Mohon tunggu...
Noor I. Putri
Noor I. Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Halo, akun ini berisi hal random yg mungkin bisa disebut sebagai hobi. Semoga kalian menyukainya ♡♥

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

In Memory

15 September 2022   13:20 Diperbarui: 15 September 2022   13:22 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sekarang waktu menunjukkan pukul 7 pagi dan Bianca masih belum menemukan batang hidung pacarnya. Bianca mencari ke seluruh ruangan tapi memang benar bahwa pacarnya belum pulang dari rapat yakuzanya. Alhasil ia memutuskan untuk sarapan sendiri dengan memakan roti berselai coklat sambil mengunyah rotinya, tangannya tak tinggal diam. Ia membuka aplikasi LINE dan membuka chat.

[LINE}

Caa: dimana? Kok ga pulang-pulang sih : (

Caa: aku nungguin tau!!!

Caa: pokoknya kalau udh selesai cepet balas chatku! Kalau ga ntar aku ngambek.

Setelah mengirim chat itu Bianca pun membersihkan sisa remah-remah roti yang ia bikin tadi. Kegiatan hari ini Bianca adalah ia akan pergi berbelanja mengingat isi kulkas sudah sisa dua telur.

-Di dalam kamar

"Aku pakai baju apa ya?" ucapku yang bingung hendak memakai pakaian apa dan berakhir aku memutuskan untuk memakai hoodie Favian. Aku pun membuka isi lemari yg berisi pakaian Ian dan memilih hoodie berwarna hitamnya. Setelah selesai memakai hoodie, Bianca beralih ke cermin. Seperti dilakukan wanita pada umumnya, Bianca membubuhkan beberapa skincare ke mukanya dan saat itu juga lah Bianca tiba-tiba memikirkan pertemuan pertama kalinya.

-Flashback on

Pagi ini Favian telah bersiap mendatangi Bianca di kosnya, sesuai dengan alamat yang pacarnya berikan untuk kiriman paketan. Kali ini ia sendiri yang akan menjadi paketnya. Favian sebelumnya hanya berkata bahwa akan ada kiriman paket, tapi ia tidak berkata bahwa yang datang adalah dirinya.

Setelah sampai di depan rumah bertuliskan Ryska Homestay, Favian langsung sedikit berteriak layaknya abang kurir "Pakeeet."

Dan terdengarlah sahutan dari dalam "iyaa, atas nama siapa mas?" Favian pun tersenyum dan menjawab "Atas nama Bianca Isabella, Mba"

"Oh tunggu mass" Bianca pun bergegas memakai jaket, sebelumnya ia hanya memakai tanktop dan celana pendeknya. Setelah merasa sudah menaikan risleting jaketnya ia pun membuka pintu dan betapa kagetnya yang datang adalah pacarnya, "Favi?"

Favian tersenyum dan membuka lengannya, Bianca yang paham langsung mendekat dan masuk ke dalam pelukan itu. Akhirnya setelah bertahun-tahun mereka ldr (long distance relationship), mereka bertemu satu sama lain. Bianca pun masih tetap memeluknya, bahkan pelukannya sangat erat. Favian mengelus punggung wanitanya dan hal itu membuat ia perlahan tapi pasti melepaskan pelukannya. Bianca mengajak pacarnya masuk ke ruang tamunya, "Kapan datangnya? Kok ga bilang-bilang kalau mau kesini? Aku juga belum mandi.. Kirain beneran paket doang, gataunya paketnya segede ini ahahaha"

-Flashback off

Bianca tersenyum karena mengingat paketan yang begitu tampan itu, setelah merasa sudah selesai merias wajah. Ia pun mengambil tas dan memasukkan barang-barang yang penting lalu pergi dengan motor kesayangannya.

Selama perjalanan ia terus memikirkan apa saja yang akan dibeli, "Ntar beli apa ya. Di rumah tadi cuma ada telur."

Sesampainya di swalayan ia langsung membawa troli belanja dan mulai berjalan memutari setiap raknya. Sesampainya di rak berisi cemilan ia jadi teringat kembali dengan pacarnya.

-Flashback on

Bainca melihat Favian yang asik mendorong trolinya pun berinisiatif untuk mengabadikan momen ini, "By liat sini dulu bentarrr" dan cekrek. Gambar berhasil diabadikan, Favian dengan baju pink dan bibirnya yang sengaja dimajuin membuatnya sangat lucu. Walaupun pacarnya kadang cuek dan dingin, tapi ia juga memiliki sisi lain. Sisi dimana ia bisa terlihat sangat menggemaskan.

Pasangan ini melihat-lihat cemilan yang ada, mereka bingung akan memilih apa. "Kamu mau apa? Ambil aja" Bianca yang ditanyain seperti itu pun bingung, ia melihat rak belanjaan itu dari atas sampai ke bawah, "Apa ya.. Abang sendiri mau apa?" Bianca bertanya sambil menoleh, menunggu respon Favian.

Favian memajukan trolinya dan berhenti di potabee. Ia mengambil dua lalu menoleh ke Bianca, "Kamu ga ngambil cemilan?".

Bianca lalu melihat ke sekeliling dan berakhir mengambil satu lays dan satu oreo isi vanilla. Kedua barang itu dimasukannya ke dalam troli. Favian yang melihat Bianca mengambil dua itu lalu kembali bertanya lagi, "Itu aja? Ga lagi?" Bianca menjawab dengan gelengan kepala.

Favian yang melihat itu menjadi gemas karena pipi Bianca bergoyang-goyang, Ian pun mencium pipi Bianca.

Bianca shock karena dicium di tempat umum. Favian yang mencium hanya tersenyum kesenangan karena respon Bianca yang lucu karena malu.

-Flashback off

Bianca mengambil handphone-nya dan masih tidak ada balasan dari Favian, akhirnya ia memutuskan untuk mengiriminya pesan lagi.

[LINE}

Caa: aku lg di swalayan, ntar kalau sudah sampai di rumah chat ya

Setelahnya Bianca memasukkan kembali handphone-nya dan kembali mencari apa saja kebutuhan yang ia perlukan. Tak terasa troli yang semula kosong kini menjadi penuh dengan berbagai barang, mulai dari fresh food sampai ke tisu. Karena merasa cukup akan kebutuhannya ia pun pergi mengantri di kasir.

-Di rumah

Bianca melihat garasi rumahnya kosong, menandakan Favian belum pulang. Bianca yang heran kenapa pacarnya belum pulang akhirnya menelpon. Namun sayang, panggilan tidak tersambung. "Masa batrai dia habis sih? Coba aku telpon dari whatsapp dan Line nya deh" Bianca pun menelpon lagi, tapi hanya ada nada sambung tanpa tanda-tanda akan diangkat oleh pemilik nomor tersebut.

Karena merasa usaha menelponnya sia-sia ia pun masuk ke dalam rumah dengan membawa belanjaannya tadi, sesampainya di dalam ia langsung menyusun belanjaan tadi sesuai tempatnya.

Setelahnya ia berjalan ke kamar dan mendudukkan dirinya di atas kasur. Disana gadis berambut panjang itu kembali memikirkan dimana keberadaan pacarnya, tak lama alarm di handphone-nya berbunyi. Alarm dengan pengingat "Minum obat". Ia pun berjalan ke arah kotak P3K dan mengambil obatnya, lalu meminumnya.

END

Note:

Jadi ceritanya Bianca mengalami gangguan mental, ia masih menganggap kalau Favian itu masih ada. Padahal aslinya Favian terbunuh waktu tawuran bersama yakuza. Waktu itu Favian dijebak musuh yang berakhir dengan kematian prian tampan itu. Bianca yang shock karena hal itu jadi mengalami gangguan mental dan menganggap bahwa Favian masih ada. Room chat yang Bianca spam pun hanya berisi chat dari putri, tanpa ada balasan dari Favian. Handphone Favian juga aslinya berada di lemari pakaian, jadi sebanyak apapun Bianca menelpon atau memberi pesan. Semua itu tidak akan pernah mendapat balasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun