"I Am Rich" --- Aplikasi iPhone Seharga Mobil yang Tidak Ada Gunanya
Dalam dunia teknologi, inovasi biasanya dihargai tinggi. Tapi ada satu kasus unik yang membuktikan bahwa kadang-kadang, kebodohan juga bisa dijual mahal --- bahkan sangat mahal.
Namanya "I Am Rich." Dirilis pada tahun 2008 oleh developer asal Jerman, Armin Heinrich, aplikasi ini dijual di App Store dengan harga $999,99, atau setara dengan harga sebuah motor atau bahkan mobil kecil bekas.
Apa yang kamu dapatkan dari aplikasi super mahal ini?
Jawabannya: nyaris tidak ada.
Saat dibuka, aplikasi ini hanya menampilkan ikon batu merah berkilau di layar, disertai dengan sebuah "mantra" yang berbunyi:
"Aku kaya. Aku layak. Aku sukses. Aku sehat. Aku produktif."
Itu saja.
Tidak ada fungsi tambahan, tidak ada fitur tersembunyi, tidak ada manfaat nyata. "I Am Rich" diciptakan hanya untuk satu tujuan sederhana: membuktikan kepada dunia bahwa kamu bisa membeli sesuatu yang tidak berguna hanya karena kamu mampu.
Cuma 8 Orang yang Membeli
Meskipun terdengar konyol, tetap ada delapan orang yang membeli aplikasi ini sebelum diturunkan dari App Store.
Sebagian pembeli kemudian mengaku bahwa mereka tidak sengaja membelinya --- mungkin karena penasaran atau karena antarmuka App Store waktu itu belum punya sistem konfirmasi pembelian seketat sekarang.
Namun ada juga yang sengaja membeli "I Am Rich" sebagai bentuk pamer kekayaan. Dalam logika mereka, memiliki aplikasi ini adalah status simbol, sama seperti memakai jam tangan super mahal atau mengendarai mobil sport eksotis.
Bedanya, aplikasi ini tidak bisa dipakai untuk apapun.
Hanya Bertahan Kurang dari 24 Jam
Tak lama setelah peluncurannya, "I Am Rich" langsung memicu kontroversi. Media global ramai membahasnya, sebagian besar mengejek keras ide di balik aplikasi ini. Banyak yang mempertanyakan bagaimana Apple bisa meloloskan sesuatu yang sebodoh ini ke dalam App Store, padahal Apple terkenal sangat ketat dalam kurasi aplikasinya.
Tekanan publik akhirnya membuat Apple bergerak cepat. Kurang dari 24 jam setelah dirilis, "I Am Rich" dihapus tanpa penjelasan resmi.
Namun kerusakan sudah terjadi --- delapan orang sudah menghabiskan hampir $8.000 untuk sebuah ikon merah yang tidak berguna.
Armin Heinrich sendiri membela aplikasinya. Ia mengatakan, "Saya tidak menipu siapa pun. Saya bahkan menulis dengan jelas di deskripsi bahwa aplikasi ini tidak melakukan apa-apa selain menampilkan simbol kekayaan." Tapi tentu saja, deskripsi itu tidak menyelamatkannya dari badai kritik.
Akhir Cerita "I Am Rich"
Setelah dihapus dari App Store, "I Am Rich" menjadi urban legend di dunia teknologi.
Beberapa tahun kemudian, Heinrich mencoba merilis versi baru yang lebih murah di platform lain, seperti Android, dengan sedikit fitur tambahan agar tidak sepenuhnya "kosong." Tapi rasa kejutannya sudah hilang --- tidak ada lagi cerita spektakuler seperti versi pertama.
"I Am Rich" akhirnya menjadi pelajaran penting bagi dunia digital:
Kaya bukan berarti harus membeli semua hal bodoh yang kamu lihat.
Dan kadang, harga tinggi bukan jaminan kualitas atau fungsi.
Kalau dipikir-pikir, mungkin aplikasi ini justru berhasil dalam caranya sendiri --- ia membuktikan bahwa ego dan kekayaan kadang bisa jadi kombinasi yang sangat berbahaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI