Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Pendidik - ... n i t a ...

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bidik Kelebihan Anak, Upaya Temukan Potensi Terbaik Mereka

12 September 2023   17:20 Diperbarui: 13 September 2023   15:01 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi artikel/Sumber: melalui Kompas.com (Dokumen Sekolah Cikal)

"Kenapa anak saya begitu pendiam dan lebih banyak melakukan aktivitasnya dengan asik seolah dia punya dunia sendiri?"  Seorang teman berdiskusi mengenai anaknya. Anaknya sangat aktif dan senang melakukan aktivitas-aktivitas motorik berkaitan dengan bongkar-pasang mainan otomotif, bermain puzzle, dan segudang aktivitas lainnya.

Anak tersebut cukup memahami bahasa dan bisa berkomunikasi (dengan bahasa reseptif). Jika orangtua dan guru memanggilnya, dia merespons dengan menghampiri sumber suara walau tanpa menjawab. Jika disuruh mengambilkan sesuatu barang, dia dengan sigap melakukannya. Namun demikian terlihat sangat malas  untuk merespon jawaban secara verbal ketika ada orang lain bertanya.

Ada kecenderungan membandingkan kemampuan anak kita dengan yang lain, saya juga pelaku. Ada rasa panik yang menghampiri ketika mengetahui bahwa kemampuan anak kita tidak seperti yang lain (dari kacamata berpikir kita).

Biasanya setelah itu terjadi kita akan berusaha mengubah anak menjadi sama dengan temannya. Memang secara tidak sadar kita sedang melakukan upaya menghilangkan keunikan potensi anak dari sudut pandang yang kita punya. Pola pikir dan keinginan kita.

Di artikel ini, saya akan mencoba membahas sudut pandang lain mengenai kemampuan tiap anak. Howard Garner menjelaskan tentang 9 Kecerdasan Majemuk, diantaranya adalah kecerdasan visual spatial, kecerdasan matematis, kecerdasan  musik, kecerdasan naturalis, kecerdasan verbal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan linguistik, kecerdasan kinestetik.

9 kecerdasan majemuk ini saya ingin kaitkan pada jenis profesi atau pekerjaan-pekerjaan yang bisa digeluti oleh seorang individu. Ada ragam pekerjaan yang tidak terlalu memerlukan kecerdasan linguistik dalam melakukan profesi atau pekerjaan tersebut, semisal Akuntan, Software Developer, Desainer Grafis, Arsitek, dan masih banyak bidang profesi lain yang tidak menitikberatkan hanya pada kemampuan berbahasa seorang individu.

Ragam pekerjaan tersebut tidak memerlukan kemampuan public speaking yang dominan. Profesi-profesi ini cenderung memerlukan kecerdasan matematis, visual spatial dimana kemampuan berbahasa tidak menjadi yang utama. Kemampuan logis, analitis menjadi sebuah kemampuan yang lebih ditonjolkan.

Walaupun tidak nol sama sekali, kemampuan berbahasa untuk komunikasi yang dasar masih dibutuhkan. Komunikasi menjadi jembatan yang digunakan untuk memahami instruksi dan merespon instruksi tersebut.

Paradigma berpikir ini bisa digunakan untuk mengurangi rasa galau, rasa khawatir akan keterbatasan anak-anak kita dalam keterampilan berbahasa mereka. Memperkuat kecerdasan yang dimiliki dan mengasahnya hingga mencapai level terbaiknya menjadi lebih penting ketimbang membidik kelemahan-kelemahan mereka dan upaya-upaya memaksakan keseragaman dengan pihak lain..

Memang tidak mudah mengubah pola pikir seragam yang telah mengakar kuat dalam kehidupan dan kebudayaan kita, tetapi ini menjadi penting dan akhirnya membuat kita jauh lebih mudah menerima kelebihan serta kelemahan anak-anak kita. Meyakini bahwa tiap anak adalah unik dengan kelebihan yang mereka bawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun