"Kalau hari biasa, saya bawa sekitar 100 sampai 150 kotak. Tapi kalau Sabtu dan Minggu, bisa lebih dari 200 kotak. Biasanya jam lima pagi sudah mulai habis, kadang sebelum jam enam sudah ludes, biasanya dagangan yang beli anak remaja, ibu-ibu, masih banyak lagi," ujarnya Imron (24), sambil melayani pembeli yang terus berdatangan.
Dalam beberapa tahun terakhir, kekhawatiran terhadap punahnya jajanan tradisional semakin terasa. Gaya hidup serba cepat, menjamurnya makanan instan, serta minimnya minat generasi muda untuk meneruskan usaha keluarga menjadi tantangan tersendiri.Â
Namun, Pasar Subuh Senen membuktikan bahwa kue-kue tradisional belum kehilangan tempat di hati masyarakat. Pasar ini menjadi ruang hidup bagi kuliner lawas yang terus dicari dan dicintai.
Selain kue manis, Pasar Subuh juga menawarkan berbagai pilihan makanan gurih yang tak kalah menggugah selera, seperti lemper ayam yang lezat, lontong isi yang mengenyangkan, dan serabi oncom dengan cita rasa khas yang unik.Â
Selain itu, ada pula hidangan khas daerah yang turut memperkaya ragam pilihan, seperti arema yang populer di beberapa daerah serta kue pancong yang selalu menjadi favorit banyak orang.
Semua hidangan ini semakin memperkaya pengalaman kuliner malam dan pagi hari di Pasar Subuh, sekaligus menunjukkan betapa beragamnya budaya kuliner Indonesia yang ada.Â
Keanekaragaman rasa ini mencerminkan kekayaan tradisi kuliner dari berbagai penjuru Nusantara yang masih terjaga dengan baik, menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang.
Pemerintah daerah setempat mulai memberi perhatian pada pasar tradisional seperti ini. Penataan lapak, peningkatan kebersihan, serta pengelolaan keamanan perlahan diterapkan demi kenyamanan pengunjung dan kelangsungan usaha para pedagang. Upaya ini diharapkan bisa mempertahankan Pasar Subuh sebagai pusat kuliner rakyat yang autentik, terjangkau, dan penuh nilai budaya.
Di tengah maraknya makanan kekinian dan makanan cepat saji di kota besar, kue-kue tradisional di Pasar Subuh Senen tetap bertahan dengan pesona khasnya. Bagi banyak orang, jajanan ini bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang kenangan masa kecil, kebersamaan keluarga, dan nilai-nilai budaya yang terus hidup. Kue tradisional bukan sekadar makanan, melainkan warisan yang masih dijaga agar tidak hilang ditelan zaman.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI