Mohon tunggu...
Khanif Fauzan
Khanif Fauzan Mohon Tunggu... Penulis - Pustakawan

Terima kasih telah berkunjung, semoga barakah manfaat! :) https://linktr.ee/fauzankhanief

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ujaran Kebencian dan Melihat Kedudukan Manusia di Sisi Allah

19 Juni 2020   09:28 Diperbarui: 1 Juli 2020   01:05 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ujaran Kebencian Sebabkan Depresi

Begitu mudahnya mengungkapkan ujaran kebencian di zaman sekarang.

Dalam berita yang di laporkan harian Kompas.com, sepanjang 2018, setidaknya ada 3.000 akun yang di deteksi Polri secara aktif menyebarkan ujaran kebencian di media sosial. "Ada lima jenis kejahatan, mulai dari hoaks, berita bohong, berita palsu, penistaan agama, hingga pencemaran nama baik" Ujar Direktur Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal (Bareskrim), Polri Brigjen Rachmad Wibowo. (Baca : Selama 2018, Polisi Tangkap 122 Orang di Medsos)

Meski Polda Metro Jaya meminta Kemkominfo RI untuk memblokir 218 akun media sosial pada awal Mei lalu, tetap saja ujaran kebencian bertebaran di media sosial. Sebab, media sosial adalah cerminan isi kepala dan perilaku manusia. Manusia bebas berekspresi dan menjadi siapapun.

Media sosial adalah wadah sempurna yang bebas dari nilai dan norma masyarakat.

Cukup dengan modal ponsel dan pulsa 5000 rupiah, serta di kelilingi iklim demokrasi yang bebas, segalanya menjelma jadi 'terserah gue!' 'bukan urusan elo!'. Orang jadi mudah menyakiti sekaligus mudah sakit hati. Tidak salah kalau para ahli mengatakan, dunia sekarang sedang menuju era 'Keperempuanan'. Dunia lebih gampang  jadi 'Baper' dari pada melihat realita ala 'Kelelakian'.

Apalagi trend kepenulisan sekarang yang lebih di minati pembaca adalah gaya storytelling, pake emosi. Itulah kenapa trend di dunia maya gampang berubah-ubah, labil.  Tidak heran bila seseorang yang nge-post tentang ujaran kebencian, esoknya gampang sekali minta maaf. Ketika lain kesempatan ia menyerang islam, teriak-teriak toleransi bila di tangkap polisi. Tergantung 'pemesanan' dan cenderung main aman.

Benarlah sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam,

"Bersegeralah melakukan amalan shalih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia" (HR. Muslim)

Para ulama telah memperingatkan kita, bahwa zaman ini adalah zamannya fitnah dan ujian serta sibuknya manusia dengan urusan yang melalaikan. Mudah sekali terkena fitnah, tentu saja tak ada orang yang benar-benar baik, walau pun seringkali banyak beribadah dan suka menyaksikan video dakwah.

Ujaran kebencian akan melalaikan, orang cenderung suka debat dan melupakan Allah. "Tapi, jika tak dilawan, tentu mereka akan semakin mempengaruhi kaum awam!" begitu kata seorang netizen, waktu saya scrolling komenan di sebuah postingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun