Memulai pagi dengan minum air putih sambil membaca berita adalah salah satu kebiasaan favorit saya. Rasanya kembali segar dan memompa semangat untuk siap bekerja. Namun pagi itu, botol air mineral yang saya minum hampir saja terlepas dari genggaman tangan. Saya dikagetkan oleh sebuah berita.
"Indonesia Juara Memproduksi Sampah", begitu bunyi judul beritanya. Tanpa tunggu lama, saya pun lanjut membaca isinya.
Diberitakan bahwa Indonesia menempati peringkat pertama dalam urusan menghasilkan sampah, bila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam laporannya yang berjudul Waste Management in ASEAN Countries, kita memproduksi tidak kurang dari 64 juta ton sampah dalam setiap tahunnya. Data tersebut dihimpun sepanjang tahun 2015.
Karena penasaran, saya coba menghitung secara lebih detail. Anggaplah data milik PBB itu benar. Jika kita membagi angka tersebut dengan 250 juta penduduk dan 365 hari, maka hasilnya akan membuat mata terbelalak. Saya dan kalian semua, rata-rata menghasilkan 0,7 kilogram sampah setiap harinya!
Bahkan, menurut data terkini yang baru saja dikeluarkan oleh lembaga riset asal Inggris, The Economist Intelligence Unit, jumlahnya malah semakin meningkat. Sepanjang tahun 2017, rata-rata jumlah sampah makanan yang dihasilkan oleh satu orang penduduk Indonesia adalah 300 kilogram. Ini mengantarkan Indonesia sebagai negara penghasil sampah makanan terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi (427 kilogram per kapita per tahun).
Ya Tuhan, ternyata banyak sekali makanan yang kita buang sia-sia, pikir saya.
Miris rasanya ketika di sisi lain kita menjumpai fakta bahwa 19,4 juta saudara kita di nusantara menderita kelaparan. Menurut Organisasi Pangan Dunia (FAO), penyebab utamanya adalah kemiskinan. Seandainya makanan yang kita sia-siakan bisa diberikan kepada mereka, pastilah mereka tidak perlu mengencangkan ikat pinggang.
Lagi-lagi karena rasa penasaran, saya mencoba membuktikan. Majalah kesehatan, Asia Fitness Today, menjelaskan bahwa rata-rata kebutuhan asupan makanan dengan gizi yang cukup untuk satu orang dewasa dalam sehari adalah 1,95 kilogram. Mengacu data tersebut, maka seharusnya kita bisa mengentaskan kelaparan, dengan memberikan 60% makanan yang kita sia-siakan pada saudara kita yang kurang beruntung.
Terlepas dari itu, rasanya kita harus sepakat untuk lebih menghargai setiap suap makanan yang kita makan. Caranya tentu saja dengan menghabiskan makanan yang kita makan. Atau dengan mengambil makanan secukupnya jika menghadiri acara yang menyajikan hidangan prasmanan. Ya, kan?