Mohon tunggu...
Nor Qomariyah
Nor Qomariyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar stakeholder engagement, safeguard dan pegiat CSR

Senang melakukan kegiatan positif

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Metaverse dan Akselerasi Kehidupan Masyarakat Indonesia, Mungkinkah?

3 Februari 2022   11:40 Diperbarui: 5 Februari 2022   10:51 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Metaverse (Sumber: Digital Trends)

Ini artinya, gerakan pembangunan di Indonesia melalui akselerasi metaverse dapat dimulai dari kalangan Gen Z dan Millennial bahkan itu sudah terjadi, meskipun masih dalam situasi yang terbatas dan dalam ruang pemaknaan yang sempit akan dunia metaverse.

Bagi generasi ini, metaverse dimaknai sebagai dunia individualistic, mendapatkan pengakuan, jati diri hingga memperoleh property dari ruang permainan dan pergaulan. Dunia menjadi sangat terbatas pada virtual yang mereka tidak temukan dalam realitas.

Apa yang terjadi dengan dunia Gen Z dan Millennial dalam dunia metaverse tentu akan membuka gap atau kesenjangan yang cukup besar. 

Jika dibandingkan dengan Baby Boomers atau Gen X dan Y, maka perlu disiapkan dalam hal human development yang lebih baik oleh pemerintah dalam kerangka memasuki dunia metaverse. 

Bagaimana tidak, masih banyak masyarakat generasi ini yang tinggal di sekitar hutan, pedesaan yang tentu saja tidak ada signal, tidak bisa akses informasi, bahkan mungkin pendidikan. Bahkan masih banyak masyarakat adat sebagai vulnerable groups masih membutuhkan dukungan dalam pembangunan infrastruktur khususnya di dunia metaverse.

Penting kemudian bagi kita semua menyikapi booming metaverse dengan bijak dan tentu harus sesuai dengan budaya Indonesia dalam creating-nya. Beberapa hal yang harus disiapkan dalam memasuki dunia metaverse adalah:


Pertama, human development. Ini merupakan fondasi utama, metaverse akan bisa dibangun dengan didahului pembangunan sumber daya manusia (SDM). 

Mengejar ketertinggalan dan mengakselerasi dari berbagai sisi pendidikan, kesehatan, livelihood yang menyasar pada masyarakat diberbagai belahan pulau terdalam, hutan dan pedesaan.

Kedua, infrastructure. Tak dipungkiri, memasuki dunia metaverse membutuhkan infrastuktur yang high cost. Tentu ini menjadi pekerjaan rumah Indonesia terutama soal anggaran yang akan digunakan dan bagaimana mulai membangun perangkatnya yang harus segera disiapkan. 

Tak hanya infrastruktur metaverse technology, namun juga infsaructure impact di mana akan banyak terjadi ‘manusia mungkin bisa tidak mampu membedakan mana dunia nyata dan mana dunia digital’ karena tidak ada batasnya. 

Kesehatan psikologis akan sangat mahal pada level ini dan mental health akan menjadi sangat peting bagi manusia. Dan mungkin bisa saja menjadi profesi yang sangat diburu banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun