Mohon tunggu...
Nonik Widyaa
Nonik Widyaa Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Sedang menempuh pendidikan S1 Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Komunikasi Global di Era Pasar Bebas

9 November 2018   15:18 Diperbarui: 12 November 2018   11:36 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Mengadministrasi mekanisme peninjauan kebijakan perdagangan

5. Bekerjasama dengan IMF (International Monetary Fund) dan IBRD (International Bank for Reconstruction and Development) atau dikenal dengan World Bank, dalam perwujudan kebijakan ekonomi yang lebih koheren.

Indonesia sendiri turut berpartisipasi dalam persaingan dagang bebas ini, baik perdagangan bebas antar Asean (AFTA), Asia Pasifik (AFEC) maupun lingkup global (GATT/WTO). Tren globalisasi perdagangan telah menjadi arus besar yang tidak dapat dielak. Partisipasi Indonesia tersebut merupakan sebuah langkah antisipatif dan strategis. Dimana dapat digunakan untuk menguji sejauh mana kemajuan, kemandirian, dan daya kompetitif negara dikancah global. 

Selain itu juga akan mendapatkan umpan balik berupa kelemahan-kelaman yang seharusnya dibenahi. Terdapat tiga aspek yang mendasar dalam menghadapi persaingan pasar bebas ini yakni aspek ekonomi, teknologi, dan komunikasi. Selama ini persaingan dan antisipasi menghadapi perdagangan bebas lebih terfokus pada aspek ekonomi dan teknologi saja padahal aspek komunikasi juga merupakan hal yang krusial, dimana sebagian besar kemapuan penetrasi pasar global oleh negara-negara maju justru dipengaruhi oleh pemahaman terhadap budaya komunikasi dan mensyaratkan kemampuan berkomunikasi.

Persaingan dipasar global bukan semata-mata tentang produk dan jasa, melainkan juga persaingan taktik dan strategi yang mana kedua hal tersebut adalah bagian dari komunikasi. Selain itu, kemampuan dalam memahami budaya juga menjadi elemen pendukung yang harus diperhatikan. Persiapan memasuki perdagangan bebas harus dilakukan secara menyeluruh bukan hanya dari segi ekonomi dan teknologi namun juga mencakup aspek budaya. Liberalisasi perdagangan perlu disertai dengan pemahaman dan penerapan pengetahuan akan komunikasi global dan lintas budaya sehingga diharapkan para pebisnis dapat berkerja dengan lebih efektif di lingkungan global. 

Kedepannya tantangan global akan semakin besar, salah satunya adalah menuntut kemampuan untuk mengkomunikasikan gagasan dan tujuan serta bagaimana produk dan jasa tidak hanya untuk diperjual belikan, namun lebih kepada bagaimana penyampaian pesan dari produk dan jasa itu sendiri sampai kepada masyarakat global berikut dengan berbagai latar belakang, dan ragam budayanya.

Adanya pasar bebas baik regional maupun internasional, membuka ruang interaksi kepada dunia secara lebih luas, dimana terdapat perbedaan-perbedaan mendasar pada masing-masing pihak. Hubungan bisnis global ini tentu saja akan terus dipengaruhi oleh perbedaan budaya, sehingga diperlukan sebuah komitmen untuk mampu bersaing dalam pasar bebas dunia. Dalam hal ini peran komunikasi global sangatlah terlihat, yakni berperan dalam pemahaman suatu budaya tertentu dan bagaimana pengaplikasian budaya tersebut ketika proses interaksi bisnis internasional dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Khisan Thissu,Daya.2000.International Communication Continuity and Change.New York Oxford University Press In.

Jurnal MediaTor, Komunikasi Bisnis Antarbudaya Dalam Era Globalisasi, Nina W. Syam Vol. 4, 1, 2000,

https://e-journal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/679

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun