Mohon tunggu...
Nor AlfiChoiriyyah
Nor AlfiChoiriyyah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa pgsd unisnu jepara

essay ini guna memenuhi tugas UTS bimbingan dan konseling SD

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kajian Konsep Dasar dan Model-model Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

5 Desember 2020   10:21 Diperbarui: 29 April 2021   07:01 3464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bimbingan konseling untuk SD. | pexels

  • Oleh Nor Alfi Choiriyyah (191330000465)
  • 3PGSDA2 Fakulitas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara

PENDAHULUAN

Dalam UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang SisDikNas pasal 1 ayat (6) tertulis "pendidik merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, konselor, pamong belajar, tutor, dosen, instruktur, fasilitator, widyaiswara, dan sebutan lain yang sesuai, serta berpartisipasi dalam pendidikan". 

Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari system pendidikan yang memiliki peranan sangat penting guna memenuhi fungsi dan tujuan pendidikan serta peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Guru BK atau konselor perlu menguasai kompetensi dasar bimbingan dan konseling seperti manajemen layanan. 

Dalam memenuhi tujuan dan fungsi di atas konselor atau guru SD perlu memahami konsep dasar dan model bimbingan yang sesuai di tingkat sekolah dasar, agar pelaksanaan bimbingan berjalan lancar dan mencapai keberhasilan. Namun, mayoritas sekolah dasar di Indonesia tidak memiliki guru khusus di bidang bimbingan dan konseling. 

Sehingga guru kelas merangkap tugas menjadi pengajar sekaligus pemberi layanan bimbingan. Mayoritas pembimbing memberikan model bimbingan dan konseling yang terfokus pada peningkatan mutu pendidikan dan tidak disesuaikan dengan karakteristik, potensi, dan kondisi peserta didik. 

Penulisan essay ini bertujuan untuk mengkaji konsep dasar bimbingan dan konseling serta model-model bimbingan dan konseling di sekolah dasar. penulis berharap agar pembaca lebih memahami konsep dasar bimbingan dan konseling serta model bimbingan dan konseling di sekolah dasar.

PEMBAHASAN

KONSEP DASAR BIMBINGAN dan KONSELING

Salah satu fungsi bimbingan dan konseling bagi peserta didik ialah membantu mengurangi masalah peserta didik dan menghindarkan peserta didik dari masalah yang mungkin timbul dari lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Konselor disini bertugas membentu perkembangan peserta didik dalam mengambil kepuitusan yang bijak. (olando dkk., 2014).  

Peran pembimbing atau guru BK di sekolah dasar dituntut untuk dibekali dengan kompetensi pembimbing dan kemampuan pengaplikasian bimbingan dan konseling (Lin & Chen, 2016). 

Oleh karena konselor di sekolah dasar sangat jarang, sehingga guru kelas selain mengajar juga melaksanakan bimbingan dan konselling  (Wihyanti dkk., 2019: 483). Dalam pengaplikasian bimbingan dan konseling pembimbing harus mengetahui konsep dasar dan model bimbingan dan konseling di sekolah dasar. Berikut penjabarannya:

Pengertian Bimbingan (guidance)

Bimbingan dapat diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu secara sistematis dan terus menerus dalam memecahkan masalah, memahami dirinya, menerima dirinya, merealisasikan dirinya sesuai potensi dan kemampuannya, serta penyesuaian dirinya dengan lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. (Telaumbanua, 2016: 3). Bimbingan memiliki konsep-konsep  khusus, diantaranya:

Bimbingan sebagai suatu proses, dilaksanakan dalam kurun waktu yang relative panjang.

Bimbingan sebagai pelayanan atau bantuan, tercipta dari kesukarelaan pembimbing (konselor) yang diwujudkan oleh sifat dan perilaku untuk membimbing individu.

Bimbingan perlu subyek pelaksana bimbingan yang kompeten, Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu, individu yang dimaksud yaitu peserta didik yang berada dalam suatu kondisi yang memerlukan bantuan.

Bimbingan mepunyai tujuan, efektivitas dalam pencapaian tujuan akan mempermudah mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan mental yang diharapkan  (Telaumbanua, 2016: 4)

Pengertian Konseling (counseling)

Konseling tidak dapat diartikan dalam satu pengertian. Banyak para ahli yang mengemukakan definisinya masing-masing mengenai konseling secara terminology, diantaranya:

Bimo Walgio berpendapat bahwa Konseling ialah bantuan yang diberikan pada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya, dengan wawancara, atau kegiatan yang sesuai dengan keadaan individu untuk mencapai kebutuhannya  (Walgita, 1993:5).

W. S. Winkel SJ berpendapat bahwa Konseling sebagai suatu saluran bagi pemberian bimbingan, dengan adanya diskusi antara konselor dengan konseli atau bisa juga dengan groupcounseling (Muawanah, 2004: 5).

  • James F Adams berpendapat bahwa Konseling merupakan suatu pertalian timbal balik antara individu, konselor membantu konseli untuk memahami dirinya dalam persoalan  masalah hidupnya di masa depan (Arifin, 1976: 18).
  • Dari beberapa pengertian konseling menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan proses orientasi belajar yang dilaksanakan oleh dua orang individu atau lebih (konselor dan konseli) dalam suatu lingkungan social, dimana konselor memiliki kemampuan professional dalam segi keterampilan maupun pengetahuan psikologis. Jadi Konseling dapat diartikan sebagai salah satu dari teknik bimbingan yang secara keseluruhan memberikan bantuan secara individual. Sedangkan bimbingan dan konseling atau guidance and counseling dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan seorang pembimbing dalam membantu mengoptimalkan individu atau konseli (susanto, 2018: 1).

Dalam prakteknya bimbingan dan konseling saling mengisidan saling bersangkut paut. Konseling menjadi bagian dari bimbingan yaitu sebagai salah satu teknik layanan bimbingan, Namun bimbingan bukan bagian dari konseling (Taleumbanua, 2016: 5-6). Menurut Priyatno & Erman Anti, pada umumnya prinsip bimbingan dan konseling berkenaan dengan: sasaran layanan BK, masalah yang dialami konseli, tujuan dan proses dalam penanganan masalah,  program pelayanan BK, dan penyelenggaraan pelayanan BK (Hallen, 2002: 63).

Tujuan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling memiliki tujuan yang jelas dalam mencapai keberhasilan. Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar dapat berkembang dalam aspek pribadi-sosial belajar (akademik) dan karir (yusuf dan nurihsan, 2005: 15). Bimbingan  dan konseling membagi tujuannya menjadi tiga, yaitu tujuan:  umum, khusus, dan akhir.

Tujuan umum dari bimbingan dan konseling

Tujuan umum dari bimbingan dan konseling ialah mencapai perkembangan pribadi yang optimal dan secara harmonis, meliputi unsure fisik, social, mental, emosional, dan religious/ spiritual. Hal ini diselaraskan dengan tujuan dari pendidikan.

Tujuan khusus dari bimbingan dan konseling

Bimbingan dan konseling secara khusus membantu peserta didik dalam: (1) Memahami dirinya dengan baik, (kekuatan dan kelemahannya), (2)Menentukan pilihan yang tepat, (3)Membantu siswa mencari jalan keluar  dan menghadapi masalah dalam kehidupannya, (4)menyesuaikan diri peserta didik dalam kehidupannya, dan (5) tercapainya prestasi yang optimal.

Tujuan akhir dari bimbingan dan konseling

Untuk mencapai tujuan akhir, peserta didik harus bisa membimbing dirinya sendiri atau dengan kata lain self guidance  (Paimun, 2008: 19-20).

MODEL -MODEL  BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

Terdapat beberapa model bimbingan dan konseling, ditinjau dari tahap perkembangannya model bimbingan dan konseling terbagi ke dalam beberapa periode, diantaranya:

 Model personian, tokohnya adalah Frank parson. Model ini Memberi bantuan pada individu dalam memilih pekerjaan. Individu yang bekerja sesuai dengan karakteristiknya akan beik baginya.

Model BK identik dengan pendidikan,dengan tokoh dibaliknya yaitu brawer. konsep bimbingan harus identik dengan pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik dalam kehidupan yang  bermakna.

Model-model bimbingan pada periode selanjutnya adalah:

Model ditribusi dan penyesuaian, dengan tokoh koos & kevauer

Bimbingan ditekankan pada fungsi distribusi dan penyesuaian. Model ini cocok diterapkan pada tingkat  SMA.

Model proses klinis

Model ini menggunakan tes psikologis dan disgnosis pembelajaran untuk mengenali konseli.

Model bimbingan pengambilan keputusan

Model ini membantu individu dalam mengambil keputusan. Karena keragaman permasalahan individu tidak dapat diselesaikan oleh individu itu sendiri.

Model bimbingan sistem elektrik

Model dengan hasil kompromi dari beberapa teori dan pendekatan yang sangat berbeda, meliputi: konseling direktif, dan konseling non-direktif.

Model-model  bimbingan kontemporer, diantaranya:

Model Bimbingan konstelasi layanan, Hoyt menyelasraskan layanan bimbingan dengan tujuan sekolah.

Model Bimbingan perkembangan, model ini mengupayakan pengembangan  individu untuk tumbuh secara optimal. 

Model Bimbingan ilmu pengetahuan tentang kegiatan yang bertujuan

Dalam proses pendidikan Bimbingan dibuat eksis agar konselor tidak dipandang berada diluar proses.

Model Bimbingan rekonstruksi social, Dengan tokoh Edward J Shoben, dalam model ini konselor bertugas memimpin, membangun dan memperbaiki  keadaan social di sekolah.

Model Bimbingan pengembangan pribadi, pendekatan yang digunakan dalam model ini bersifat kolaboratif, dan komplementer.

life skils counseling/ Model Konseling keterampilan hidup, banyak masalah yang di alami peserta didik digunakan sebagai refleksi hasil belajarnya. 

Model pemikiran baru tentang konseling diservitas/ Konseling resfectful, kaonselor harus menyadari bahwa factor multidimensional mempengaruhi perkembangan psikologi klien dan konselor.

Model Konseling religious, model konseling ini digunakan untuk memecahkan masalah seputar keagamaan, seperti masalah: keluarga atau rrumah tangga, kesehatan rohani, dan kesadaran dalam beragama. (Yusuf & Nurihsan, 2005: 45-63)

Pemilihan model bimbingan dan konseling harus di sesuai kan dengan kondisi lingkungan sekolah. Misalnya model perkembangan, jika ditelaah dari karakteristik peserta didik tingkat sekolah dasar, model ini cocok dengan seluruh kegiatan pendidikan di tingkat sekolah dasar. 

Karena model perkembangan memfokuskan tugas mengembangkan peserta didik sebagai tujuan yang akan dicapai. Interaksi yang sehat  dan lingkungan peserta didik yang berkembang menjadikan model perkembangan lebih fisible jika diterapkan di sekolah dasar (Ahman, 2000: 316 &317).   

 

SIMPULAN

Bimbingan  dan konseling merupakan upaya yang dilakukan seorang pembimbing dalam membantu mengoptimalkan individu. Tujuan dari bimbingan dan konseling adalah untuk membantu peserta didik agar dapat berkembang dalam aspek pribadi-sosial belajar (akademik) dan karir. 

Terdapat beberapa model bimbingan konseling dari segi perkembangannya, pada periode awal yaitu: model personian, model identik dengan pendidikan. pada periode selanjutnya terdapat : model distribusi dan penyesuaia, proses klinis, pengambilan keputusan, dan model sistem elektrik. 

sedangkan dalam period kontemporer terdapat : model konstalasi layanan, model perkembangan, model ilmu pengetahuan, model rekonstruksi social, model pengembangan pribadi, model keterampilan hidup, model resfectfull, dan model religious. 

Dalam pelaksanaan bimbingan konselor harus memahami konsep dasar bimbingan dan konseling, melaksanakan prinsip dan menggunakan model yang sesuai dengan karakteristik pendidikan dan kondisi pendidikan dalam suatu sekolah untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Daftar Pustaka

  1. Ahman. 2000. Bimbingan Perkembangan: Model Bimbingan Dan Konseling Di Sd. Jurnal Ilmu Pendidikan. Jilid 7 (4).
  2. Arifin, M. 1976. Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan Dan Penyuluhan Agama Di Sekolah Dan Luar Sekolah. Jakarta. Nulan Bintang.
  3. Hallen. 2002. Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam. Jakarta. Ciputat Press.
  4. Mu'awanah, Elfi. 2004. Bimbingan Konseling. Jakarta. Bina Ilmu.
  5. Paimun. 2008. Bimbingan Dan Konseling (Sari Perkuliahan). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta
  6. Retno Wihyanti, Dkk. 2019. Exploring Collaboration Pattern Of Guidance And Counseling' Implementers In The Primary School. Elementary Education. 18 (2).
  7. Syamsyu Yusuf, Juntika Nurihsan. 2005. Landasan Bimbingan Dan Konseling. Bandung. Pt Remaja Rosdakarta.
  8. Telaumbanua, Kaminuddin. 2016. Konsep Dasar Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar. Jurnal Warta Edisi 49.
  9. Walgito, Bimo. 1993. Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah. Yogyakarta. Andi Offset.
  10. Susanto, Ahmad. 2018. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah: Konsep, Teori Dan Aplikasinya. Jakarta. Prenadamedia Group.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun