Mohon tunggu...
Melinda  Niswantari
Melinda Niswantari Mohon Tunggu... Freelancer - Healthy lifestyle and happy mom journey

fruitaholic, green life style, health enthusiast, sedang belajar #zerowaste

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mencontoh Kemandirian Desa Kemudo, Prambanan, Jogja

19 November 2018   17:00 Diperbarui: 19 November 2018   17:23 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sinilah sayuran dan buah-buahan berbasis organik mulai dikembangkan, di area ini pula ada peternakan sapi, kambing, dan lele. Oiya ada juga pengelolaan pupuk organik loh, kami belajar sekilas dari ibu-ibu di sini tentang membuat pupuk organik.

Belajar Membuat Pupuk Organik :)
Belajar Membuat Pupuk Organik :)


Membuat Pupuk Organik

Bahan :

Bisa pilih salah satu dari (Pisang, bawang merah, nanas, tempe), air matang 1 liter, 2 sendok gula pasir, botol aqua kemasan 1,5 ml.

Cara membuatnya :

Cacah bahannya menjadi kecil-kecil, kemudian masukan ke wadah aqua botol yang berisi air matang 1 liter, masukkan 2 sendok gula pasir dan diamkan selama kurang lebih seminggu agar terjadi fermentasi. Setiap harinya di buka supaya gasnya keluar. Setelah tidak timbul gas baru bisa dipakai. Pupuk ini bisa dicampur untuk menyiram. Formulasinya 1 gelas aqua bisa dicampur dengan 10 liter air biasa.

Jadi ada 4 jenis yang dipraktekin waktu itu, yang mana memiliki fungsi yang berberda.

Pisang untuk penghancur daun, bawang merah penghancur lemak, nanas untuk penghancur ranting, tempe penghancur minyak. Ayo kita praktekan, mudah bukan membuatnya ^_^

Walaupun siang itu sangat terik tapi tak menyurutkan semangat saya untuk berkeliling melihat apa saja yang di tanam di Omah Tani Srikandi, saya pun melihat berbagai sayuran diantaranya ada tomat, kangkung, mangga, terong, cabe rawit, bayam tumbuh dengan subur. Bahkan saya coba iseng memetik terong atas izin ibu yang ada di sana hehehe.

Panen di Desa Kemudo, Omah Tani Srikandi
Panen di Desa Kemudo, Omah Tani Srikandi


2. Pengelolaan Afval Industri

Bergerak dibidang pengelolaan limbah kering industri, seperti karton, plastik, duplex, alumunium foil dan pallet kayu, jerigen, IBC Tank Afval bekas pengemas milik PT. Sarihusada Generasi Mahardika plant Prambanan dan perusahaan disekitar Desa Kemudo.          

3. Pengolahan Limbah Kayu Pallet

Melimpahnya pallet jati belanda ex-packing merupakan potensi usaha yang dapat dikembangkan, terlebih pemanfaatan barang bekas tengah menjadi tren dikalangan masyarakat. Yup, melihat potensi tersebut, BUMDes Kemudo Makmur dan masyarakat bekerja sama untuk mengolah bahan baku pallet menjadi produk kerajinan.

Produk-produk yang dihasilkan meliputi furniture, handycraft dan souvenir. Pengolahan ini sekaligus sebagai upaya mendukung kampanye 3R yaitu Reduce, Reuse, Recycle. Siapa sangka limbah kayu pallet ini bisa menjadi furniture yang berdaya jual tinggi :)

Furniture dari Limbah Kayu Pallet
Furniture dari Limbah Kayu Pallet

Hasil dari LImbah Kayu Pallet yang menjadi furniture
Hasil dari LImbah Kayu Pallet yang menjadi furniture

4. Pelayanan Umum

Kemandirian desa Kemudo patut diacungi jempol dan layak mendapatkan apresiasi, tak hanya mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki desanya saja loh. Dalam pelayanan umum contohnya, Desa Kemudo menjangkau berbagai kebutuhan untuk membantu masyarakat. BUMDes Kemudo Makmur mempunyai beberapa usaha di bidang pelayanan umum. Satu diantaranya adalah BNI Laku Pandai yang meliputi pelayanan perbankan, pembayaran listrik, pembayaran BPJS, multifinance, registrasi uang elektronik dll. Yang lebih menarik lagi, BUMDes juga melayani kebutuhan ATK dan fotocopy untuk kebutuhan sehari-hari.

BUMDes Kemudo Makmur
BUMDes Kemudo Makmur

5. Angkringan Joglo

Rindu kuliner bernuansa tradisional seperti angkringan? Waah pas banget nih, saat kemarin ke Jogja kami para Danone Blogger Academy berkunjung ke suatu Desa bernama Kemudo, yang berlokasi di kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Adalah "Angkringan Joglo" tempat kuliner bernuansa tradisional yang dilengkapi dengan bangunan Joglo dan gerobak angkringan. Konsep yang unik dan merakyat ini memanfaatkan lahan kosong, menyuguhkan beragam hasil olahan warga setempat. Kala itu Ibu Kepala Desa mengantarkan kami menuju Angkringan Joglo, saat menyusuri desa ini sepanjang jalan rumah para warga terdapat jenis sayuran dan bunga yang berwarna-warni, mereka memang diajarkan untuk bercocok tanam di pekarangan rumah. 

Pekarangan Warga Desa Kemudo :)
Pekarangan Warga Desa Kemudo :)
Saya pun kala itu ikut mencicipi masakannya, hidangan yang sederhana namun berkesan dan insha Allah sehat. Sayurannya pun berasal dari hasil kebun yang ditanam oleh masyarakat desa Kemudo, ada juga lele yang dibudidayakan juga. Angkringan Joglo, yang berlokasi di Dukuh Karangasem, Desa Kemudo ini dikembangkan oleh Ibu-ibu Dukuh Karangasem.

Ini Menu makan siangku saat di Angkringan Joglo :)
Ini Menu makan siangku saat di Angkringan Joglo :)
 

"Kenapa angkringan? Karena selama ini banyak masyarkaat yang tertarik dengan tempat berasantai namun bernuansa tradisional. Jadi di sini bisa ngobrol-ngobrol santai sambil menikmati sajian makanan rumahan, "ujar Kepala Desa Kemudo, Hermawan Kristanto.

Btw nih selain angkringan Joglo, akan dikembangkan juga kebun gizi, pembuatan sambal dan makanan ringan hasil olahan warga. Bisa buat oleh-oleh nih ketika berkunjung ke sini :) Hal ini dalam upaya pemberdayaan dan peningkatan perekonomian masyarakat, melalui hasil usaha dan kreasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun