Mohon tunggu...
Norman Meoko
Norman Meoko Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Menulis Tiada Akhir...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Air Mata Anak Jalanan di Tengah Pandemi

25 Juli 2021   07:54 Diperbarui: 25 Juli 2021   08:48 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bocah penjual tisu tertidur pulas di tanggapintu belakang Detos. (Foto: Norman Meoko) 

"Pandemi Covid-19 telah muncul sebagai krisis atas hak anak. Anak-anak kehilangan orang tua dan pengasuhnya, karena virus Covid-19, membuat mereka sangat rentan dan tanpa pengasuhan orang tua," ujar Retno.

Ia mengatakan selama dua tahun ini perayaan Hari Anak Nasional (HAN) harus dilakukan dalam kondisi pandemi Covid-19 tentu saja penuh keprihatinan. Apalagi pada Juli 2021 ini, ketika kasus Covid-19 di Indonesia angkanya terus melonjak.

Indonesia mencatatkan 45.416 kasus baru Covid-19 pada Sabtu (24/7/2021). Tercatat total pasien aktif kini ada sebanyak 574.135 orang.

Penambahan terbanyak terjadi di DKI Jakarta dengan total 8.360 kasus. Disusul oleh Jawa Barat dengan 7.587 kasus baru. Kemudian Jawa Timur dengan penambahan 5.699 kasus baru.

Seiring peningkatan kasus Covid-19, angka kematian akibat Covid-19 juga mengalami peningkatan. Total kumulatif kasus Covid-19 yang ditemukan di Indonesia sejak Maret 2020 hingga Selasa (20/7/2021) berjumlah 2.950.058 kasus. Dari jumlah tersebut, pasien Covid-19 di Indonesia yang meninggal dunia sebanyak 76.200 orang.

"Jumlah itu menggambarkan bahwa tidak sedikit anak-anak Indonesia yang kehilangan Ayah atau Ibunya, bahkan kehilangan keduanya karena meninggal akibat sakit Covid-19," Retno melanjutkan.

Jika merujuk pada kasus Covid-19 di India pada 5 Juni 2021 usai kasus Covid-19 melonjak, sebanyak 3.632 anak menjadi yatim piatu karena kedua orang tuannya meninggal akibat Covid-19. Kemudian 26.176 anak yang kehilangan salah satu orang tuanya karena Covid-19. Data serupa, menurut Retno, bisa saja menimpa anak-anak Indonesia pascalonjakan kasus Covid-19 di Indonesia dua bulan terakhir.

Di India, kebanyakan dari orang tua anak-anak meninggal saat peningkatan kasus dan kematian pada April hingga Mei 2021. Saat ini, dikabarkan pemerintah India menyediakan anggaran amat besar untuk kehidupan anak-anak ini, dan mengumumkan langkah-langkah untuk membantu anak-anak tersebut.

"Salah satunya adalah, bantuan uang senilai 1 juta rupee (setara dengan Rp195 juta), yang akan diberikan kepada setiap anak sebagi tunjangan, dari usia 18 hingga 23 tahun. Dana tersebut diberikan melalui skema PM-CARES," katanya.

Selain dari pemerintah pusat, pemerintah negara bagian di India juga telah mengumumkan berbagai inisiatif untuk membantu anak-anak yang kehilangan orang tuanya akibat pandemi Covid-19.

"Covid-19 ini bukan hanya masalah kesehatan masyarakat, dan bukan hanya tentang dampak sosial ekonomi, tetapi ini adalah masalah mendasar kemanusiaan. Jadi perlu penanganan yang manusiawi, berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan dan kepentingan terbaik bagi anak," Retno menambahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun