Mohon tunggu...
Adhi Nugroho
Adhi Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Blogger | Author | Analyst

Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tiga Kue Manis untuk Berbuka dari Pasar Wadai Banjarmasin

14 April 2023   23:31 Diperbarui: 14 April 2023   23:32 1653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amparan Tatak, kue Sultan pada zamannya (sumber: dokumentasi pribadi).

Tiga Kue Manis

Menurut saya, manisnya berpuasa tak lengkap rasanya jika tidak berbuka dengan yang manis. Oleh sebab itu, mumpung hari ini pulang cepat, saya putuskan berkunjung ke Pasar Wadai Banjarmasin.

Hitung-hitung jalan-jalan sore, sekaligus berburu kue manis untuk berbuka. Setelah berkeliling, akhirnya saya menjatuhkan pilihan ke tiga jenis kue.

Pertama, Mille Crepes. Yang satu sebenarnya ini bukan kue tradisional. Mille Crepes adalah kue terkenal asal Prancis. Terdiri dari lapisan krep tipis dan olesan krim.

Meski begitu, Mille Crepes di pasar wadai berbeda dari yang lain. Kue itu telah mendapat sentuhan modifikasi dari penjualnya. Olesan krimnya memang masih ada. Tapi topping-nya diganti dengan Milo.

Iya, Anda tidak salah baca. Milo.


Oleh sebab itu, ibu penjual kue memelesetinya dengan sebutan Milo Crepes. Buat saya, ya, enggak apa-apa. Sama seperti Indomie, rasa bubuk Milo sudah melekat di lidah orang Indonesia.

Belum makan saja sudah bisa membayangkan rasanya akan seperti apa. Lembut dan manis. Semanis bubuk Milo. Harganya juga terjangkau. Lima belas ribu perak per potong.

Mille Crepes dengan topping Milo (sumber: dokumentasi pribadi).
Mille Crepes dengan topping Milo (sumber: dokumentasi pribadi).

Kedua, Amparan Tatak. Nah, kalau yang ini benar-benar kue tradisional Banjar. Kue ini termasuk kategori kue basah dengan bahan utama berupa tepung beras santan, pisang, gula, dan santan. Rasanya gurih dan manis.

Menurut sebuah artikel yang saya baca, kue ini dulunya lazim disajikan kepada kaum bangsawan dari Kerajaan Banjar dan Daha. Kue sultan, katanya. Untung saja, sekarang tidak perlu menjadi bangsawan untuk bisa merasakan kelezatan kue ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun