Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Pendidik - ... n i t a ...

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perubahan Gaya Bermain Anak-Remaja Dulu dan Sekarang

15 Juni 2020   05:00 Diperbarui: 15 Juni 2020   05:01 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi main bareng game online/sumber: kompas tv

Dulu saat pulang sekolah (saat saya masih di jenjang Sekolah Dasar dan kelas - kelas awal di SMP), setelah bersih-bersih badan dan berganti seragam serta makan siang, saya dan adik diijinkan oleh Ibu kami untuk bermain sebentar bersama teman-teman di sekitar perumahan, hingga waktu sebelum aktivitas tidur siang dilakukan

Banyak permainan yang kami lakukan bersama di tanah lapang berumput di depan rumah kami, tentunya bersama kawan-kawan kami di lingkungan rumah.

Kami bisa bermain tali bersama, bermain petak umpet bersama, bermain bentengan, gobak-sodor, hingga bermain layang-layang. Aktivitas permainan anak-anak perempuan, biasanya bermain congklak, bermain bola bekel, dan bermain orang-orang-an dengan media kertas.

Pernah juga, sesekali waktu kami bermain di semak-semak yang letaknya di ujung perumahan, hanya sekedar mencari buah ciplukan, dan menyentuh tumbuhan puteri malu, menyenangkan sekali.

Aktivitas menangkap aneka capung lalu melepaskannya kembali, juga pernah saya rasakan bersama, kala itu  dengan teman-teman di masa kecil. 

Banyak sekali aktivitas fisik yang kami lakukan. Suatu saat, ada kejadian biskuit kaleng palsu beredar di pasaran, dengan gaya detektif, kami melakukan sosial eksperimen sederhana, dengan mendatangi kios, warung kecil bersama-sama untuk menyelidiki adakah biskuit-biskuit kaleng palsu tersebut di kios, toko terdekat di lingkungan kami. Itu sebagian gaya bermain kami saat anak-anak.

Tentu pengalaman ini juga pernah Anda (yang seangkatan saya dan sebelumnya tentu hehehe....) rasakan. Pengalaman bermain dengan nuansa dominasi alam dan bercengkrama di alam nyata. Bermain bersama-sama dengan berkumpul lebih dari lima orang, di area yang cenderung luas. Aktivitas fisik sering mewarnai gaya bermain kami.

Pulang berkeringat dengan tanda basahnya kaos bermain kami, yang mengakibatkan orang tua langsung memberi instruksi untuk segera mandi, saat kami pulang bermain. Ya, gaya bermain kami dulu, didominasi aktivitas fisik, entah itu berlari, melompat, menendang bola, memainkan tangan untuk melayangkan layang-layang kami, berpanas-panas dalam permainan gobak sodor, dan sebagainya.

Seiring waktu berganti, gaya bermain pun mengalami metamorfosis.......

Saya sering sekali mendengar cerita-cerita dari siswa dan siswi, juga dari orang tua mereka, tetangga, kerabat, jika gaya bermain anak dan remaja saat ini sudah sangat berbeda (saya juga mencermati langsung di lingkungan keluarga besar saya dan kolega, teman, dan kerabat)

Banyak pergeseran terjadi, anak dan remaja saat ini, memiliki gaya bermain yang relatif berbeda, terkendala dengan area bermain yang lebih terbatas, maraknya platform bermain digital yang lebih mempesona bagi anak dan remaja kita sehingga mengubah gaya hidup mereka dalam pergaulan, dan beragam alasan lainnya.

Pergeseran gaya bermain anak dan remaja memang tidak di semua lini, masih ada juga sebagian anak dan remaja di daerah-daerah tertentu yang masih menjaga dan  memelihara permainan-permainan tradisional, tetapi tidak bisa dipungkiri  terjadi beberapa pergeseran atau perubahan pergaulan terkait gaya bermain anak-anak dan remaja kita saat ini.

Berikut ini merupakan gaya bermain yang dituturkan dan diakui oleh sebagian besar siswa-dan siswi terkait gaya bermain mereka. Mereka rata-rata berusia 10 hingga 14 tahun. Beberapa pergeseran seputar gaya bermain atau pergaulan anak-anak hingga remaja awal yang saya rangkum dari mereka :

ilustrasi hangout yang dilakukan di sebuah resto/sumber: kompas.com
ilustrasi hangout yang dilakukan di sebuah resto/sumber: kompas.com
1. Hangout di Resto-resto Gaul

Hangout alias kongkow atau nongkrong bareng, menjadi salah satu gaya hidup dalam hal pergaulan masa kini. Menurut sebagian besar siswa dan siswi, hal ini telah menjadi salah satu ciri kekinian mereka. Ada beberapa pengalaman menunjukkan, mereka menjadikan kedai kopi, resto-resto gaul lain menjadi tempat ngumpul bareng teman di akhir pekan biasanya, setelah sepekan melakukan kegiatan belajar.

Banyak hal yang mereka bisa sharing-kan di tempat hangout-nya ini. Mulai dari jadwal dan tempat hangout berikutnya, membahas film terbaru yang akan ditonton bersama, membicarakan cowok gebetan misalnya, hehe..

2. Mabar

Mabar merupakan singkatan dari MAin BAReng. Kalo tempo doeloe, main bareng bertempat di tanah lapang, atau berkumpul di pekarangan rumah yang luas. Mabar ini merupakan satu jenis istilah gaya bermain kekinian, dimana mereka dapat bermain games secara online bersama-sama. Mereka bisa bermain bahkan berkompetisi satu jenis permainan yang sama dengan menggunakan gawai. Siswa saya pernah juga menjuarai kompetisi game online ini yang dilakukan secara tim.

Kompetisi virtual yang tidak perlu bertatap muka langsung sangat banyak peminatnya dari kalangan remaja. Pertemuan dilakukan secara daring. Kompetisi ini kerap dimasukkan dalam jenis E-Sport. Kemampuan problem solving dan pengaturan strategi dapat diasah melalui permainan virtual ini. 

Kemampuan mengatur waktu sangaaat diperlukan untuk jenis permainan ini. Salah-salah bisa mengacaukan prioritas sebagai seorang pelajar, jika tak ingat waktu!!

3. Nonton Film Baru Bersama di Bioskop

Salah satu kegiatan bermain yang lain, yaitu nonton film baru bareng-bareng dengan teman di bioskop. Jenis kegiatan bermain bareng ini juga sering menjadi kegiatan di penghujung akhir pekan. Beberapa siswa terkadang membicarakan "spoiler" seputar film tersebut, tetapi kemudian ada celetukan "sssssttttt..... jangan diceritain, jadi gak seru nanti...!"

Mereka biasanya melakukan aktivitas yang satu ini saat akhir pekan, bersama - sama dengan teman-teman satu group-nya. Mereka yang memiliki kesukaan genre film yang sama, biasanya akan ngumpul untuk nonton bareng-bareng.

4. Bermain Media Sosial 

Nah, yang satu ini merupakan jenis gaya bermain kekinian yang sangat "identik" dengan era milenial saat ini. Medsos merupakan satu hal yang akrab dengan anak dan remaja milenial kita. Dengan menggunakan gawainya, mereka bisa tahan berjam-jam menyendiri melakukan selancar virtualnya. 

Mereka mendapatkan referensi pergaulan dari media sosial yang mereka ikuti. Menambah jumlah teman dalam dunia online, juga menjadi salah satu alasan eksistensi mereka dalam jagad maya ini. 

Semakin banyak "follower", semakin populer serta bangga. Bila mendapat like banyak saat mengunggah postingan, merasa puas dan bahagia. 

Mereka juga berlomba mendapat sebuah pengakuan akan keberadaannya di relasi berbasis daring ini. Alasan yang menjadi latar belakang mengapa anak dan remaja kita, menjadikan media sosial sebagai salah satu media "bermain".

5. Buat Konten di Youtube

Gaya bermain anak dan remaja kita berikut ini merupakan sebuah gaya bermain yang cukup produktif serta bisa mengembangkan kreativitas serta inovasi mereka. Banyak sekali pengalaman di sekitar saya, dimana hal ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup anak dan remaja masa kini.

 Monetisasi merupakan hal yang sudah biasa terjadi dalam kehidupan beberapa anak kreatif yang sangat produktif dalam membuat karya-karya yang bisa dinikmati secara virtual ini.

Di usia dini mereka sudah mendulang rupiah karena konten-konten mereka yang meledak di jagat maya. Di usia muda, banyak juga yang telah memiliki penghasilan yang boleh dibilang tidak sedikit, contoh ini bisa dibaca juga dalam lansiran Kompas.com (20/12/2019).

Gaya bermain lambat laun pasti mengalami perubahan, selama perubahan itu membawa perkembangan fisik, mental maupun psikologis yang mendukung, maka hal ini tidak menjadi masalah. Filter dan pengawasan orang tua sangat dibutuhkan sehingga hal ini pun akan berdampak baik bagi anak dan remaja kita.

Memberikan edukasi serta bimbingan terkait gaya bermain ini juga sangat penting. Terlibat dalam gaya bermain anak dan remaja kita tetapi tidak masuk terlalu dalam, juga disarankan, agar kita sebagai orang tua bisa tetap memonitor dan ikut memberikan evaluasi terkait perkembangan sosialisasi mereka. Mengatur waktu sedemikian rupa sehingga waktu bermain dan waktu belajar, serta waktu-waktu bersama keluarga tidak saling tumpang tindih, sangat ditekankan disini.

Semoga bisa bermanfaat.

Referensi :

1

https://www.kompas.com/tren/read/2019/12/20/204442865/berpenghasilan-ratusan-miliar-2-bocah-ini-masuk-10-youtuber-terkaya-2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun