Tekanan publik akhirnya membuat Apple bergerak cepat. Kurang dari 24 jam setelah dirilis, "I Am Rich" dihapus tanpa penjelasan resmi.
Namun kerusakan sudah terjadi --- delapan orang sudah menghabiskan hampir $8.000 untuk sebuah ikon merah yang tidak berguna.
Armin Heinrich sendiri membela aplikasinya. Ia mengatakan, "Saya tidak menipu siapa pun. Saya bahkan menulis dengan jelas di deskripsi bahwa aplikasi ini tidak melakukan apa-apa selain menampilkan simbol kekayaan." Tapi tentu saja, deskripsi itu tidak menyelamatkannya dari badai kritik.
Akhir Cerita "I Am Rich"
Setelah dihapus dari App Store, "I Am Rich" menjadi urban legend di dunia teknologi.
Beberapa tahun kemudian, Heinrich mencoba merilis versi baru yang lebih murah di platform lain, seperti Android, dengan sedikit fitur tambahan agar tidak sepenuhnya "kosong." Tapi rasa kejutannya sudah hilang --- tidak ada lagi cerita spektakuler seperti versi pertama.
"I Am Rich" akhirnya menjadi pelajaran penting bagi dunia digital:
Kaya bukan berarti harus membeli semua hal bodoh yang kamu lihat.
Dan kadang, harga tinggi bukan jaminan kualitas atau fungsi.
Kalau dipikir-pikir, mungkin aplikasi ini justru berhasil dalam caranya sendiri --- ia membuktikan bahwa ego dan kekayaan kadang bisa jadi kombinasi yang sangat berbahaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI