[caption id="attachment_420858" align="alignleft" width="700" caption="Museum Fatahillah"][/caption]
Ada banyak bangunan kuno dan bersejarah atau juga merupakan peninggalan jaman penjajahan dulu di Indonesia. Ada yang dirawat dan dijaga dengan baik tapi ada juga yang terbengkalai atau dialihfungsikan. Di Jakarta kita punya kawasan kota tua yang juga merupakan tujuan wisata di Jakarta. Di sini kita bisa berkunjung ke Musem Fatahillah, Museum Wayang, Museum Bank Mandiri, atau bisa ke Café Batavia.
Di sini juga kita bisa melihat bangunan kuno atau rerutuhan bangunan tempo dulu. Kita bisa berkeliling menyewa sepeda dan berfoto dengan suasan tempo dulu. Di sini kita bisa menyusuri Kali Besar dan bisa melihat Jembatan Intan peninggalan Belanda. Hampir setiap hari kawasan ini ramai oleh pengunjung, apalagi di akhir pekan.
[caption id="attachment_420859" align="aligncenter" width="560" caption="Kali Besar"]
Banyak orang ke Kota Tua untuk mencari lokasi pemotretan, karena disini mereka bisa mendapatkan suasana Jakarta tempo dulu yang terkesan ‘vintage’. Ada beberapa tempat yang memang bagus dan kita bisa menggunakannnya untuk foto secara gratis, tapi ada beberapa bangunan yang kita harus minta ijin dan membayar untuk masuk dan menggunakan untuk foto atau keperluan lain.
Saya beberapa kali datang ke sana untuk mengantar teman saya, melakukan foto prewedding atau sekedar jalan-jalan saja. Beberapa tahun lalu saya masih punya banyak pilihan untuk sekedar berfoto dengan background yang bagus. Kemarin saya kesana bersama teman untuk jalan-jalan sembari foto-foto, dan saya terkejut karena kondisinya berbeda dengan beberapa tahun lalu.
Dari beberapa tahun lalu memang kawasan ini dipenuhi dengan pedagang yang berjualan sangat tidak teratur dan menutupi hampir semua tempat yang sebenarnya bisa kita gunakan untuk melakukan foto. Kemarin itu saya melihat hampir tempat-tempat yang dulu itu lega dan sekarang sudah tertutup oleh para pedagang.
Saya pernah ketempat ini beberapa tahun lalu bersama teman bule asal Eropa dan dia amat sangat menyayangkan dengan kondisi yang dilihat disana. Bangunan tua yang tidak terawat, lingkungan yang semrawut dan kotor,pedagang dimana-mana. Saya sendiri sedih dan sangat prihatin dengan kondisi seperti itu.
Teman saya yang bule itu mengatakan jika di Eropa bangunan seperti ini pasti sudah menjadi cagar budaya dan dilindungi dan bukan menjadi tempat komersil seperti ini. Belum lagi jikalau malam hari, tempat ini seperti pasar malam dengan aneka pedagang. Padahal saya melihat ada tempat khusus untuk berjualan tetapi tempat tersebut kosong dan hanya beberapa orang yang berjualan disana selebihnya kosong.
Alangkah baiknya jika pedagang itu di rapikan atau diberikan tempat yang tidak mengganggu keindahan dari kawasan yang seharusnya menjadi aset berharga kota ini. Karena semakin hari mereka semakin banyak dan keberadaanya terus terang menganggu keindahan tempat itu. Bahkan sepanjang jalan kearah stasiun kota di sepanjang trotoar itu banyak sekali pedagang.
Ada beberapa bangunan yang di bongkar dan diperbaharui, terlihat beberapa turis asing baik yang sendirian atau ditemani pemandu wisata. Mereka pasti meyayangkann jika kondisi kawasan itu tak seperti yang mereka lihat di brosur atau di internet. Apa yang akan terjadi di kawasan ini beberpa tahun kedepan?apakah akan semakin tertib dan teratur? Berubah fungsi menjadi pasar? Atau mungkin semakin semrawut.
Foto.Dok Pribadi
[caption id="attachment_420854" align="alignleft" width="700" caption="Satu sudut di kota tua"]