendidikan.
Proses panjang ini juga memperlihatkan bagaimana mahasiswa PGMI mampu mengatur manajemen acara secara profesional. Mereka membentuk panitia acara, membuat proposal, mencari sponsor, menjual tiket, mengatur publikasi, hingga mendokumentasikan kegiatan melalui siaran langsung di kanal YouTube. Tidak hanya sebagai ajang ekspresi seni, acara ini juga menjadi media pembelajaran tentang kepemimpinan, tanggung jawab, dan kerja tim yang sesungguhnya.
Saat hari pertunjukan tiba, suasana penuh semangat dan antusiasme menyelimuti ruangan. Panggung megah yang sebelumnya hanya dibayangkan, kini berdiri nyata dengan hiasan dan tata cahaya yang memukau. Penonton yang hadir, baik dari kalangan dosen, mahasiswa, hingga masyarakat umum, tampak terpukau dan terhanyut dalam setiap adegan. Tawa, tangis, decak kagum, dan tepuk tangan bergantian mengisi ruangan, menciptakan momen yang tak tergantikan.