Sekarang, kita bandingkan dengan biaya buka puasa bersama teman-teman. Katakanlah di kafe atau restoran. Paling banter cukup untuk lima sampai enam orang. Kadang-kadang kurang, malah.
Pewujud Mimpi
Pertanyaan berikutnya. Apakah menu nasi kotak itu enak?
Tentu saja, iya. Buat kami yang berpuasa sehari penuh, menu apa saja terlihat enak dan lezat. Jangankan ayam goreng, kalau buka puasa, gorengan tahu saja terasa sangat menggugah selera dan menggiurkan.
Namun demikian, rasa nikmat itu sejatinya bukan terletak pada rasa. Melainkan perasaan bahagia. Benar kata orang bijak, orang yang berbagi pasti tidak akan pernah merugi. Dengan berbagi, sebenarnya kita tengah berupaya melahirkan kebahagiaan untuk diri sendiri.
Lagipula, Islam mengajarkan kita untuk berbagi. Karena dengan berbagi, apalagi dilandasi dengan niat yang ikhlas, itu akan meringankan kita ketika mengikuti sidang hisab di akhirat kelak.
Selain itu, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Turmudzi, Nabi mengatakan ada tiga orang yang doanya tidak akan ditolak. Mereka adalah imam yang adil, orang yang berpuasa ketika berbuka, dan doa orang yang dizalimi.
Dari hadis itu kita bisa mengambil peluang. Dengan berbuka bersama anak yatim, kita bisa meminta didoakan. Titip doa, istilahnya. Apalagi mereka baru saja berbuka puasa. Dengan hati yang suci, atas izin Sang Maha Pengabul Doa, tentu munajat kita akan terkabul.
Teteh melanjutkan bercerita, selama bulan Ramadan, selepas tarawih, anak-anak yatim memang diwajibkan untuk melaksanakan doa bersama. Pada momen itulah doa-doa dari para donatur akan dipanjatkan.
Teteh kemudian menyodorkan saya secarik kertas. Katanya, siapa tahu ada doa yang ingin dititipkan. Supaya dibacakan oleh anak-anak asuh selepas tarawih nanti.