Mohon tunggu...
NOOR HIDAYAH
NOOR HIDAYAH Mohon Tunggu... Guru - Guru Mata Pelajaran

Saya seorang guru mata pelajaran fisika di SMA sederajat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan antara Hasil Belajar Matematika dengan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX SMP IT Sirajul Huda

7 Maret 2024   08:23 Diperbarui: 7 Maret 2024   08:27 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

THE RELATIONS RESULT OF LEARNING MATHEMATICS WITH RESULT OF LEARNING PHYSICS STUDENTS OF CLASS IX 

SMP IT SIRAJUL HUDA

Noorhidayah (2022) Hubungan Hasil Belajar Matematika dengan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas IX SMP IT Sirajul Huda

ABSTRACT

The result of learning natural sciences (IPA), especially Physics in Indonesia still insists on a matter of calculation cannot be separated from mathematics. Refer in fact almost all the material physics requires the basics of mathematics as a tool to understand the concepts of physics. This research aims to analysis the relations result of learning math with result of learning physics students of class IX SMP IT Sirajul Huda. The population of the research was all students of class IX SMP IT Sirajul Huda and sampling with engineering cluster achieved 70 students as a sample. Method of collecting data using the test results of learning. This type of research is the correlation and analysis method used is correlation and regression. The research results found r = 0.349, the effective contributions of independent variable is 12.2%. The result found that there is a significant relationship between the results of learning math with result of learning physics students of class IX SMP IT Sirajul Huda.

 


Keywords: results of learning, mathematics, and physics.

PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara utuh dalam rangka menghadapi tantangan masa depan. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang (UU) Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertangung jawab.

Fisika yang pada kurikulum 2013 termasuk dalam mata pelajaran peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi inti. Yang menandakan bahwa mungkin saja terdapat keterkaitan antara matematika dengan fisika. 

Berdasarkan pengamatan awal di kelas IX SMP IT Sirajul Huda dapat dilihat bahwa masih banyak peserta didik yang memperoleh nilai di bawah 70 atau di bawah KKM. Seyogyanya matematika dan fisika mengandung numerasi di dalamnya, yang membuat peneliti ingin meneliti adakah hubungan antara matematika dengan fisika di kelas IX SMP IT Sirajul Huda?

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan metode penelitian deskriptif dan pendekatan kuantitatif-kualitatif.

Populasi pada penelitian adalah seluruh siswa kelas IX SMP IT Sirajul Huda sebanyak 139 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik klaster karena siswa telah secara alami berkumpul dalam kelompok-kelompok yang memiliki ciri tersendiri. Dilakukan uji prasyarat analisa varian pada populasi dengan melihat pretes siswa, dipilih 2 kelompok yaitu kelas IXA dan IXC dari populasi yang terdistribusi normal dan homogen.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar matematika pada materi peluang dan tes hasil belajar fisika pada materi energi dan daya listrik yang telah uji instrumen.

Metode analisa data dilakukan dengan menggunakan teknik analisa korelasi dan regresi sederhana. Dengan hasil belajar matematika sebagai variabel independen (bebas) dan hasil belajar fisika sebagai variabel dependen (terikat). Pengolahan data dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel dan program aplikasi statistik (SPSS/ Statistical Package for Social Sciences).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Deskriptif

Deskripsi variabel kategorik adalah data yang telah dikelompokkan peneliti ke dalam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan KKM 70 sebagai pelengkap analisa deskripsi numerik. Berdasarkan sampel pada matematika dengan persentase 100% nilai yang di dapatkan siswa masih berada di bawah KKM. Yang artinya siswa pada materi peluang belum mengalami perubahan yang mampu memenuhi KKM tanpa remedial. Untuk pretes fisika nilai siswa masih 100% berada dibawah KKM, mungkin karena ini baru penilaian awal untuk melihat kemampuan awal siswa. Terdapat 1 siswa yang telah mampu mencapai KKM tanpa remedial (pengulangan) yang artinya 1,4% siswa telah mampu mencapai KKM tetapi 98,6% siswa masih berada di bawah KKM (belum mengalami perubahan yang berarti).

Deskripsi variabel numerik Pretes matematika dengan median 20,05 dan pretes fisika dengan median 15,79 dengan skor tertinggi 36,84 untuk pretes matematika dan 31,58 untuk pretes fisika yang menandakan saat pretes siswa hanya mampu mencapai nilai rata-rata kurang dari sama dengan 20. Namun siswa mengalami peningkatan dengan skor rata-rata yang berkisar pada 40. Meski masih belum memenuhi KKM.

Uji Persyaratan Analisa 

  • Uji persyaratan analisa varian

    • Uji persyaratan analisis varian dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Metode yang digunakan untuk mengetahui distribusi data normal adalah Uji one sample kolomogorov smirnov. Pada pretes matematika dapat dilihat bahwa nilai p untuk kelas IXA = 0,246, nilai p untuk kelas IXB = 0,060, nilai p untuk kelas IXC = 0,187 dan nilai p untuk kelas IXD = 0,070 dapat dikatakan seluruh kelas IX berdistribusi normal karena p > 0,05 (Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05).  Pada pretes fisika dapat dilihat bahwa nilai p untuk kelas IXA = 0,055, nilai p untuk kelas IXB = 0,160, nilai p untuk kelas IXC = 0,100 dan nilai p untuk kelas IXD = 0,052 dapat dikatakan seluruh kelas IX berdistribusi normal karena p > 0,05 (Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05).
  • Tabel 1. Uji homogenitas

    Dapat dilihat pada tabel 1 bahwa Baik perbandingan data kelompok pada pretes matematika maupun pada pretes fisika memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 atau p >  = 0,05. Maka dapat dikatakan varians untuk kelompok yang dibandingkan adalah homogen.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa uji normalitas persyaratan analisis varians pada pretes untuk seluruh kelas IX dapat dikatakan populasi berdistribusi normal dan homogen.

    • Uji persyaratan analisa regresi
  • Uji persyaratan analisa regresi bila terdapat hubungan mengharuskan normal dan linier. Berdasarkan sampel didapatkan:

    Tabel 2. Uji normalitas variabel

    Nilai signifikansi hasil belajar fisika adalah 0,347 yang artinya p > 0,05 atau lebih besar dari 5%. Begitupula untuk variabel dependen, nilai hasil belajar matematika dari sampel didapatkan nilai signifikansi 0,176 yang artinya p > 0,05 atau lebih besar dari 5%.

    Pengambilan keputusan dalam uji linieritas dapat dilakukan dengan dua cara yakni melihat nilai signifikansi dan nilai F. Berdasarkan nilai signifikansi, diperoleh nilai signifikansi = 0,723. Menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yang artinya terdapat hubungan linier secara signifikan antara variabel hasil belajar matematika (Independen) dengan variabel hasil belajar fisika (Dependen). Kemudian bila berdasarkan nilai F, diperoleh nilai = 1,048, sedang   pada tabel distribusi tabel nilai F 0,05, dengan angka df 9.59 yang artinya kolom ke 9 dan baris ke 59. Dan didapatkan = 2,04. Karena nilai  lebih kecil dari  maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linier secara signifikan antara variabel hasil belajar matematika (Independen) dengan variabel hasil belajar fisika (Dependen).

    Dapat disimpulkan bahwa data sampel pada penelitian ini berdistribusi normal dan linier yang artinya persyaratan uji untuk analisa regresi telah terpenuhi.

    Analisa Data Korelasi dan Regresi

    • Uji koefisien korelasi
  • Dengan hasil interpretasi hasil uji korelasi didasarkan pada nilai p, kekuatan korelasi, serta arah korelasinya seperti pada:

    Tabel 3. Hasil uji korelasi

    Data yang diperoleh memiliki significancy 0,003 dimana p<0,05 yang menunjukkan bahwa korelasi hasil belajar matematika dengan hasil belajar fisika adalah terdapat korelasi yang bermakna. Nilai korelasi uji Pearson Product Moment yang diperoleh 0,349** yang menandakan kekuatan korelasi yang berada pada 0,2 < r < 0,4 yang artinya kekuatan korelasinya lemah tapi masih ada korelasi. Dan positif pada korelasi yang diperoleh menandakan arah korelasi searah yang menunjukkan bahwa semakin besar nilai satu variabel, semakin besar pula nilai variabel lainnya.

    Berdasarkan tanda bintang SPSS, pada r diperoleh 0,349**. Dapat dilihat terdapat 2 bintang dibelakang angka r, yang menandakan bahwa hubungan antara kedua variabel sangat signifikan. Dengan jumlah data sebanyak (n) = 70, maka derajar kebebasannya (dk) = n -- 2 = 70 -- 2 = 68.  pada  = 0,05 sebesar 0,232. Hal ini menunjukkan bahwa  lebih besar dari  (0,349 > 0,232). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi sebesar 0,349 adalah signifikan.

    Karena kedua variabel memiliki hubungan meski sangat lemah, tetapi dapat diteruskan ke uji regresi untuk melihat besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa syarat uji telah terpenuhi maka uji regresi telah dapat dilakukan.

    Tabel 4. Syarat uji linier lainnya

    • Gambar 1. Grafik scatter plot (Normal P-P Plot)

      Titik pada grafik scatter plot menyebar di sekitar garis diagonal yang menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel adalah linier.

      Berikut gambar yang menunjukkan bahwa scatter tidak membentuk pola tertentu yang menandakan syarat varian terpenuhi konstan.

      Gambar 2. Grafik scatter plot

      Nilai DW 1,779 yang artinya angka DW berada diantara -2 sampai +2 maka dapat dikatakan bahwa tidak ada autokorelasi. Dan bila DW hitung dibandingkan dengan nilai dari tabel Durbin Watson, dengan nilai tabel signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 70 dan jumlah variabel independen 1 (K = 1) yang artinya pada 1.70 pada tabel Durbin Watson (tabel dapat dilihat pada lampiran) maka nilai du = 1,641. Nilai DW 1,779 lebih besar dari batas atas (du) dan kurang dari (4 - du = 4 -- 1,641 = 2,359). Dapat disimpulkan bahwa residu dan variabel bebas tidak mempunyai korelasi yang kuat atau tidak terdapat autokorelasi.

      Setelah melakukan pengujian syarat regresi linier, dan seluruh syarat regresi linier telah terpenuhi maka regresi linier sederhana dapat dilakukan dengan syarat terdapat korelasi antar variabel.

      • Regresi sederhana
    • Metode untuk regresi linier sederhana ini adalah enter. Adapun hasil uji regresinya sebagai berikut:

      Tabel 5. Hasil uji regresi linier

      Nilai r nya adalah 0,349**. Kolom Unstandardized Coefficients pada tabel 4.8 dan tabel Coefficients (tabel Coefficients dapat dilihat pada lampiran) dengan subkolom B merupakan koefisien yang menunjukkan harga constant a dan harga b. Berdasarkan tabel 5 maka: persamaan regresi untuk hubungan hasil belajar matematika dengan hasil belajar fisika adalah

      = a + bX = 30,033 + 0,370 (X)

      Sehingga,

      Hasil belajar fisika = 30,033 + 0,370 (Hasil belajar matematika)

      untuk memprediksi nilai hasil belajar fisika bila hasil belajar matematikanya diketahui. Menilai kualitas persamaan hasil analisis regresi linier yang diperoleh dapat dinilai dengan melihat hasil uji ANOVA dan Model Summary. Suatu persamaan dikatakan layak untuk digunakan bila nilai p pada uji ANOVA < 0,05 (Dahlan, 2012: 212). Nilai p sebesar 0,003, menunjukkan bahwa p < 0,05 yang menandakan rumus (persamaan) layak untuk digunakan.

      Pada dasarnya uji regresi dan uji korelasi keduanya punya hubungan yang sangat kuat dan mempunyai keeratan. Bila ada uji regresi pasti ada uji korelasinya, tetapi sebaliknya uji korelasi belum tentu diuji regresi atau diteruskan ke uji regresi. Uji korelasi yang tidak dilanjutkan dengan uji regresi adalah uji korelasi yang kedua variabelnya tidak mempunyai hubungan fungsional dan sebab akibat. Yang artinya Ha ditolak dan Ho diterima. Pada penelitian ini Uji korelasi yang dilanjutkan dengan uji regresi karena uji korelasi kedua variabelnya mempunyai hubungan fungsional dan sebab akibat. Yang artinya Ha diterima dan Ho ditolak.

      • Uji keberartian koefisien korelasi (Uji-T)
    • Hasil uji keberartian koefisien korelasi (Uji-T) dapat dilihat pada tabel 5 Dapat dilihat kolom t merupakan besarnya koefisien hasil hitung uji-T yang dapat digunakan untuk memprediksi keberartian regresi maupun korelasi (Widiyanto, 2013: 225). Besarnya  dari hasil analisis sebesar 3,216. Koefisien  pada tabel 4.8 sebesar 9,436 merupakan kuadrat dari koefisien t.

      Sebelumnya dengan berdasarkan tabel 3. hasil uji korelasi telah dilakukan analisa pada P-value dan didapatkan bahwa  lebih besar dari  (0,349 > 0,232). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi sebesar 0,349 adalah signifikan. Bila berdasarkan tabel 4.8 maka dk (n -- 2 = 69 -- 2) sebesar 67 pada  = 0.05 diperoleh  sebesar 2,000. Yang berarti  lebih besar dari  (3,072 > 2,000). Dengan demikian thitung ttabel dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (keberartian) antara hasil belajar matematika dengan hasil belajar fisika.

      • Koefisien determinasi
    • Nilai koefisien korelasi product moment () dapat dilihat pada tabel 5. Nilai mempunyai arti besar nilai (persen) persamaan regresi mampu menjelaskan (mempengaruhi) hasil belajar fisika sebesar 12,2%. Dan 87,8%nya lagi dipengaruhi oleh variabel lain.

      Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan apabila hasil belajar matematika besar maka hasil belajar fisika juga besar, begitupula sebaliknya apabila hasil belajar fisika meningkat maka hasil belajar matematika juga meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kapsah (2005) tentang analisis hubungan hasil belajar matematika dengan hasil belajar IPA.

      Maka secara singkat penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna (signifikan) antara hasil belajar matematika dengan hasil belajar fisika siswa kelas IX SMP IT Sirajul Huda meski sangat lemah dengan pengaruh sebesar 12,2% terhadap fisika. Pengaruh yang lemah dapat terjadi karena tidak semua soal didominasi oleh hitungan tapi juga terdapat di dalamnya teori. Dan 87,8% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang bisa jadi semangat siswa belajar, pemilihan materi perbandingan pada penelitian ini, dan lain sebagainya. Hal ini juga sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, dimana matematika memang cukup mempengaruhi fisika.

      KESIMPULAN DAN SARAN

      Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan antara hasil belajar matematika dengan hasil belajar fisika siswa kelas IX SMP IT Sirajul Huda diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara hasil belajar matematika dengan hasil belajar fisika siswa kelas IX SMP IT Sirajul Huda meski sangat lemah.

      Adapun saran yang dapat peneliti berikan, bagi siswa hendaknya bersungguh-sungguh dalam mengerjakan setiap tes dari guru agar dapat mengetahui kemampuan diri siswa sendiri. Bagi guru dan sekolah, sekolah disarankan untuk terus berupaya meningkatkan kemampuan siswa baik dengan meningkatkan hasil belajar siswa ataupun keterampilan siswa agar mencapai sepenuhnya KKM dan terpenuhinya indikator serta tujuan pembelajaran. Peneliti selanjutnya dapat menjadikan penelitian ini sebagai referensi guna menyempurnakan penelitian yang dilakukan selanjutnya. Disarankan untuk memperluas wilayah populasi dan meneliti variabel lain yang berpengaruh terhadap hasil belajar fisika. Hasil penelitian yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara hasil belajar matematika dengan hasil belajar fisika siswa kelas IX SMP IT Sirajul Huda meski sangat lemah dengan pengaruh sebesar 12,2% terhadap hasil belajar fisika. Pengaruh yang lemah dapat terjadi karena tidak semua soal didominasi oleh hitungan tapi juga terdapat di dalamnya teori. Meskipun 87,8% dipengaruhi oleh variabel lain, paling tidak faktor ini dapat disoroti dan dimaksimalkan dari sekarang.

      DAFTAR PUSTAKA

      Abidin, Muhammad Zainal. 2011. Kesulitan dan Pembelajaran Bilangan Pecahan. Diakses melalui http://masbied.files.wordpress.com/2011/05/modul-matematika-kesulitan-belajar-pecahan.pdf. Pada tanggal 4 April 2012.

      Anisa, Ayatin. 2011. Hubungan Kemampuan Logika-Matematika dan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Fisika. Jurnal diakses melalui: file:///http/digilibfkipuns_hubungankemampuanlogika-matematikadanminatbelajardenganhasilbelajarfisika.htm. Pada tanggal 4 April 2014.

      Dahlan, Sopiyudin. 2012. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Ramawangun: Salemba Medika.

      Efendi. 2013. Kumpulan Karya Tulis Ilmiah. Diakses melalui: http://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/03/hakikat-belajar-dan-hasil-belajar-fisika.html. Pada tanggal 16 Januari 2015.

      Ika dkk. -. Pengaruh Kemampuan Dasar Matematika dan Kebiasaan Belajar terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMAN 11 Pekanbaru. Riau: Universitas Riau.

      Irianti, Mitri. 2008. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Tingkat Penguasaan Mahasiswa Dengan Menggunakan Prosedur Heuristik Pada Pembelajaran Fisika Dasar 1. Jurnal Sosiohumaniora. Vol 10, no 3. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran.

      Junaidi, Syamsul dan Siswono, Tatag Yuli Eko. 2006. Matematika SMP untu Kelas IX. Surabaya: Gelora Aksara Pratama.

      Kapsah, 2005. Analisis Hubungan Hasil Belajar Matematika dengan Hasil Belajar IPA. Jakarta:  UIN Syarif  Hidayatullah.

      Karim, Saeful. 2008. Buku Sekolah Elektronik (BSE): Belajar IPA untuk kelas IX SLTP/ MTs.

      Lasminah. 2010. Pengertian Ilmu Fisika. Diakses melalui  http://pengertianilmufisika.blogspot.com/2010/12/fisika-hubungan-dengan-matematika-dan.html. Pada tanggal 2 April 2014.

      Munthe, Bermawy. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Putaka Insan Madani.

      Rasyid, Harun dan Mansyur. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana Prima.

      Tabrani, Khadijah. Berbuat untu Berbagi Hasil Belajar Fisika. Diakses melalui http://khadijahtabrani.blogspot.com/2012/04/hasil-belajar-fisika.html. Pada tanggal 4 April 2014.

Untuk yang ingin file jurnal lengkap dengan tabel hasil penelitian, silahkan chat ke saya (noor hidayah) atau tinggalkan komentar jika anda berminat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun