Mohon tunggu...
Norman Meoko
Norman Meoko Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Menulis Tiada Akhir...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang Surjadi Soedirdja, Gubernur Jujur Jakarta

3 Agustus 2021   14:42 Diperbarui: 3 Agustus 2021   15:06 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenangan ketika Gubernur Jakarta Surjadi Soedirdja memberi penghargaan kepada penulis sebagai juara lomba HUT ke-467 Kota Jakarta pada 28 September 1994 di Balai Kota Jakarta. (Dok/Biro Humas DKI Jakarta)

Saya kaget ketika menerima kabar Mantan Menteri Dalam Negeri sekaligus mantan Gubernur DKI Jakarta, Jenderal TNI (Hor) (Purnawirawan) Surjadi Soedirdja tutup usia hari ini sekitar pukul 10.35 WIB di Rumah Sakit (RS) Mayapada Jakarta Selatan.

Kabar itu datang dari istri almarhum Sri Soemarsih. Surjadi tutup usia karena sakit. Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka, Jalan MPR 2 Nomor 8 A Gaharu, Cilandak Barat, Jakarta Selatan.

Surjadi lahir di Jakarta pada 11 Oktober 1939. Ia merupakan menteri dalam negeri dan otonomi daerah era kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid pada 1999 sampai 2001. Dia pernah menjabat menteri koordinator bidang politik, sosial dan keamanan pada 2000 yang diemban hanya beberapa bulan.

Selain itu, dia pernah menjadi gubernur ke-10 Jakarta periode 1992 hingga 1997 di masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Banyak kenangan bersama Bang Sur, biasa kami teman-teman jurnalis yang meliput di Balai Kota Jakarta bisa memanggilnya.

Saya ngepos di Balai Kota Jakarta sejak zaman Gubernur Wiyogo Atmodarminto (Bang Wi begitu sapaan gubernur yang satu ini). Saya mulai bertugas setahun atau dua tahun sebelum Bang Wi digantikan Surjadi Soedirdja. Ketika itu masih zaman Orde Baru, gubernur Jakarta ditunjuk oleh Presiden Soeharto. Jadi tidak melalui Pilkada seperti sekarang ini.

Ketika Bang Wi digantikan Bang Sur, saya masih ingat Presiden Soeharto menitip pesan khusus. Pesannya kira-kira begini: "Jadikan Jakarta sebagai Ibu Kota yang sejajar dengan kota-kota besar lainnya di dunia." Pesannya singkat tetapi maknanya mendalam: menjadi Jakarta sejajar dengan kota-kota besar lainnya di dunia!

Usai dilantik di Istana, Bang Sur lalu mengadakan pertemuan dengan jurnalis yang ngepos di Balai Kota Jakarta. Agak kaku memang. Maklum Bang Sur berlatar-belakang militer dan tidak banyak ngomong apalagi umbar pernyataan. Pertemuan dengan kalangan pers dipandu Kepala Biro Humas DKI Jakarta Abdul Munir yang juga mantan kolonel Angkatan Darat.

Pertemuan belum berlangsung setengah jam tiba-tiba Bang Sur minta berhenti karena Linda Djalil jurnalis dari Majalah Tempo meluncurkan sebuah pertanyaan yang membuat kaget. Pertanyaannya begini: "Apa kebijakan Pak Wiyogo Atmodarminto yang akan Bapak obrak-abrik?" Sontak saja pertanyaan itu membuat pertemuan hening. Sehingga akhirnya Bang Sur kemudian menghentikan pertemuan pertama dengan para jurnalis. Saya pun bengong!     

Suka Blusukan

Ada kebijakan dari Bang Sur yang sulit saya lupakan. Sebagai gubernur, Bang Sur kerap blusukan ke lapangan. Seminggu dua kali. Pertama, hari Kamis dan kedua, hari Minggu. Bang Wi, juga melakukan hal serupa cuma selalu mengenakan motor gede (moge) setiap kunjungan atau blusukan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun