Mohon tunggu...
Noer Ima Kaltsum
Noer Ima Kaltsum Mohon Tunggu... Guru - Guru Privat

Ibu dari dua anak dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Amputasi

12 Agustus 2015   23:21 Diperbarui: 12 Agustus 2015   23:21 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Amputasi

Laki-laki itu pergi ke makam di dekat rumahnya. Dia tak membawa bunga tabur seperti layaknya bila orang datang ke suatu makam. Memang kedatangan laki-laki ke makam itu bukan untuk berziarah kubur juga bukan untuk mengingat kematian. Di depan gundukan tanah dia menatap kosong. Tanah merah yang masih basah.

“Bukan Fulan atau Fulanah yang berada di dalam liang ini, melainkan sepotong kakiku.”

Laki-laki itu meneteskan air mata. Kedua anaknya yang berada di sampingnya memegang tangan kiri dan kanannya. Kedua anaknya ikut terisak.

00000

Akhirnya laki-laki itu dan keluarganya menyetujui tindakan amputasi. Berat rasanya kehilangan satu kaki setelah beberapa hari mencoba untuk dipertahankan.

Akan tetapi kehilangan satu kaki akan lebih baik daripada mempertahankan satu kaki yang sudah remuk dan tak bisa kembali. Menimbulkan bau busuk, cairan, dan akhirnya kakinya tak berfungsi.

Laki-laki itu kini berada di atas kursi roda. Sesekali menggunakan bantuan kruk untuk membantunya berjalan. Laki-laki itu dapat beraktifitas lagi meski dengan satu kaki.  (Selesai)

Karanganyar, 12 Agustus 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun