Mohon tunggu...
Niswana Wafi
Niswana Wafi Mohon Tunggu... Lainnya - Storyteller

Hamba Allah yang selalu berusaha untuk Istiqomah di jalan-Nya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Utang Membengkak, Salah Kelola Negara?

5 Februari 2023   11:32 Diperbarui: 5 Februari 2023   11:36 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Monstera: https://www.pexels.com

Jika kita melihat sejarah, pola "pemberian" utang oleh negara-negara Barat sebelum Perang Dunia I adalah dengan memberikan utang kepada negeri-negeri muslim. Dengan utang itu, mereka selanjutnya memaksa dan melakukan intervensi, bahkan menduduki wilayah negeri-negeri muslim tersebut. Pola yang sama masih dilakukan hingga saat ini. Selain itu, utang luar negeri tidaklah diberikan oleh negara-negara kapitalis Barat, kecuali dengan riba. Padahal, riba jelas haram hukumnya bagi umat muslim.

Islam sudah menjelaskan bagaimana aturan ketika sebuah negara berutang. Sebuah negara tidak perlu berutang kecuali untuk perkara-perkara yang sangat mendesak atau bisa menimbulkan kerusakan dan kebinasaan jika tidak berutang. Namun, jika hal tersebut tidak mendesak dan bisa ditangguhkan, maka yang harus dilakukan yakni menunggu hingga negara memiliki harta. Upaya lain bisa dilakukan untuk mengatasi krisis ekonomi, misal penarikan pajak yang hanya dibebankan pada orang-orang kaya.

Negara yang menerapkan sistem Islam akan fokus untuk menyejahterakan seluruh rakyatnya. Jika ada satu orang yang tidak bisa makan dalam sehari, itu sudah menjadi alarm keras akan buruknya distribusi harta. Oleh karenanya, tidak heran jika indikator kesejahteraan ekonomi rakyat di negara Islam adalah terpenuhinya seluruh kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan). Islam juga memiliki sejumlah sumber APBN yang masing-masing memiliki nominal besar sehingga bisa meminimalkan terjadinya utang luar negeri. Kebutuhan-kebutuhan publik, seperti kesehatan, pendidikan, dan perumahan, harus diberikan secara gratis karena itu merupakan wujud pelayanan negara kepada rakyatnya.

Masih ingatkah kalian mengenai kisah Zimbabwe dan Sri Lanka yang terjerat utang dari Cina? Utang tidak membuat kedua negara tersebut terbantu ekonominya, tetapi justru makin terperosok jauh ke dalam krisis. Keduanya tidak mampu membayar utang dan negara lain juga ragu untuk membantu. Akibatnya, krisis ekonomi yang terjadi di sana menumbalkan rakyatnya. Aset-aset BUMN pun terpaksa dikuasai pihak kreditur akibat negara gagal membayar utang. Lantas, apakah kita hanya berdiam diri dan membiarkan Indonesia senasib dengan Zimbabwe dan Sri Lanka?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun