Nah, ini membuat banyak orang bertanya-tanya: Apakah kita sedang menuju situasi di mana militer kembali punya peran ganda seperti zaman Orde Baru?Â
Akankah ada ‘Danzo’ di Indonesia—sosok yang menguasai sektor sipil sekaligus memegang kendali penuh atas militer?
Karena kalau kita lihat sejarah, setiap kali militer terlibat terlalu dalam di pemerintahan, biasanya berujung ke arah otoritarianisme dan represi.Â
Ingat bagaimana Danzo ‘menyelesaikan’ masalah klan Uchiha? Dia tidak mencari solusi damai, tapi menggunakan tentara untuk membasmi mereka.Â
Itu bisa jadi pengingat, bahwa ketika kekuasaan sipil dan militer bercampur, biasanya pendekatan yang dipilih bukan lagi musyawarah, tapi operasi militer.
Lalu, apakah kita benar-benar butuh pemimpin yang masih punya kendali penuh atas tentara? Atau justru itu akan membawa kita mundur ke era yang seharusnya sudah selesai?
Dwifungsi ABRI dan Kemiripan dengan Danzo
Di era Orde Baru, militer punya peran ganda yang disebut Dwifungsi ABRI. Intinya, tentara tidak hanya bertugas menjaga pertahanan negara, tapi juga ikut campur dalam pemerintahan dan berbagai aspek kehidupan sipil.Â
Jabatan strategis di birokrasi, politik, hingga bisnis diisi oleh para perwira militer. Bahkan, di DPR ada jatah kursi khusus buat mereka, tanpa pemilu!Â
Dengan kata lain, tentara bukan hanya alat pertahanan, tapi juga pengendali kekuasaan.Â
Dan karena sifatnya militer, pendekatan yang diambil dalam mengelola negara seringkali bersifat otoriter, yaitu tidak ada ruang untuk diskusi, yang melawan dianggap musuh, dan yang berbeda pendapat bisa "dilenyapkan".Â
Sekarang, coba kita lihat Danzo Shimura di dunia Naruto. Dia ini ibarat "petinggi militer" Konoha yang selalu merasa paling tahu soal keamanan desa.Â