Mohon tunggu...
Noval Kurniadi
Noval Kurniadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Speaking makes words, writing makes wor(l)ds

Passion is the fashion for ur ACTION. Passion without action is NO MENTION! | Kontributor wikipedia | www.valandstories.com | Novalku@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Asya Story" Serial Original Genflix yang Temanya Menarik, tapi Tidak dengan Ceritanya

4 Maret 2021   11:50 Diperbarui: 4 Maret 2021   11:55 2833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film Hormones via genflix

Dalam beberapa tahun terakhir, tren masyarakat dalam menyaksikan film dan serial mengalami perubahan. Jika dahulu kita hanya bisa mengandalkan saluran televisi dan bioskop untuk menyaksikan film atau serial yang sedang tayang, kini tak lagi karena akses untuk menonton sudah lebih luas. Sejak munculnya berbagai platform streaming film, kita jadi lebih leluasa dalam menikmati film dan serial dimana pun dan kapan pun tanpa harus terpaku dengan jadwal tertentu.

Salah satunya platform streaming yang eksis sekarang adalah Genflix yang kini menjadi langganan saya. Selain karena biaya berlangganannya yang terjangkau (bahkan kita bisa berlangganan hanya dengan mengeluarkan Rp5.000/hari atau Rp10.000/3 hari), adanya misi dalam mendukung perfilman nasional juga menjadi alasan kenapa saya tertarik untuk menjadi penonton di Genflix.

Hal itu dibuktikkan oleh Genflix lewat konten-konten original yang diproduksinya. Di sini kita bisa melihat berbagai film dan serial Indonesia menarik yang ekslusif dibuat hanya untuk penonton Genflix. Beberapa judul di antaranya adalah "Young Marriage", "Friendshit", "Terompet Tahun Baru", "Asya Story", "Podkaestsang" hingga yang terbaru "Komisi Pemberantas Ketakutan".

Bagi penggemar serial, pasti tahu bahwa biasanya setiap episode berdurasi 30 hingga 60 menit. Namun serial-serial di Genflix ini unik. Jumlah episode yang ditawarkan masih bisa dihitung dengan jari (rata-rata kurang dari 10) dan durasi per episode terbilang sedikit. Enggak semuanya sih. Tapi dari apa yang saya perhatikan, rata-rata sih seperti itu.

Dari beragam konten original yang dimiliki oleh Genflix, "Asya Story" adalah salah satu yang telah saya tonton. Saya tertarik untuk menyaksikannya karena Asya Story mengangkat isu pelecehan seksual yang belum semua remaja memahaminya. 

"Asya Story" hanya memiliki total 6 episode. Durasi masing-masing episodenya pun terbilang ringkas, hanya berkisar 10 menit. Jadi gak butuh waktu berhari-hari untuk menamatkan serial di Genflix. Hanya butuh waktu sekitar 1 jam, kita pun sudah menyelesaikannya dan bahkan maraton ke serial Genflix lainnya.

Serial ini diangkat dari novel Wattpad karya Sabrina Febrianti yang telah dibaca sebanyak 27 juta kali. Dari temanya sih menarik. Tapi kenyataannya, apakah ceritanya semenarik itu?

Ulasan "Asya Story"

Sesuai judulnya, "Asya Story" bercerita tentang kehidupan seorang gadis bernama Asya. Dikisahkan Asya adalah remaja yang biasa seperti remaja pada umumnya, namun semuanya berubah saat seseorang laki-laki bernama Alex menodainya sampai hamil di sebuah studio musik di sekolahnya. 

Sejak itu, hidup Asya berubah. Ia depresi dan jadi lebih murung dibandingkan biasanya. Ibu Asya yang mengetahui bahwa Asya telah dilecehkan, datang ke sekolah. Ia bersama suaminya menuntut pihak sekolah untuk mencari tahu siapa pelaku pelecehan.

Untuk mencari jawabannya, pihak sekolah kemudian menghadirkan empat orang siswa, termasuk Alex yang diduga sebagai pelaku pelecehan seksual. Asya kemudian diminta untuk menunjuk siapa salah satu di antara mereka yang telah tega merenggut kesucian dirinya. 

Asya menunjuk seseorang. Namun tak disangka, orang tersebut bukanlah Alex, melainkan Fano, cowok berkacamata yang tak lain adalah sahabatnya Alex. Di saat Alex tak bertanggung jawab atas perbuatannya, Fano pun datang sebagai malaikat penyelamat. Ujung-ujungnya, kalian pasti sudah bisa menebaknya sendiri bagaimana endingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun