Mohon tunggu...
Adhi Nugroho
Adhi Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Blogger | Author | Analyst

Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kalau Bisa Dikenang, Buat Apa Melupakan Mantan?

20 Februari 2020   00:00 Diperbarui: 20 Februari 2020   20:11 1361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pixabay/JerzyGorecki

Mantan bukanlah sosok yang mesti dilupakan. Sedikit banyak campur tangan mantan membentuk kepribadianmu yang sekarang. Kalau merasa dirimu lebih baik saat ini, buat apa bersusah-payah melupakan Sang Mantan?

***

Waktu selamanya akan jadi misteri bagi umat manusia. Kita tidak akan pernah tahu, dengan siapa kita akan bertegur sapa. Kita tidak akan pernah menduga, dengan siapa kita akan jatuh cinta. Kita pun tidak akan pernah menyangka, bilamana kekasih yang dipuja tiba-tiba meminta putus saja.

Begitulah kehidupan. Semua laksana roda. Baru kemarin tersenyum ceria, besok-besok sudah bersedih penuh derita. Akan tetapi, jangan pernah baper meratapi jejak yang telah ditinggalkan. Termasuk ketika alam bawah sadar membuatmu teringat kembali akan Sang Mantan.

Dia yang dahulu pernah menyakitimu, semestinya membuatmu lebih kuat. Begitu pun sebaliknya. Dia yang dahulu kau campakkan, seharusnya bisa membuatmu lebih berempati.

Dengan kata lain, selalu ada hikmah yang bisa dipetik dalam setiap kejadian. Meskipun kita tahu, pada praktiknya tidak semudah membalik telapak tangan. Selalu ada rasa kangen, mungkin juga sesal, ketika Sang Mantan sudah mengetok manja batok kepala.

Sekarang, coba kita berpikir sejenak. Jarak antara kita dan mantan sebenarnya hanya sebatas waktu. Dahulu bercumbu mesra bagai sepasang kekasih paling bahagia sedunia, sekarang pura-pura tidak kenal bagai pengemplang yang menghindar dari kejaran pemberi hutang.

Atau boleh jadi kondisi sekarang memang memaksamu tidak boleh saling bertegur sapa. Kamu sudah punya pasangan, dia pun sudah bahagia menjalani bahtera pernikahan. Masing-masing dari kalian sudah terikat dengan komitmen cinta hingga hayat memisahkan.

Kalau ini yang terjadi, seharusnya tidak akan ada rasa benci ataupun rindu ketika teringat Sang Mantan.

Beda hal ketika kamu masih sendirian, sementara Si Dia sudah berada dalam dekapan orang. Gondok, sebal, dan keki. Paling-paling tiga hal itu yang mewarnai perasaanmu ketika teringat akan kenangan dengan Si Dia. Entah menyesal pernah memutuskannya, atau kesal karena pasangannya yang sekarang jauh lebih baik dari dirimu.

Apa pun kondisinya, terima saja. Kita tidak akan pernah bisa melupakan mantan. Sebab kita bukanlah seorang pesakitan yang tengah mengidap amnesia. Bila memori dengan Si Dia mampir di ingatanmu, suguhilah kehadirannya dengan sikap yang benar. Bukan dengan kesal, apalagi uring-uringan.

Percuma saja kamu berpura-pura sudah melupakannya. Ingatanmu tentang Sang Mantan pasti sekuat memorimu bermain bola saat masih ingusan dahulu. Cerita tentang Si Dia, baik yang manis maupun yang pahit, akan menjadi kerangka sosokmu yang sekarang. Itu tidak bisa dimungkiri, ataupun ditawar-tawar lagi.

Oleh karena itu, kuncinya bukan melupakan, tetapi berdamai dengan pikiran. Buat apa mengenang memori derita? Ingat yang baik-baiknya saja.

Faktanya, toh, kalian pernah jadian. Artinya, kamu dan dia di masa lalu pernah bersatu, bersama memadu kasih, berbalas-balas pujian, bercanda tawa, bersikeras membuat nama panggilan sayang, atau bersandar di bahu dan pangkuan. Yang jelas, kalian pernah saling menyayangi. Titik.

Nikmati saja ingatan itu. Ingatan-ingatan indah saat masih bersama dahulu. Ingatan-ingatan yang membuatmu tertawa ketika memutar kembali memori tempo dulu. Bukan ingatan terakhir sesaat sebelum kalian putus cinta. Jangan!

Apa salahnya mengingat mantan kalau itu bisa membuatmu senang? Apa salahnya mengenang mantan kalau itu bisa membuatmu tertawa riang?

Hanya saja, kamu juga perlu tahu jurus menahan diri. Supaya ketika teringat Sang Mantan, kamu tidak jadi baper lantas buru-buru stalking Instagram. Kalau rindu tak tertahan, bisa-bisa kamu tebar pesan pancingan, "Eh, kamu apa kabar?"

Kalau dia masih sendirian, mungkin tidak apa-apa. Yang jadi masalah kalau dia sudah ada yang punya. Keisenganmu hanya akan memperkeruh kisah cinta atau rumah tangga mereka berdua.

Jadi, berdamailah dengan diri sendiri. Pahamilah bahwa mantan tidak akan menjadi racun bilamana dikurung dalam ingatanmu saja. Jangan sampai jatuh ke hati lantas ingin mengulang kembali kisah lama yang masih belum tuntas.

Sejujurnya, mengenang mantan itu menyenangkan. Momen indah bila dikenang akan membangkitkan semangat dan menjaga mood tetap senang. Tapi ingat, ini hanya mengenang, ya! Bukan cari-cari alasan atau modus untuk berhubungan kembali.

Sebab seharusnya kamu ikut bahagia ketika melihat dia telah bahagia di sana. Bukan malah megap-megap laksana cacing kepanasan. Kalau, toh, bukan kamu yang akhirnya berada dalam pelukannya, setidaknya Tuhan pernah memberikan waktu bagi kalian berdua untuk saling bersama.

Alasan itu sudah cukup untuk membuatmu berdamai dengan pikiran. Bila dia terus bersamamu, mungkin kalian atau salah seorang dari kalian berdua tidak akan hidup bahagia. Sebab percayalah, jodoh sudah ditentukan Tuhan jauh-jauh hari sebelum dunia diciptakan.

Begitu pula dengan kamu. Takdir telah membawamu menjadi pengisi waktu kesendiriannya di masa lalu. Hargailah itu dengan senyuman, alih-alih kekesalan. Waktumu dan dia, sekali lagi, sudah ditentukan. Lebih baik ingat yang baik-baiknya saja, bukan?

Percayalah, kawan. Ketika kamu sudah mampu berdamai dengan pikiran, mengenang mantan pun terasa lebih menyenangkan. Tidak ada beban, apalagi cibiran. Tidak ada kesal, apalagi gontok-gontokan.

Yang tersisa tinggal kenangan indah milikmu seorang. Bukan milik pasanganmu yang sekarang, bukan pula pertanda kamu masih cinta dengan Sang Mantan. Jangan terbawa perasaan, anggap saja lucu-lucuan.

Toh, pada akhirnya, yang kita cari dalam hidup ini adalah kebahagiaan, bukan? Jadi, buatlah hidupmu bahagia ketika teringat akan Si Dia. Kalau bisa dikenang, buat apa melupakan mantan? [Adhi]

---

Anggota Tim HASIMA:
- Adhi Nugroho
- Thurneysen Simanjuntak
- Andriana Rumintang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun