Dengan demikian, Erwin Schrödinger diakui sebagai penemu konsep dasar orbital atom (termasuk orbital s), sedangkan Niels Bohr (1913) menjadi tokoh pendahulu yang menginspirasi pengembangan teori kuantum dengan model atom berlapis energinya. Orbital s menjadi bentuk paling sederhana dari solusi persamaan Schrödinger, yang menunjukkan daerah kemungkinan terbesar elektron ditemukan di sekitar inti secara simetris bola.
Fungsi Gelombang pada Orbital s
Fungsi gelombang () pada orbital s merupakan hasil penyelesaian persamaan Schrdinger untuk atom hidrogen ketika bilangan kuantum momentum sudut (l) = 0. Fungsi gelombang ini menggambarkan amplitudo probabilitas untuk menemukan elektron pada titik tertentu di sekitar inti atom. Secara matematis, fungsi gelombang orbital s hanya bergantung pada jarak (r) dari inti, bukan pada arah (, ), sehingga bentuknya simetris bola (spherical symmetry). Hal ini berarti peluang menemukan elektron dalam orbital s sama besar ke segala arah dari inti atom.
Menurut Autschbach (2012) dalam Journal of Chemical Education, "Orbitals are used to construct approximate many-electron quantum mechanical wave functions which describe the electron distributions and other properties of molecules," yang berarti bahwa orbital---termasuk orbital s---adalah representasi matematis dari fungsi gelombang yang mendeskripsikan distribusi elektron di sekitar inti.
 Dengan kata lain, fungsi gelombang () bukanlah entitas fisik yang bisa diukur secara langsung, melainkan model kuantum yang digunakan untuk menghitung probabilitas densitas elektron (||) pada titik tertentu di ruang.
Keunikan Orbital s
Orbital s memiliki sejumlah keunikan dibandingkan dengan orbital lainnya (p, d, dan f), terutama karena bentuk dan sifat simetrinya yang paling sederhana. Orbital s memiliki simetri bola (spherical symmetry) di sekitar inti atom, yang berarti bahwa probabilitas menemukan elektron di dalamnya hanya bergantung pada jarak dari inti (r) dan tidak bergantung pada arah (, ). Keunikan ini membuat orbital s menjadi satu-satunya orbital yang tidak memiliki orientasi ruang tertentu, berbeda dengan orbital p, d, dan f yang memiliki arah spesifik dalam tiga dimensi.
Menurut Autschbach (2012) dalam Journal of Chemical Education, "Orbitals represent an approximation to reality: Orbitals are used to construct approximate many-electron quantum mechanical wave functions which describe electron distributions and other properties of molecules," yang menunjukkan bahwa orbital s adalah bentuk paling sederhana dari fungsi gelombang yang digunakan untuk mendeskripsikan distribusi elektron di sekitar inti
Â
Bentuk Orbital s
Orbital s memiliki bentuk bulat (bola) yang simetris terhadap inti atom. Artinya, kemungkinan menemukan elektron di sekitar inti sama besar ke segala arah. Bentuk ini tidak bergantung pada arah atau sudut, hanya pada jarak dari inti.