Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest 2022 - People Choice 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kita Teman Seperjalanan dalam Memahami Dunia Seksualitas, Nak

19 April 2022   06:30 Diperbarui: 28 April 2022   13:41 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Artikel/Sumber : Unsplash.com

Sigmund Freud sekitar tahun 1900 sekian dalam teori psikoseksual-nya menyebutkan ada beberapa tahapan yang akan dialami seorang individu. Dimulai dari fase oral, anal, phallic, laten, serta genital. Teori ini adalah sebuah pijakan dalam menjelaskan dan memahami beberapa penyakit mental serta gangguan emosional.

Freud menjelaskan bahwa tiap fase memiliki tujuan tertentu terkait anggota tubuh tertentu pula. Psikoseksual menekankan pemuasan kenikmatan serta tahap penyelesaian konflik terkait bagian tubuh tertentu. Apabila tidak terjadi penyelesaian konflik di tiap fase, maka akan terjadi regresi dalam tahap perkembangan selanjutnya. 

Setiap tahap tersebut dikaitkan dengan sumber kesenangan (pemenuhan kenikmatan) serta penyelesaian konflik yang lekat dengan bagian tubuh tertentu.

Fase Oral terjadi pada usia 0-1 tahun, selanjutnya Fase Anal terjadi pada usia 1-3 tahun. Fase Phallic terjadi pada usia 3 - 6 tahun. Selanjutnya ada Fase Laten, ini terjadi pada rentang usia 7-10 tahun, kemudian yang terakhir adalah Fase Genital. Fase ini terjadi pada usia 12 tahun keatas.

Fase Phallic adalah fase dimana seorang individu ada pada rentang usia 3 hingga 6 tahun. Mereka mengalami pemenuhan kenikmatan ketika alat kelaminnya dirangsang.

Fase ini adalah fase alamiah yang dialami setiap individu, yang artinya wajar bila pada rentang usia ini individu terlihat memegang atau 'merangsang' alat kelamin.

Maksud saya bukan sebuah penyimpangan seksual ketika di usia ini anak terlihat memegang-megang alat kelaminnya, atau menggesekkan alat kelamin karena memang terjadi perkembangan pemenuhan kebutuhan di tahap ini.

Terkait permasalah Fian, apakah berarti Fian mengalami fiksasi atau regresi di fase ini sehingga dia masih melampiaskan halnitu dengan memegang alat kelamin teman-teman laki-lakinya? Tentu harus menelusur dengan sangat cermat sebelum menyimpulkan.

Saya tidak bilang bahwa teori Freud ini sebagai satu-satunya teori sahih yang mampu menjawab satu fenomena ini. Saya tidak akan berupaya menggenaralisir kasus ini seperti pasien-pasien Freud yang mengalami masalah serupa kala itu.

Yang lebih penting adalah bagaimana peran setiap stakeholder terkait upaya pendidikan terhadap Fian, baik sekolah melalui guru-gurunya, orangtua, dan masyarakat.

Saya koq sangat yakin, bahwa masih banyak kasus serupa yang 'tak terlihat'. Ini semacam fenomena gunung es. Masyarakat dan kita masih tabu, enggan, bahkan takut membicarakannya di ranah publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun