Mohon tunggu...
Lala
Lala Mohon Tunggu... Penulis

Suka nulis, suka mikir, kadang overthinking tapi produktif. Pernah ikut kursus psikologi dari Yale dan Mini MBA dari IBMI Berlin—karena belajar itu seru, apalagi kalau bisa dibagi. Sempat tercatat di Asian Book of Records, alhamdulillah bukan karena hal viral. Di Kompasiana, saya nulis buat ngobrol—dengan diri sendiri dan siapa pun yang nyempetin baca.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Agamamu Agamamu Takjilmu Takjilku , akankah terulang war takjil 2025 ?

28 Februari 2025   13:52 Diperbarui: 28 Februari 2025   13:52 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena "War Takjil" Kebersamaan dan Toleransi di Bulan Ramadan

Fenomena "war takjil" di bulan Ramadan telah menjadi topik hangat yang menarik perhatian banyak pihak Istilah ini merujuk pada persaingan antara umat Muslim dan non-Muslim dalam berburu takjil hidangan penutup yang biasa disantap saat berbuka puasa Meskipun tidak berpuasa banyak non-Muslim yang turut serta dalam tradisi ini menciptakan suasana kebersamaan dan toleransi antarumat beragama

Fenomena "War Takjil"

Sumber : Canva
Sumber : Canva

Di berbagai daerah terutama di pusat-pusat bazar Ramadan terlihat antusiasme non-Muslim yang ikut berburu takjil Mereka rela menunggu sebelum pedagang takjil buka untuk mendapatkan hidangan favorit mereka Hal ini tidak hanya menunjukkan minat terhadap kuliner khas Ramadan tetapi juga mencerminkan semangat kebersamaan dan saling menghormati antarumat beragama

Toleransi dan Kerukunan Antarumat Beragama

Fenomena ini dianggap sebagai bentuk toleransi dan kerukunan antarumat beragama Menurut Dadang Kahmad Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah partisipasi non-Muslim dalam berburu takjil menunjukkan bahwa Ramadan membawa keberkahan bagi semua orang tanpa memandang agama dan latar belakang

Guru Besar Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Bagong Suyanto juga menyatakan bahwa fenomena ini bisa mempererat tali persaudaraan antarumat beragama menunjukkan bahwa tali persatuan masih terikat erat

Dampak Positif bagi UMKM

Selain itu fenomena "war takjil" memberikan dampak positif bagi perekonomian khususnya bagi pelaku UMKM Permintaan takjil yang meningkat selama Ramadan membantu meningkatkan pendapatan para pedagang kecil yang sebagian besar merupakan pelaku UMKM

Kesimpulan

Fenomena "war takjil" di bulan Ramadan tidak hanya menunjukkan minat terhadap kuliner khas tetapi juga mencerminkan semangat toleransi kerukunan dan kebersamaan antarumat beragama Partisipasi non-Muslim dalam tradisi ini memperkuat ikatan sosial dan memperkaya pengalaman budaya di Indonesia Akankah fenomena ini terulang pada tahun 2025 kita tunggu dan lihat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun