Tidak kalah penting adalah membangun komunikasi terbuka dengan anak mengenai pengalaman mereka di Roblox. Orang tua sebaiknya menumbuhkan kebiasaan bertanya secara natural, seperti, "Game apa yang kamu mainkan hari ini?". Pertanyaan sederhana semacam itu dapat membuka ruang dialog yang hangat, sehingga anak lebih nyaman bercerita jika mereka menemukan hal yang membingungkan atau tidak menyenangkan di dalam game. Dengan begitu, potensi risiko seperti perundungan digital, paparan konten tidak pantas, atau ajakan mencurigakan dari orang asing bisa segera diketahui dan ditangani lebih dini. Komunikasi terbuka ini juga membantu anak belajar untuk tidak menutup diri dan merasa bahwa mereka punya tempat aman untuk membagikan pengalaman. Akhirnya, solusi praktis yang tidak boleh diabaikan adalah keseimbangan antara aktivitas digital dan dunia nyata. Roblox sebaiknya diposisikan sebagai bagian dari rutinitas hiburan, bukan satu-satunya sumber kesenangan anak. Orang tua dapat mengajak anak untuk menyeimbangkan waktunya dengan kegiatan fisik, aktivitas kreatif di luar layar, atau interaksi sosial secara langsung. Dengan menjaga keseimbangan tersebut, anak akan memiliki pengalaman yang lebih beragam dan tidak bergantung sepenuhnya pada kepuasan yang datang dari dunia virtual.
Â
Â
REFERENSI
Kamilla KN, Saputri ANE, Fitriani DA, Az Zahrah SA, Andryana PF, Ayuningtyas I and
Firdausia IS, 'Teori Perkembangan Psikososial Erik Erikson' (2022) Early Childhood Journal. 77-87.
Bakhrudin All Habsy, Adhelia Caroline Sufiandi, Athallah Nadhif Baktiadi, Eka Meylana Asmarani, 'Erikson's Social-Emotional Development Theory and Kohlberg's Moral Development' (2023). Jurnal Penelitian Guru Indonesia. 4, Nomor 1, 217-228.
Ginting, S. A. & Farah, F. (2022) 'Hubungan Durasi Bermain Gawai dengan Psikososial Anak SD Regina Pacis Tanjungpandan Selama Pandemi COVID-19', Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Tarumanagara. https://journal.untar.ac.id/index.php/JKKT/article/view/20711.
Setyarini, D. I., Rengganis, S. G., Ardhiani, I. T. & Mas'udah, E. K. (2023) 'Analisis Dampak Screen Time terhadap Potensi Tantrum dan Perkembangan Anak Usia Dini', Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(2). https://mail.obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/view/3376.
Wulandari, H. & Fauziah, J. (2024) 'Pengaruh Waktu Penggunaan Layar (ScreenTime) terhadap Perkembangan Sosial-Emosional pada Anak Usia Dini: Menelusuri Dampak Era Digital', Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 10(16), pp. 407-412. https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP/article/view/7766.
Hamdan, M. M. H., Santoso, A. L., Sanjaya, A. & Parmasari, W. D. P. (2023) 'Hubungan Antara Lama Screen time Dengan Risiko Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas Pada Anak Usia 3-6 Tahun Di Mojokerto', Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan. https://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/16237.