Mohon tunggu...
Nor Amalia
Nor Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Studi Agama Agama

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Spiritualitas di Era Modern

24 Mei 2019   18:32 Diperbarui: 24 Mei 2019   18:46 1367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Urgensi dan Perkembangan Spiritualitas di Era Modern
Urgensi Spiritualitas di Era Modern

Urgensi Spiritualitas pada era modern dikutip dari buku yang ditulis oleh Ali A.Allawi dalam bukunya Krisis Peradaban Islam, spiritualitas menurun disebabkan adanya kepentingan politik yang menyebabkan terkikisnya nilai-nilai moral diera modern ini.

Krisis spiritualitas juga dikarenakan beberapa masyarakat menolak agama resmi. Mereka menganggap agama resmi itu hanya dipenuhi dengan kemunafikan, yang mana seharusnya membimbing atau pun membawa kejalan yang benar namun malah menyesatkan dan seakan-akan memperbudak mereka atas nama agama terhadap diri mereka. Hal ini yang menyebabkan beberapa dari mereka tidak memperdulikan aspek spiritualitas pada diri mereka dan sebagian dari mereka bahkan ada yang berterus terang bahwa mereka tidak mempercayai adanya Tuhan.

Sebagian dari masyarakat Barat tampaknya telah menerima sebuah pengaruh sekularisme sehingga menyebabkan mereka kurang tertarik untuk terikat dengan yang namanya agama dan mereka lebih mengandalkan logika untuk memecahkan masalah yang dihadapi mereka. Karena itu lah mereka tidak tertarik dengan agama, ketuhanan, dan lain sebagainya sebab mereka menganggap hal tersebut bukan hal yang diperlukan dalam menjalani kehidupan di dunia. Bagi mereka dengan mengandalkan logika sudah dapat membantu mereka dalam memecahkan ataupun mengatasi berbagai masalah yang mereka hadapi walaupun mereka tidak mempercayai akan keberadaan Tuhan.

Di dalam jurnal yang ditulis oleh Sofa  Muthohar, secara alamiah manusia itu bagian dari Tuhan, jika manusia melupakan-Nya maka akan terjadi adanya ketidak seimbangan dalam diri manusia tersebut dan juga ketidak seimbangan dengan jagat raya dan penciptanya. Dapat diartikan bahwa manusia membutuhkan pengetahuan akan spiritualitas mereka terhadap Tuhan untuk memberikan adanya keseimbangan di dalam dirinya dengan penciptanya. Memiliki pengetahuan akan spiritualitas dan melaksanakan nya dalam kehidupan akan memunculkan sikap baik kepada dirinya sendiri maupun terhadap orang lain secara fisik maupun non-fisik.

Perkembangan Spiritualitas di Era Modern
Menurut August Comte, semakin modern sebuah masyarakat maka agama pun seharusnya semakin ditinggalkan. Namun pada kenyataannya pendapat ini tidak sepenuhnya benar, sebab semakin modern nya sebuah masyarakat justru menjadikan mereka orang-orang yang haus akan sebuah nilai-nilai spiritualitas bagi diri mereka. Spiritualitas nyatanya tidak hanya selalu berkaitan dengan agama dan Tuhan saja, akan tetapi spiritualitas juga sebagai berfungsi sebagai pelarian kejiwaan, obsesi maupun kebutuhan rohani sesaat bagi beberapa orang dari mereka. Rasa keingin tahuan mereka terhadap apa itu spiritualitas hanya mereka gunakan sebagai pemecah sebuah masalah yang tidak dapat mereka hadapi hanya dengan sebuah rasio namun memerlukan pengetahuan mereka terhadap sebuah spiritualitas mereka.

Tingginya gairah terhadap dunia spiritualitas tidak bisa dilepaskan dari kontruksi modernitas. Modernitas menawarkan kehidupan yang mewah dan kemudahan hidup bagi manusia, namun kehidupan seperti ini justru yang membuat manusia seakan-akan kehilangan arah dan tujuan akan spiritualitas dalam hidup mereka. Modernitas membuat mereka akhirnya haus akan sebuah spiritualitas dalam diri mereka, karena kurangnya pengetahuan tentang spiritualitas akan membuat mereka merasa ada yang kurang dalam diri mereka. Mereka seperti tidak menemukan kepuasan dalam diri mereka karna kurangnya spiritualitas di diri mereka meskipun mereka memiliki kehidupan yang dipenuhi akan sebuah kemewahan yang begitu melimpah dan seakan memiliki kehidupan yang mudah.

Arnold Toynbee menyatakan bahwa modernitas lebih berkaitan dengan era, modernitas sudah dimulai semenjak abad ke 15. Pada abad ini orang-orang Barat hanya berterima kasih kepada diri mereka sendiri disaat mereka telah berhasil dalam mengatasi sebuah masalah yang mereka hadapi terhadap gereja dan berani menolak sebuah kekuasaan yang dimiliki oleh gereja. 

Mereka tidak berterima kasih kepada Tuhan, karena bagi mereka itu adalah usaha dan keberanian mereka sendiri maka dari itulah mereka berterima kasih terhadap diri mereka sendiri dan tidak perlu berterima kasih kepada Tuhan. Sementara Anthony Giddens memaknai realitas modernitas adalah sebagai sebuah pola hidup sosial atau sebuah organisasi masyarakat manusia. Pada abad ke 17 spiritualitas modernitas mulai mempengaruhi dunia.

BAB III
Kebangkitan Spiritualitas Menjawab Krisis Spiritualitas Global
Spiritualitas pun tidak hanya mengacu pada artian tentang agama dan Tuhan saja, namun spiritualitas juga mengacu pada beberapa aspek misalnya seperti yang pada mengacu terhadap alam. 

Kesadaran manusia untuk mengembalikan sebuah keindahan alam yang mana semakin terkikis karena perkembangan zaman modern yang sangat pesat. Kesadaran manusia akan spiritualitas dengan alam akan menjadikan alam kembali indah seperti pada zaman sebelumnya. Kebangkitan spiritualitas disini sangat dibutuhkan dimasa modern ini agar bisa membangun kembali apa yang sudah rusak dan apa yang telah hilang akibat berkembangnya zaman ke zaman modern.
Spiritualitas yang terbuka untuk pada sebuah eksperimen seperti kelompok gerakan New Age dapat menjadi jalan untuk kebangkitan spiritualitas pada zaman modern. G

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun