BJ Habibie dan Perjuangannya Mengatasi Krisis 1998
Ketika BJ Habibie menjabat sebagai Presiden Indonesia pada 1998, negara sedang berada di ambang kehancuran. Krisis ekonomi dan politik melanda, kepercayaan terhadap pemerintah rendah, dan situasi sosial semakin memanas. Namun, dalam waktu singkat, Habibie berhasil mengambil langkah-langkah strategis untuk membawa Indonesia keluar dari krisis.
1. Reformasi Ekonomi: Menyelamatkan Indonesia dari Krisis Moneter
Krisis moneter yang dimulai pada 1997 telah menghancurkan perekonomian Indonesia. Nilai tukar rupiah anjlok, banyak bank mengalami kebangkrutan, dan daya beli masyarakat turun drastis. Habibie melakukan beberapa langkah penting untuk menstabilkan kondisi ekonomi:
Mereformasi Sektor Perbankan: Dengan membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Habibie memastikan bahwa bank-bank bermasalah dapat ditangani dengan baik.
Bekerja Sama dengan IMF: Meski kontroversial, kerja sama dengan Dana Moneter Internasional (IMF) membantu memperbaiki perekonomian dengan memberikan bantuan finansial.
Meningkatkan Transparansi: Pemerintahannya mulai memperbaiki kebijakan ekonomi agar lebih transparan, sehingga kepercayaan investor kembali meningkat.
2. Reformasi Politik: Membuka Jalan bagi Demokrasi
Selain krisis ekonomi, Indonesia juga mengalami krisis politik setelah kejatuhan Orde Baru. Habibie memahami bahwa perubahan sistem pemerintahan sangat diperlukan. Beberapa langkahnya dalam reformasi politik meliputi: