Yogyakarta --- Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) angkatan 2022 UIN Sunan Kalijaga mulai memasuki tahap awal bimbingan skripsi dengan suasana yang jauh dari kesan menegangkan. Setelah melalui berbagai proses administratif dan akademik, kini para mahasiswa merasa lebih siap menghadapi masa akhir perkuliahan berkat sistem bimbingan yang lebih terstruktur, suportif, dan kondusif. Suasana yang sebelumnya dibayangkan sebagai tekanan justru berganti menjadi ruang penguatan diri dan pengembangan gagasan ilmiah.
Sejak ditetapkannya kebijakan pembimbingan skripsi pada Juni 2025 oleh pihak program studi, mahasiswa PGMI angkatan 2022 langsung diarahkan untuk menyusun proposal dan mengonsultasikan tema yang diminati sesuai minat keilmuan mereka. Proses awal tersebut menjadi gerbang pembuka menuju interaksi akademik yang lebih intens antara mahasiswa dan dosen pembimbing. Namun, tidak seperti stereotip umum mengenai proses skripsi yang dipenuhi kecemasan, mahasiswa justru merasakan dinamika bimbingan yang lebih menyenangkan dan terarah.
Pengalaman bimbingan skripsi kali ini membawa kesan berbeda dibandingkan narasi-narasi sebelumnya yang sering beredar dari angkatan atas. Banyak mahasiswa PGMI yang awalnya merasa cemas terhadap proses skripsi, namun kekhawatiran itu perlahan memudar. Hal ini tak lepas dari pendekatan pembimbingan yang kini lebih mengedepankan empati, pendampingan yang konsisten, serta komunikasi yang terbuka antara mahasiswa dan dosen. Keberadaan sistem pendukung internal di prodi turut berperan besar dalam menciptakan atmosfer tersebut.
Pihak program studi memberikan ruang fleksibel bagi mahasiswa untuk berkonsultasi baik secara luring maupun daring. Fleksibilitas ini memudahkan mahasiswa yang akam mengikuti kegiatan KKN atau memiliki keterbatasan mobilitas, agar tetap dapat menjalin komunikasi akademik yang produktif dengan dosen pembimbing. Dengan demikian, proses bimbingan tidak lagi menjadi beban tambahan, melainkan bagian dari proses belajar yang menyatu dengan aktivitas mahasiswa secara menyeluruh.
Selain itu, peran dosen pembimbing yang bersikap terbuka dan responsif terhadap perkembangan mahasiswa menjadi penentu utama terciptanya kenyamanan dalam proses bimbingan. Dosen tidak hanya memberi koreksi dan arah penulisan secara teknis, tetapi juga memberikan semangat, motivasi, serta ruang dialog yang membangun. Mahasiswa merasa lebih dihargai dalam proses berpikirnya dan lebih percaya diri mengembangkan ide-ide skripsi yang ingin mereka angkat.
Berbagai pendekatan kreatif juga diterapkan dalam sesi bimbingan. Beberapa dosen memilih menggunakan metode diskusi tematik dalam kelompok kecil, sementara yang lain lebih menyukai konsultasi individual untuk menggali kedalaman gagasan mahasiswa. Pendekatan yang variatif ini memungkinkan mahasiswa menemukan gaya belajar yang paling cocok bagi dirinya. Pada akhirnya, suasana bimbingan menjadi lebih personal, bermakna, dan tidak membuat mahasiswa merasa inferior.
Dukungan emosional menjadi faktor penting yang turut membentuk kenyamanan dalam bimbingan. Banyak mahasiswa yang merasa tidak lagi terbebani secara psikologis karena dosen pembimbing memberikan ruang aman untuk berbagi kesulitan. Bahkan, beberapa dosen secara aktif memfasilitasi penguatan mental mahasiswa dengan pendekatan yang humanis, seperti mengajak berbicara santai sebelum memulai diskusi skripsi.
Secara administratif, program studi PGMI telah merancang sistem pengajuan proposal dan laporan bimbingan yang lebih efisien dan mudah diakses. Melalui sistem daring, mahasiswa dapat mengunggah berkas, mencatat revisi, dan memantau progres bimbingan secara berkala. Transparansi ini membantu mahasiswa merasa lebih bertanggung jawab atas kemajuan mereka, sekaligus memberi ruang bagi dosen untuk mengawasi secara objektif dan sistematis.
Bimbingan skripsi yang nyaman ini berdampak positif terhadap motivasi belajar mahasiswa. Banyak dari mereka yang menunjukkan perkembangan pesat dalam menulis dan berpikir kritis. Topik-topik skripsi yang diangkat pun semakin beragam dan kontekstual, mulai dari isu pendidikan inklusif di madrasah, pendekatan pembelajaran berbasis teknologi, hingga penguatan nilai-nilai karakter dalam pendidikan dasar Islam. Hal ini mencerminkan bahwa mahasiswa tidak hanya mengerjakan skripsi untuk memenuhi kewajiban, melainkan sebagai wujud kontribusi nyata terhadap pengembangan keilmuan.
Situasi ini turut membangun optimisme baru di kalangan dosen dan tenaga pendidik. Proses bimbingan yang berjalan lancar dan produktif mendorong peningkatan kualitas output skripsi mahasiswa. Para dosen menilai bahwa kenyamanan dalam bimbingan mampu mempercepat penyelesaian studi dan menciptakan lulusan yang siap berdaya saing di tengah tantangan dunia kerja dan akademik yang terus berkembang.