Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Pendidik - ... n i t a ...

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar dari Kisah Anne Sullivan: "Knowledge dan Attitude" Harus Bergandengan Tangan

11 Agustus 2020   05:08 Diperbarui: 12 Agustus 2020   23:03 1645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Anne Sullivan dan Hellen Keller sumber : abbaloveministries.org

Terinspirasi dari seorang pendidik yang memiliki "rasa kasih besar" dalam mengajar dan mendidik dengan hati bagi siswanya yang memiliki kelemahan tubuh dalam fungsi penglihatan dan pendengarannya. 

Dia bernama Anne Sullivan. Anne, dikenal sebagai pendidik dan pembimbing pribadi dari seorang tokoh besar bernama Hellen Keller. Anne memiliki nama kecil Johanna Mansfield Sullivan. 

Hellen Keller bukan siswa biasa, dia memiliki kelemahan tubuh. Pada awalnya, bukan sebuah hal mudah untuk mengajar Hellen kecil, bagi Anne. Keterbatasan fungsi penglihatan dan pendengarannya, membuat Hellen Keller frustasi yang selanjutnya sering menimbulkan perilaku kemarahan yang hebat sehingga sulit bagi Anne untuk mengajarnya.

Saat usia 7 tahun, Anne dipertemukan dengan Hellen. Hellen memiliki tabiat kasar dan pemarah. Hal ini disebabkan karena keterbatasan yang diderita oleh Hellen Keller.

Hellen hidup dalam didikan keluarga yang konservatif. Hellen tidak mengenal dunia di luar rumahnya. Bukan hal yang mudah bagi Anne untuk membawa Hellen keluar dari masalah yang dihadapinya.

Anne Sullivan bukan seorang guru yang mudah menyerah. Kasih dan ketekunan yang pada akhirnya memunculkan bonding kuat diantara guru dan siswa ini membawa sebuah pencerahan.

Metode pengajaran Anne, yang mengandalkan rabaan dan getaran suara membuat Hellen bisa mengenal banyak kata. Anne Sullivan, terus berjuang, sehingga Helen dapat mengalami metode pembelajaran di luar rumah dan di sekolah.

Singkat cerita, Hellen Keller menjadi pejuang kaum difabel dan juga salah seorang tokoh kemanusiaan dunia, dan bukan hanya itu saja,  beliau juga merupakan seorang penulis  12 buku dan beberapa artikel. 

Sosok Anne Sullivan, memiliki peran besar dalam mengubah masa depan Hellen Keller.

Bisa dibayangkan jika Anne Sulivan hanya mencekoki Hellen Keller dengan pengetahuan (knowledge) semata, tanpa pembentukan sikap dan perilaku yang baik (attitude), tidaklah mungkin Hellen bisa menjadi seorang yang peduli dengan kaum difabel dan menjadi seorang tokoh kemanusiaan besar di dunia.

**

Saya sangat percaya dengan teori pendidikan niteni, nirokke, nambai-nya Ki Hadjar Dewantara. Sama seperti Anne Sulivan yang terlebih dahulu memberikan kasih dan hatinya untuk mendidik Hellen Keller (yang bukan perkara mudah tentunya), akhirnya Hellen kecil mampu menangkap sebuah model pengajaran itu dan menjadi dasar Hellen menjalani hidupnya.

Pendidikan tak melulu berbicara mengenai pengetahuan. Sisi lain pendidikan juga menyentuh area lain, sebuah sikap kearifan dan "andhap asor" dalam bertindak di kehidupan. Pengetahuan yang diajarkan tidak akan bermanfaat dengan baik, jika penggunaannya akan menghancurkan kehidupan.

Sebuah institusi pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat besar. Melongok dalam pendidikan yang saat ini dijalankan yaitu konsep PJJ (Pembelajaran Jarak jauh), dimana pendidikan dijalankan dengan konsep daring, memerlukan sebuah kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua.

Konsep pembelajaran yang saat ini dijalani, dimungkinkan sangat memenuhi area pengetahuan, terlebih di era digital ini, tentu bukanlah hal yang sulit untuk mendapatkan input pengetahuan, yang tersedia berlimpah di jagat maya. Namun demikian, menyentuh area sikap dan perilaku juga tidak bisa ditinggalkan, sehingga pengetahuan yang didapatkan bisa didayagunakan untuk kesejahteraan manusia.

Seirama dengan pengalaman Hellen Keller, pendidik semacam Anne Sullivan yang memiliki visi dan misi mengelola pengetahuan dan sikap secara seimbang, layak diteladani.

Menyoal kasus-kasus tayangan yang lalu lalang di media sosial, yang kerap berseberangan dengan nilai kemanusiaan, menjadi sebuah perenungan bersama, apakah pengetahuan dan sikap sudah bergandengan tangan dalam kehidupan?

Pendidikan bila hanya menyentuh pengetahuan, seperti manusia yang hidup tanpa hati, tidak memiliki rasa, demikian sebaliknya pendidikan bila hanya fokus pada sikap tanpa pengetahuan yang mumpuni tentu yang terjadi adalah pembodohan. Mereka harus selalu berjalan seiring.

Mengarahkan pendidikan dalam kerangka modernisasi, tidak salah. Namun demikian, menyeimbangkan dengan fungsi penegakan sikap arif serta "andhap asor" juga merupakan hal yang tak kalah penting. Pendidikan menyentuh seluruh sisi kehidupan manusia, hal yang boleh dikatakan tidak sederhana.

Teknologi atau modernitas bisa diharapkan membantu aspek kehidupan manusia, tetapi teknologi tidak bisa menggantikan hati nurani yang terkait dengan sikap arif dan "andhap asor" tadi. Hati nurani, akal budi, tak bisa dipenuhi hanya oleh teknologi. 

**

Berharap pengetahuan dan sikap bisa selalu bergandeng tangan dalam mewarnai kehidupan dan kepribadian manusia yang disentuhnya, seperti teladan pendidik besar Anne Sullivan menyentuh hati Hellen Keller.

Semoga bermanfaat.

Referensi :

1 , 2, 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun