Lembaran Doa
Pandemi Covid-19 memang belum berakhir. Tidak ada bangsa di dunia yang tidak terguncang dengan wabah virus berbahaya ini. Namun, hidup tetap harus berlanjut karena sang surya masih muncul di ufuk timur dan terbenam di barat.
Namun, sekali lagi nasib seperti anak jalanan penjual tisu yang tertidur pula di tangga Depok Town Squre (Detos) siapa peduli. Mereka masih terpinggirkan bahkan kerap dilupakan. Jargon "Kota Ramah Anak" masih manis di bibir tetapi pahit dalam kenyataannya. Hanya digaungkan ketika Hari Anak Nasional diperingati setiap tahun.
Di akhir tulisan ini saya hanya ingin mengutip pernyataan Chu Pat Kai, seorang kisah Sun Go Kong yang kerap meratapi cintanya. Ia patah hati teramat dalam sehingga merobek hatinya. Ratapannya pun pernah populer bagi generasi 1990-an, "Sejak dulu beginilah cinta, penderitaannya tiada akhir. "
Seperti Chu Pat Kai, saya pun remuk hati setiap kali melihat foto anak jalanan penjual tisu yang pulas tersapu mimpi di Detos. Entah bagaimana bocah penjual tisu ini?Â
Kemana dia akan merebakan tubuhnya karena tangga belakang menuju Stasiun Pondok Cina sudah dipaku rapat seperti sekarang ini apalagi pusat belanja di Depok itu terkunci rapat akibat PPKM Level Empat yang diterapkan pemerintah.
Semoga kisah tragis bocah penjual tisu ini berakhir dengan manis! Saya tidak pernah bertemu sang anak penjual tisu itu kini namun dalam doa setiap malam, sosok anak itu menjadi lembaran demi lembaran doa yang saya panjatkan ke Sang Pencipta! Semoga! (*)