Fenomena "War Takjil" Kebersamaan dan Toleransi di Bulan Ramadan
Fenomena "war takjil" di bulan Ramadan telah menjadi topik hangat yang menarik perhatian banyak pihak Istilah ini merujuk pada persaingan antara umat Muslim dan non-Muslim dalam berburu takjil hidangan penutup yang biasa disantap saat berbuka puasa Meskipun tidak berpuasa banyak non-Muslim yang turut serta dalam tradisi ini menciptakan suasana kebersamaan dan toleransi antarumat beragama
Fenomena "War Takjil"
Di berbagai daerah terutama di pusat-pusat bazar Ramadan terlihat antusiasme non-Muslim yang ikut berburu takjil Mereka rela menunggu sebelum pedagang takjil buka untuk mendapatkan hidangan favorit mereka Hal ini tidak hanya menunjukkan minat terhadap kuliner khas Ramadan tetapi juga mencerminkan semangat kebersamaan dan saling menghormati antarumat beragama
Toleransi dan Kerukunan Antarumat Beragama
Fenomena ini dianggap sebagai bentuk toleransi dan kerukunan antarumat beragama Menurut Dadang Kahmad Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah partisipasi non-Muslim dalam berburu takjil menunjukkan bahwa Ramadan membawa keberkahan bagi semua orang tanpa memandang agama dan latar belakang
Guru Besar Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Bagong Suyanto juga menyatakan bahwa fenomena ini bisa mempererat tali persaudaraan antarumat beragama menunjukkan bahwa tali persatuan masih terikat erat
Dampak Positif bagi UMKM
Selain itu fenomena "war takjil" memberikan dampak positif bagi perekonomian khususnya bagi pelaku UMKM Permintaan takjil yang meningkat selama Ramadan membantu meningkatkan pendapatan para pedagang kecil yang sebagian besar merupakan pelaku UMKM
Kesimpulan