Mohon tunggu...
Noriska Sitty Fadhila
Noriska Sitty Fadhila Mohon Tunggu... Lainnya - Dhila

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Money

Tugas Mata Kuliah Prof Dr Apollo (Daito)

20 Mei 2020   00:25 Diperbarui: 20 Mei 2020   00:53 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Gambar penulis

Hasil proses audit suatu perusahaan dituangkan dalam Laporan Keuangan Tahunan atau biasanya disebut sebagai Annual Report. Opini audit yang disampaikan dalam laporan keuangan menjadi cerminan bagi banyak perusahaan akan performa dan kondisi keuangan yang dialami pada tahun tersebut. Tentu saja, proses audit ini harus dilaksanakan dengan sebenar-benarnya serta sejujur-jujurnya. Karena, audit menjadi salah satu kunci untuk mempertahankan kepercayaan para pemangku kepentingan dan sebagai pelindung dalam mempertahankan nilai saham perusahaan pada pasar bursa. Maka dari itu, proses audit harus dijalankan dengan sebenar-benarnya serta dengaan sejujur-jujurnya yang selanjutnya menjadi prosedur yang Independen.

Masih tertanam didalam ingatan kita akan kasus yang terjadi pada perusahaan Enron dan KAP Andersen di Amerika Serikat. Kasus ini sempat mengguncang dunia akan pelanggaran Kode Etik yang dilakukan KAP tersebut. Banyak investor yang mulai ragu akan hasil laporan audit eksternal perusahaan yang berakibat timbulnya krisis kepercayaan pada auditor eksternal. Sehingga banyak para investor mendesak pemerintah dan regulasi terkait untuk membuat kebijakan yang lebih ketat akan proses audit yang berlaku saat itu.

Di indonesia, kasus ini terjadi pada perusahaan BUMN yaitu PT Garuda Indonesia Tbk dengan Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan (member of BDO Internasional) dengan Akuntan Publiknya Kasner Sirumapea. Kasus ini terjadi akibat adanya pengakuan pendapatan yang tidak seharusnya diakui pada tahun Laporan Keuangan 2018 beserta dugaan audit yang tidak dilakukan sesuai standar akuntansi. Hal ini berimbas pada harga saham Garuda Indonesia yang anjlok sampai titik terendah sebesar Rp 150 rupiah. Tentunya hal ini mencerminkan ketidakpercayaan para investor dengan menjual saham mereka kembali akibat kasus yang terjadi.

Dari beberapa kasus diatas, sebenarnya tidak semua Akuntan Publik seperti demikian. Tetapi, kepercayaan para pemangku kepentingan atau investor tergoyahkan karena skandal-skandal yang pernah terjadi. Tekanan-tekanan terjadi dalam berbagai jenis agar kualitas audit harus ditingkatkan baik dari segi regulator maupun auditor itu sendiri. Auditor dan perusahaan harus memiliki prinsip transparan dan akuntabilitas agar dapat memulihhkan kembali kepercayaan para pemangku kepentingan. Salah satu contohnya dengan laporan yang disajikan harus mengandung informasi yang tepat dan mengedepankan profesional mereka, khususnya auditor yang harus memiliki prinsip independen.

Lantas apakah dengan selelsainya kasus-kasus tersebut tantangan dalam dunia perauditan telah selesai? Big NO. Teknologi yang terus berkembang membuat berbagai lini bisnis mulai meninggalkan kebiasaan tradisional menjadi lebih canggih. Pencatan akuntansi yang biasanya secara manual, kini dengan teknologi yang canggih dengan sekali input transaksi maka berbagai jurnal yang berkaitan akan terinput otomatis dalam sistem. Para Akuntan Publik harus mengembangkan teknologi menjadi lebih canggih dalam mengelola data, sehingga diharapkan data yang didapat merupakan real time.

Namun, hal ini menjadi tantangan yang lumayan besar bagi para auditor, dimana rata-rata latar belakang pendidikan mereka berasal dari Akuntansi, Perpajakan dan Ekonomi bukan dari IT yang harus memahami algoritma-algoritma sistem yang sulit untuk melakukan pengolahan data pada laporan keuangan yang akan diaudit. Selain dari sisi pengolahan untuk menganalisis data audit, sistem informasi yang kompleks serta pengendalian internal pada perusahaan klien yang canggih membuat auditor harus cepat mengerti akan sistem tersebut.

Tantangan-tantangan yang dihadapi saya rangkum sebagai berikut:

1. Campur tangan teknologi

Kemunculan berbagai software akuntansi memanjakan penggunanya dengan kemudahan yang diberi. Banyak bagian accounting perusahaan saat ini tidak melakukan input jurnal sendiri ke sistem melainkan otomatis terinput dalam sistem. Contohnya, Saat mencatat penjualan perusahaan, yang melakukan input data ke sistem merupakan bagian penjualan dengan memasukkan berbagai detail seperti jenis barang, harag barang, kuantitas yang terjual, PPN dan lainnya. Otomatis data yang diinput tersebut akan terekam pada sistem dalam bentuk jurnal. Nantinya, bagian accounting di akhir periode tutup buku akan melakukan pemeriksaan terkait jurnal dan melakukan jurnal adjustment ketika menemuka ketidaksesuaian pada sistem.

2. Pengetatan audit internal

Dengan kemudahan yang disediakan oleh teknologi, auditor tidak boleh percaya begitu saja pada sistem yang ada. Para auditor wajib melakukan audit internal secara intens agar tidak melewati suatu risiko kecurangan yang mungkin saja terjadi. Contohnya bisa saja kecurangan terjadi pada saat dilakukan penginputan transaksi. Oleh karena itu, tugas auditor melakukan pemeriksaan ulang terkait data yang diinput telah sesuai dengan prosedur atau SOP perusahaan.

3. Perluasan Keterampilan dan Kemampuan a.k.a Softskill

Auditor dituntut tidak hanya paham akan prosedur audit dan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, tetapi juga harus mempunyai kemampuan dalam bidang IT. Hal ini sangat berguna ketika saat melakukan audit pada perusahaan start-up yang mengandalkan kecanggihan sistem. Disini auditor dituntut untuk mengerti alur kerja sistem dengan memasukkan logika akuntansi.

Pengembangan Artificial Intelligence (AI) telah banyak dilakukan oleh beberapa Kantor Akuntan Publik. Kantor Akuntan Publik yang telah sukses dalam pengembangan AI adalah PWC yang mendapatkan penghargaan sebagai Audit Innovation of the Year pada bulan Oktober 2017. PWC menggandeng perusahaan IT terkemuka yaitu H2O.ai (perusahaan Silicon Valley terkemuka) untuk membangun revolusioner bot yang menggunakan AI dan pembelajaran mesin untuk 'x-ray' bisnis, menganalisis miliaran titik data dalam milidetik, melihat apa yang manusia tidak bisa, dan menerapkan penilaian untuk mendeteksi anomali dalam buku besar. Modul pertama tersebut disebut GL.ai.

Menurut saya, setiap tahun bahkan setiap saat auditor akan memiliki tantangan-tantangan yang baru seiring dengan berkembangnya teknologi. Inovasi-inovasi yang dikembangkan akan mempermudahkan dan meningkatkan keakuratan auditor dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, auditor harus mengembangkan kemampuan atau softskill selain bidangnya seperti softskill di bidang IT. Tentunya hal ini didukung juga oleh KAP dengan mengadakan seminar maupun training demi meningkatkan kualitas auditor tersebut. Mungkin akan lebih baik jika melakukan rekrutmen pegawai dengan latar belakang non-accounting yaitu IT. Bagi KAP menengah kebawah ini tentunya akan menjadi beban tambahan, tetapi hal ini akan mendukung perusahaan dalam menjalankan operasionalnya sebagai jasa audit.

Setau saya, Indonesia telah memiliki software audit yaitu ATLAS (Audit Tools and Linked Archive System). Menurut PPPK Kementerian Keuangan selaku pengawas dan pembina profesi Akuntan Publik, Aplikasi ini merupakan upaya dalam meningkatkan kualitas audit. Aplikasi ini dijadikan sebagai sarana menjalankan prosedur audit dan mendokumentasikan hasilnya sebagai dasar dalam pemberian opini. Aplikasi ini sangat berguna bagi para Akuntan Publik dalam mendokumentasikan kertas kerja yang telah sesuai dengan Standar Audit  yang berlaku. Jika ingin lebih tahun tentang aplikasi tersebut, teman-teman dapat membaca buku panduan pada link yang saya sematkan:

http://pppk.kemenkeu.go.id/media/document/5488/buku-panduan-atlas.pdf

Jadi kesimpulan yang saya dapatkan, tantangan-tantangan yang akan dihadapi auditor tidak akan pernah berhenti karena perkembangan bisnis yang terus berjalan pesat. Organisasi yang dipercayai oleh para investor dan pemangku kepentingan lainnya sangat bergantung atas hasil laporan audit yang disajikan. Maka dunia jasa audit harus bisa menyeimbangkan langkahnya dengan perkembangan bisnis yang didukung teknologi yang semakin canggih serta berinovasi dan meningkatkan kualitas audit.

Daftra Pustaka:

PPPK dan IAPI. 2019. Buku Panduan ATLAS. http://pppk.kemenkeu.go.id/media/document/5488/buku-panduan-atlas.pdf

PWC. 2017. "Harnessing the Power of AI to Transform the Detection of Fraud and Error. https://www.pwc.com/gx/en/about/stories-from-across-the-world/harnessing-the-power-of-ai-to-transform-the-detection-of-fraud-and-error.html     

Thompson, David. 2018. Contemporary Challenges in Audit. E. Conway and D. Byrne (eds.), Contemporary Issues in Accounting, https://doi.org/10.1007/978-3-319-91113-7_7

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun