Mohon tunggu...
Nor Qomariyah
Nor Qomariyah Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar stakeholder engagement, safeguard dan pegiat CSR

Senang melakukan kegiatan positif

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Metaverse dan Akselerasi Kehidupan Masyarakat Indonesia, Mungkinkah?

3 Februari 2022   11:40 Diperbarui: 5 Februari 2022   10:51 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Metaverse (Sumber: Digital Trends)

Pandemi Covid 19 membawa kehidupan baru. Tak terbatas hanya pada pekerjaan, namun juga banyak sekali perubahan secara dimensi sosial yang mengantarkan kita, cara bergaul yang bisa bertemu secara langsung, pelan tapi pasti berubah menuju digital life. 

Bekerja, sekolah, dan aktivitas lain semua dilakukan secara online. Bahkan game cloud sendiri sebagai salah satu hal yang dilihat sebagai amazing experience juga dimulai di tahun yang sama, pada 2019. 

Tak hanya itu, connecting socially, deep feeling dituangkan melalui virtual yang hidup dalam dunia dan bersifat ‘metafisik’.

Mungkin kita masih ingat Ketika pertama kali diluncurkan games Pokemon. John Hanke CEO of Niantic yang mempopulerkan Pokemon Go Mobile melalui Augmented Reality (AR). 

Niamic menyebutkan dirinya sebagai platform yang isa mempertemukan manusia dengan melalui avatar ‘Pokemon’ menghubungkan dunia digital dan dunia real dalam kehidupan. Tak tanggung-tanggung, perusahaan ini berhasil meraih keuntungan U$$ 300 juta pada 2021. 

Namun game ini kini telah tergantikan oleh Roblox yang menuntun pemainnya untuk memiliki planet kehidupan berbeda, memiliki rumah, mobil, tanah bahkan dunia Roblox juga bisa menciptakan system keuangan sendiri. 

Menghabiskan waktu bermain Roblox menjadi dunia baru masuk melalui karakter Avatar masing-masing, tak terbatas usia, bergabung dalam dunia Roblox dari berbagai negara.

Permainan lain berbasis metaverse, adalah Decentraland, Axie Infinity, Sandbox, Yield Guide Game, Mines of Dalamia, Chromia dan Gala yang berbasis Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) dengan mata uang Cryptocurrency, di mana menghasilkan pendapatan ketika beraktivitas di dalamnya dan yang dapat direalisasikan dalam dunia nyata. Bahkan sekelas Paris Hilton dan Justin Bieber pernah mangadakan konser yang ditonton oleh masyarakat Decentraland.  

Mark Zuckerberg adalah berikutnya. Sebagai pelopor Facebook, WhatsApp, dan Instagram yang jelas mengganti platformnya dengan sebutan ‘Meta’ dan bersiap menggelontorkan investasi US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun. 

Mark meyakini ini menjadi investasi jangka panjang yang telah ia mulai dari 2021 dan akan ditempuh dalam jangka waktu 3 tahun mendatang. Mark percaya metaverse akan menjadi generasi selanjutnya bagi perkembangan internet cellular. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun