Mohon tunggu...
Noer Fitrianto Priyo
Noer Fitrianto Priyo Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Psikoterapis dan Coach yang juga bekerja sebagai Business Developer dan Business Operational Administration dalam sebuah Perusahaan Counseling dan Coaching

Saya adalah seseorang yang sangat menyukai Psikologi. Saya telah mengambil diploma di Psikoterapi, Counselling dan Coaching dengan pendekatan Psikologi Transpersonal, Pendekatan Masterson post-Freudian, Jungian Psychotherapy dan Somatic Psychotherapy. Selain itu secara akademis saya sedang menjalani Magister Psikologi Sains di peminatan Psikologi Industri & Organisasi. Hobi saya adalah bermain musik dan membaca buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Budaya Perilaku "Amae" Melalui "Self"

1 Desember 2023   10:22 Diperbarui: 1 Desember 2023   10:38 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun konsep amae masih dalam tahap pembelajaran lebih dalam dan lanjut, amae dapat diimplikasikan dalam kehidupan sehari hari. Karena amae meliputi sebuah hubungan antara kedua belah pihak, maka hubungan amae dapat dikarakteristikan dengan perilaku yang mengambil peran dimana satu orang merupakan peminta amae atau bisa juga disebut amaeru dan yang lain adalah penyedia amae atau amayakasu. Maka, konsep ini dapat digunakan dalam aspek hubungan interpersonal, contohnya adalah hubungan romantis antar pasangan. Perilaku amae dapat meningkatkan kualitas hubungan saat peminta dan penyedia termotivasi dari keinginan untuk meningkatkan intimasi, seseorang yang memiliki tujuan intimasi tinggi cenderung lebih terlibat dengan aktivitas-aktivitas bersama pasangannya, untuk menyediakan support sosial dan mempersepsikan pasangannya sebagai memiliki tujuan intimasi yang kuat dapat memantapkan kepuasan dalam sebuah hubungan (Sanderson & Cantor, 2001). Motivasi intimasi juga terasosiasikan dengan emosi positif yang lebih banyak dan kultivasi yang lebih baik melalui percakapan antar pasangan (McAdams & Constantian, 1983). Menurut Marshall et al (2010) perilaku amae pada pasangan romantis dapat terasosiasikan dengan kualitas hubungan yang lebih baik dan konflik yang lebih berkurang antar pasangan serta peningkatan motivasi untuk kedekatan dalam hubungan romantis.

Kita perlu meningkatkan dan menciptakan budaya perilaku amae yang universal dalam keseharian kita. Salah satunya adalah dalam ruang lingkup mikro yakni antara hubungan romantis pasangan, yang semoga dapat berdampak kepada ruang lingkup makro dalam sebuah masyarakat yang berbudaya amae dalam rangka memanifestikan emosi positif, komunikasi yang baik secara interpersonal, kualitas hubungan yang baik secara interpersonal, konflik yang berkurang secara interpersonal maupun intrapersonal dan intimasi yang lebih baik secara interpersonal dan intrapersonal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun